Menjadi Istiqamah dalam Ketaatan Setelah Ramadhan Berlalu

Minggu, 01 Mei 2022 - 03:00 WIB
loading...
A A A
Lalu kemudian Allah subhanahu wata’ala menguji kembali kualitas taat dan takwa itu di hari-hari setelah Ramadhan. Perbuatan baik dan berbagai ketaatan yang terus berlanjut itulah yang tampak sebagai indikator istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan.

Seorang salaf berkata,

“Sesungguhnya ganjaran perbuatan baik adalah (mendapat taufiq Allah) melakukan kebaikan lagi setelahnya. Maka barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama.” (Lathaiful Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hambali, 311)

Istiqamah dalam ketaatan ini juga merupakan tanda kejujuran iman seseorang kepada Allah subhanahu wata’ala. Sama saja apakah amalan itu hukumnya wajib ataupun sunnah.

Contoh terbaik tentang istiqamah dalam ketaatan ini ada pada Nabi kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah suri teladan kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan oleh ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ – يَعْنِي: جَعَلَهُ ثَابِتًا غَيْرَ مَتْرُوكٍ -، وَكَانَ إِذَا نَامَ مِنَ اللَّيْلِ، أَوْ مَرِضَ، صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً.


“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau melakukan suatu amalan maka beliau berusaha untuk meneguhkannya (tidak meninggalkannya). Apabila beliau tertidur dari shalat malam atau karena sakit, maka beliau menunaikannya di siang hari sebanyak dua belas rakaat.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

يَا رَسُول الله، قُلْ لي في الإسْلامِ قَولًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ.


“Wahai Rasulullah, katakan kepadaku satu perkataan dalam Islam yang tidak adakn saya tanyakan kepada selain engkau.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

[‌arabOpen]قُلْ: ‌آمَنْتُ ‌بِاللهِ، ‌ثُمَّ ‌اسْتَقِمْ


“Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.”

Lebih dari itu, orang yang mantap sepenuh hati mengikrarkan diri untuk komitmen istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan atau secara umum, Allah subhanahu wata’ala akan beri jaminan yang tidak tanggung-tanggung.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ


“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Rabb kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

Oleh sebab itu, beratnya perjuangan untuk tetap istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan ini perli kita dorong dengan kekuatan ruh. Kita dekatkan lagi hubungan kita dengan Allah subhanahu wata’ala melalui untaian doa-doa yang kita langitkan di waktu dan tempat terbaik dan mustajab untuk berdoa.

Salah satu doa memohon istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan yang dapat kita panjatkan sebagaimana berikut ini:

اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ، وَيَا مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1363 seconds (0.1#10.140)