Dituduh Menyimpang karena Tidak Menikah dan Menolak Makan Daging
loading...
A
A
A
Amir bin Abdillah memutuskan hidup di negeri Syam untuk mengisi sisa-sisa umurnya. Beliau memilih Baitul Maqdis sebagai tempat tinggal dan beliau mendapatkan perlakuan baik dan pemimpin Syam Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dihormati dan dihargai.
Tatkala beliau sakit menjelang wafatnya, para sahabat beliau menjenguknya dan mereka mendapatkan beliau sedang menangis. Mereka bertanya: “Apa yang menyebabkan Anda menangis, padahal Anda memiliki keutamaan ini dan itu?”
Beliau menjawab: ‘Demi Allah aku menangis bukan karena ingin hidup lama di dunia atau takut menghadapi kematian, akan tetapi aku menangis karena jauhnya perjalanan dan alangkah sedikitnya bekal. Sungguh, aku berada di antara tebing dan jurang… bisa jadi ke jannah bisa jadi pula tergelincir ke neraka, aku tidak tahu di mana aku akan sampai...”
Kemudian beliau menghela nafas pelan sedang lisannya basah dengan zikrullah. Di sana, di kiblat yang pertama, Haramain yang ketiga, tempat Rasul melakukan isra’ Amir bin Abdilah At-Tamimi berdiam diri.
Semoga Allah menerangi Amir di dalam kuburnya dan membahagiakannya di jannah-Nya yang kekal. Amin. (Habis) (Baca juga: Saudagar Yunus bin Ubaid, Selain Jujur Juga Wara )
Dinukil dari Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya , Mereka adalah Para Tabiin, diterjemahkan oleh Abu Umar Abdillah dari bahasa Arab dengan judul asli "Shuwaru min Hayati A;-Tabi'in".
Tatkala beliau sakit menjelang wafatnya, para sahabat beliau menjenguknya dan mereka mendapatkan beliau sedang menangis. Mereka bertanya: “Apa yang menyebabkan Anda menangis, padahal Anda memiliki keutamaan ini dan itu?”
Beliau menjawab: ‘Demi Allah aku menangis bukan karena ingin hidup lama di dunia atau takut menghadapi kematian, akan tetapi aku menangis karena jauhnya perjalanan dan alangkah sedikitnya bekal. Sungguh, aku berada di antara tebing dan jurang… bisa jadi ke jannah bisa jadi pula tergelincir ke neraka, aku tidak tahu di mana aku akan sampai...”
Kemudian beliau menghela nafas pelan sedang lisannya basah dengan zikrullah. Di sana, di kiblat yang pertama, Haramain yang ketiga, tempat Rasul melakukan isra’ Amir bin Abdilah At-Tamimi berdiam diri.
Semoga Allah menerangi Amir di dalam kuburnya dan membahagiakannya di jannah-Nya yang kekal. Amin. (Habis) (Baca juga: Saudagar Yunus bin Ubaid, Selain Jujur Juga Wara )
Dinukil dari Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya , Mereka adalah Para Tabiin, diterjemahkan oleh Abu Umar Abdillah dari bahasa Arab dengan judul asli "Shuwaru min Hayati A;-Tabi'in".
(mhy)