Sering Sholat Malam, Ternyata Sangat Baik untuk Kesehatan
loading...
A
A
A
Qiyamul Lail atau sholat malam yang dilakukan di sepertiga malam menyimpan keagungan dan kemuliaan yang luar biasa untuk mengatasi berbagai problematika kehidupan, apalagi dalam situasi pandemi saat ini. Dari sisi kesehatan misalnya, qiyamul lail yang dilakukan secara rutin mempunyai berbagai manfaat.
Dirangkum dari berbagai sumber, salah satu manfaat qiyamul lail bagi kesehatan, adalah dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan juga mengusir semua penyakit. Jika sering mengerjakan shalat malam itu akan membuat kekebalan tubuh semakin kuat.
Sebagaimana dikisahkan sahabat Bilal radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah shalallaahu alahi wa sallam bersabda:
“Hendaklah kalian senantiasa melakukan Qiyamul Lail (shalat malam), karena sesungguhnya shalat malam adalah kebiasaan Shalihiin (orang-orang shalih) sebelum kalian. Dan sesungguhnya shalat malam adalah pendekatan kepada Allah, penghalang dari perbuatan dosa, penghapus segala kesalahan dan mengusir segala penyakit dari jasad (tubuh).” (HR At-Tirmidzi).
Selain itu, manfaat qiyamul lail ini dapat dilihat dari kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam, para sahabat-sahabatnya dan para ulama yang jarang sakit.
Amalan Qiyamul Lail yang Dilakukan Imam 4 Mazhab
Dalam buku berjudul “Bersujud di Keheningan Malam” karya Muhammad Shalih Ali Abdullah Ishaq dikisahkan, dijelaskan bahwa di antara ulama yang patut menjadi contoh untuk qiyamul lail adalah para imam empat madzhab, yaitu;
1. Imam Hanafi (80 H-150 H).
Qiyamul lail yang dikerjakan Imam Abu Hanifah rahimahullah sungguh sangat menakjubkan. Menurut Abu ‘Ashim al-Baghdadi, Abu Hanifah sering dijuluki ‘tiang’ karena banyaknya mengerjakan sholat dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Abu Hanifah rahimahullah selalu menghidupkan seluruh malam, ia menangis sampai tetangganya merasa kasihan. Ada cerita yang bisa dipercaya tentang dirinya bahwa ia selalu menghabiskan malamnya, sampai tukang pencucinya mengatakan: “Engkau telah menyusahkan orang setelahmu (untuk mengikuti atau melebihi sholatmu), dan engkau telah melebihi para ahli ibadah.”
Diceritakan dari al-Qasim bin Mu’in rahimahullah, ia mengatakan: “Abu Hanifah berdiri mengerjakan sholat malam dengan membaca ayat ini:
“Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (Q.S. Al-Qomar : 46)
Ia mengulang-ulang ayat ini sambil menangis dan merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai pagi hari. Pada suatu malam Abu Hanifah mengerjakan shalat dan membaca ayat ini:
“Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka,” (Q.S. Ath-Thur: 27).
Ia tetap mengulang-ulang ayat tersebut sampai pagi.
Diriwayatkan dari Yazid bin al-Kumait, ia mengatakan, “Abu Hanifah rahimahullah sangat takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada suatu malam ketika mengerjakan sholat Isya, kami diimami oleh Ali bin Al-Husain Al-Mu’adzdzin dan ia membaca surat Al-Zalzalah, sedangkan Abu Hanifah berada di belakang sebagai makmum. Ketika orang-orang telah bubar, Abu Hanifah berdiri dan mengerjakan sholat sampai pagi dan berulang-ulang mengatakan: “Wahai Dzat yang memberikan balasan kebaikan dengan kebaikan walau kebaikan itu hanya seberat atom, dan yang memberikan balasan keburukan dengan keburukan walaupun hanya seberat atom, jauhkan hambamu dari neraka dan dari segala yang mendekatkan pada keburukan, dan masukkan hambamu ini ke dalam rahmatmu yang sangat luas.”
Dirangkum dari berbagai sumber, salah satu manfaat qiyamul lail bagi kesehatan, adalah dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan juga mengusir semua penyakit. Jika sering mengerjakan shalat malam itu akan membuat kekebalan tubuh semakin kuat.
Baca Juga
Sebagaimana dikisahkan sahabat Bilal radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah shalallaahu alahi wa sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ
“Hendaklah kalian senantiasa melakukan Qiyamul Lail (shalat malam), karena sesungguhnya shalat malam adalah kebiasaan Shalihiin (orang-orang shalih) sebelum kalian. Dan sesungguhnya shalat malam adalah pendekatan kepada Allah, penghalang dari perbuatan dosa, penghapus segala kesalahan dan mengusir segala penyakit dari jasad (tubuh).” (HR At-Tirmidzi).
Selain itu, manfaat qiyamul lail ini dapat dilihat dari kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam, para sahabat-sahabatnya dan para ulama yang jarang sakit.
Amalan Qiyamul Lail yang Dilakukan Imam 4 Mazhab
Dalam buku berjudul “Bersujud di Keheningan Malam” karya Muhammad Shalih Ali Abdullah Ishaq dikisahkan, dijelaskan bahwa di antara ulama yang patut menjadi contoh untuk qiyamul lail adalah para imam empat madzhab, yaitu;
1. Imam Hanafi (80 H-150 H).
Qiyamul lail yang dikerjakan Imam Abu Hanifah rahimahullah sungguh sangat menakjubkan. Menurut Abu ‘Ashim al-Baghdadi, Abu Hanifah sering dijuluki ‘tiang’ karena banyaknya mengerjakan sholat dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Abu Hanifah rahimahullah selalu menghidupkan seluruh malam, ia menangis sampai tetangganya merasa kasihan. Ada cerita yang bisa dipercaya tentang dirinya bahwa ia selalu menghabiskan malamnya, sampai tukang pencucinya mengatakan: “Engkau telah menyusahkan orang setelahmu (untuk mengikuti atau melebihi sholatmu), dan engkau telah melebihi para ahli ibadah.”
Diceritakan dari al-Qasim bin Mu’in rahimahullah, ia mengatakan: “Abu Hanifah berdiri mengerjakan sholat malam dengan membaca ayat ini:
بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ
“Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (Q.S. Al-Qomar : 46)
Ia mengulang-ulang ayat ini sambil menangis dan merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai pagi hari. Pada suatu malam Abu Hanifah mengerjakan shalat dan membaca ayat ini:
فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ
“Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka,” (Q.S. Ath-Thur: 27).
Ia tetap mengulang-ulang ayat tersebut sampai pagi.
Diriwayatkan dari Yazid bin al-Kumait, ia mengatakan, “Abu Hanifah rahimahullah sangat takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada suatu malam ketika mengerjakan sholat Isya, kami diimami oleh Ali bin Al-Husain Al-Mu’adzdzin dan ia membaca surat Al-Zalzalah, sedangkan Abu Hanifah berada di belakang sebagai makmum. Ketika orang-orang telah bubar, Abu Hanifah berdiri dan mengerjakan sholat sampai pagi dan berulang-ulang mengatakan: “Wahai Dzat yang memberikan balasan kebaikan dengan kebaikan walau kebaikan itu hanya seberat atom, dan yang memberikan balasan keburukan dengan keburukan walaupun hanya seberat atom, jauhkan hambamu dari neraka dan dari segala yang mendekatkan pada keburukan, dan masukkan hambamu ini ke dalam rahmatmu yang sangat luas.”