Ini Alasan Menikah di Bulan Syawal Disunnahkan

Selasa, 17 Mei 2022 - 21:57 WIB
loading...
Ini Alasan Menikah di Bulan Syawal Disunnahkan
Disunnahkan untuk menikahkan, menikahi, dan malam pertama pada bulan Syawal. Foto ilustrasi/dok gettyimages.com
A A A
Hari ini kita berada di pertengahan bulan Syawal tepatnya malam 17 Syawal 1443 Hijriyah, Selasa (17/5/2022). Syawal selalu identik dengan musim kawin atau pernikahan.

Banyak di antara umat muslim memilih melangsungkan pernikahan di bulan Syawal. Apa sebenarnya alasan menikah di bulan Syawal disunnahkan?



Untuk diketahui, selain Syawal, ada beberapa bulan yang baik untuk menikah di antaranya Muharram, Rabiul Awal, Sya'ban, Dzulqa'dah, Dzulhijjah.

Syawal menjadi bulan yang dianjurkan untuk menikah karena Rasulullah SAW sendiri menikah dengan Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anhu pada bulan tersebut.

Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia Ustaz Farid Nu'man Hasan menukil riwayat dari Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha. Beliau berkata:

تزوجني النبي صلى الله عليه و سلم في شوال و بنى بى في شوال . فأي نسائه كان أحظي عنده مني وكانت عائشة تستحب أن تدخل نسائها في شوال

Artinya: "Nabi shallallahu ''laihi wasallam menikahiku di bulan Syawal dan berumah tangga denganku di bulan Syawal, maka wanita manakah di sisinya yang lebih beruntung daripada aku?" Dan 'Aisyah suka jika malam pertama itu dilakukan di bulan Syawal." (Sunan Ibni Majah No. 1990, Kitab An-Nikaah, Bab Mataa Yustahabbu Al Binaa bin Nisaa)

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan:

فيه استحباب التزويج والتزوج والدخول في شوال وقصدت عائشة بهذا الكلام رد ما كانت الجاهلية عليه وما يتخيله بعض العوام اليوم من كراهة التزوج والتزويج والدخول في شوال وهذا باطل لا أصل له وهو من آثار الجاهلية كانوا يتطيرون بذلك لما في اسم شوال من الاشالة والرفع

"Di dalam hadits ini, disunnahkan untuk menikahkan, menikahi, dan malam pertama di bulan Syawal. Maksud 'Aisyah dengan ucapannya adalah sebagai sanggahan atas keyakinan masa jahiliyah dan takhayul sebagaian orang awam hari ini bahwa makruh menikahi, menikahkan, dan malam pertama di bulan Syawal. Ini adalah keyakinan yang batil dan tidak memiliki dasar, dan juga pengaruh masa jahiliyah yang dahulu mereka suka "merasa sial" lantaran penamaan Syawal yang berasal dari kata Al-Isyaalah (terangkat) dan al-Raf'u (naik)." (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/209)

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)