Al-Qur'an Menyebut Kualitas Orang yang Beriman, Waspadai Dzalimun Linafsih
loading...
A
A
A
Ada tiga karakter yang disebutkan dalam Al-Qur'an untuk menilai kadar keberagamaan seorang muslim . Secara tegas, karakter itu tercatat dalam Surat Al Fathir ayat 32. Ketiga karakter kaum muslim menurut Al-Qur'an itu adalah Sabiqun bil Khairat, Muqtashid, dan Dzalimun linafsih. Maka umat Islam perlu tahu posisinya ada di mana di antara ketiganya.
AllahTa’alaberfirman :
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Hal demikian itu adalah karunia yang besar.”(QS. Fathir: 32).
Dari tingkatan kualitas agama yang paling baik, sebagai berikut :
1.Sabiqun bil khoirot (orang yang bersegera melakukan kebaikan);
2.Muqtashid (orang yang pertengahan);
3.Dzalimun linafsih (orang yang dzalim kepada diri sendiri).
Menurut ustad di kajian Sunnah, Ahmad Anshori, pengertiansabiqun bil khoirot adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Bersamaan dengan hal itu, mereka juga semangat mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah. Mereka tinggalkan segala yang haram dan makruh. Mereka tinggalkan juga perkara mubah yang berlebihan karena khawatir terjatuh kepada perkara yang haram.
Sedangkan pengertianmuqtashid adalah orang beriman yang taat; yang menunaikan kewajiban agama dan meninggalkan yang haram. Namun, dia tidak memiliki semangat dalam mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah. Bahkan, jelas Ustadz Anshori, mereka tidak semangat dalam meninggalkan perkara-perkara makruh. Bahkan terlalu longgar dalam perkara mubah atau terkadang melakukan perbuatan makruh.
Lalu pengertiandzalimun linafsih yakni orang beriman, namun masih gemar bermaksiat, baik berupa melanggar sebagian kewajiban agama atau melakukan ha-hal yang dilarang.
Oleh karena itu, yang paling tinggi derajatnya adalah kelompoksabiqun bil khoirot. Mereka menggabungkan antara perintah mengerjakan yang wajib dan sunah, dan perintah meninggalkan yang haram dan makruh. Kemudian yang paling rendah adalah kelompokdzalimun linafsih, yang merupakan kebalikan darisabiqun bil khoirot.
Dzalimun linafsihadalah orang-orang yang teledor dalam mengerjakan perintah. Amalannya tidak sempurna dalam menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan. Sehingga mereka bermudahan-mudah dalam melakukan maksiat.
Terlepas dari tiga tingkatan di atas, ketiga kelompok itu adalah orang-orang beriman. Mereka hanya berbeda pada tingkat keimanan. Dalil yang menunjukkan bahwa mereka masih tergolong orang yang beriman, meski berada pada level yang bawah (dzalimun linafsih), adalah firman AllahTa’alapada awal ayat :
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami”(QS. Fathir: 32).
Wallahu A'lam
AllahTa’alaberfirman :
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٞ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٰتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِيرُ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Hal demikian itu adalah karunia yang besar.”(QS. Fathir: 32).
Dari tingkatan kualitas agama yang paling baik, sebagai berikut :
1.Sabiqun bil khoirot (orang yang bersegera melakukan kebaikan);
2.Muqtashid (orang yang pertengahan);
3.Dzalimun linafsih (orang yang dzalim kepada diri sendiri).
Menurut ustad di kajian Sunnah, Ahmad Anshori, pengertiansabiqun bil khoirot adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Bersamaan dengan hal itu, mereka juga semangat mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah. Mereka tinggalkan segala yang haram dan makruh. Mereka tinggalkan juga perkara mubah yang berlebihan karena khawatir terjatuh kepada perkara yang haram.
Sedangkan pengertianmuqtashid adalah orang beriman yang taat; yang menunaikan kewajiban agama dan meninggalkan yang haram. Namun, dia tidak memiliki semangat dalam mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah. Bahkan, jelas Ustadz Anshori, mereka tidak semangat dalam meninggalkan perkara-perkara makruh. Bahkan terlalu longgar dalam perkara mubah atau terkadang melakukan perbuatan makruh.
Lalu pengertiandzalimun linafsih yakni orang beriman, namun masih gemar bermaksiat, baik berupa melanggar sebagian kewajiban agama atau melakukan ha-hal yang dilarang.
Oleh karena itu, yang paling tinggi derajatnya adalah kelompoksabiqun bil khoirot. Mereka menggabungkan antara perintah mengerjakan yang wajib dan sunah, dan perintah meninggalkan yang haram dan makruh. Kemudian yang paling rendah adalah kelompokdzalimun linafsih, yang merupakan kebalikan darisabiqun bil khoirot.
Dzalimun linafsihadalah orang-orang yang teledor dalam mengerjakan perintah. Amalannya tidak sempurna dalam menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan. Sehingga mereka bermudahan-mudah dalam melakukan maksiat.
Terlepas dari tiga tingkatan di atas, ketiga kelompok itu adalah orang-orang beriman. Mereka hanya berbeda pada tingkat keimanan. Dalil yang menunjukkan bahwa mereka masih tergolong orang yang beriman, meski berada pada level yang bawah (dzalimun linafsih), adalah firman AllahTa’alapada awal ayat :
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami”(QS. Fathir: 32).
Wallahu A'lam
(wid)