Mengontruksi Ulang Tafsir Surat al-Fil, Ketika Tairan Ababil Jadi Semacam Virus

Sabtu, 11 Juni 2022 - 19:29 WIB
loading...
Mengontruksi Ulang Tafsir Surat al-Fil, Ketika Tairan Ababil Jadi Semacam Virus
Pasukan gajah. Muhammad Abduh mengartikan al-thair dengan sejenis serangga atau dewasa ini sering disebut dengan virus (Foto/Ilustrasi : Ist)
A A A
Para ahli banyak tertarik menganalisis ayat demi ayat pada surah al-Fil , khususnya pada tiga ayat terakhir, karena mereka menilai tersirat sebuah isyarat ilmiah yang cukup penting.

Muhammad Abduh mengartikan al-thair dengan sejenis serangga atau dewasa ini sering disebut dengan virus. Virus atau mikroba ini disebarkan melalui angin yang memusnahkan seluruh pasukan gajah Abrahah .



Sebelum kita lebih banyak membahas sekitar tafsir Surat Al-Fil kita ungkit dulu ingatan kita tentang kisah penyerbuan tentara Abrahah yang gagal itu.

Pada suatu hari di sekitar tahun 570 Masehi, Abrahah al-Asyram mengambil keputusan yang mengejutkan. Kakbah harus dihancurkan agar orang-orang Arab lebih banyak datang ke gereja di Yaman.

Keputusan tersebut diambil penguasa Yaman itu setelah ia gagal menarik orang-orang datang ke gereja yang ia bangun. Padahal gereja itu jauh lebih megah dan mewah.

Kala itu, kedudukan Mekkah dengan Kakbah, mendorong daerah lain juga ingin memiliki hal serupa. Mereka pun berlomba-lomba membangun rumah-rumah ibadat sendiri-sendiri. Rumah ibadat itu dibuat lebih mentereng dan megah, dengan maksud mengalihkan perhatian orang dari Makkah dan Rumah Sucinya ke daerah mereka.

Di Hira pihak Ghassan mendirikan rumah suci, Abrahah al-Asyram juga membangun rumah suci di Yaman. Bahkan sampai demikian rupa Abrahah menghiasi rumah sucinya itu dengan membawa perlengkapan paling mewah yang kira-kira akan menarik orang-orang Arab - bahkan orang-orang Mekkah sendiri – ke tempat itu.

Akan tetapi Abrahah hanyalah mimpi. Upayanya itu gagal. Jangankan orang Arab, orang-orang Yaman sendiripun meninggalkan rumah yang dibangunnya itu serta menganggap ziarah mereka tidak sah kalau tidak ke Mekkah.

Bagi orang Arab, bangunan tempat ibadah nan megah itu tidak bisa menggantikan Kakbah. Mereka enggan berpaling dari Mekkah.



Itu sebabnya Abrahah menyerang Kakbah. Saat mereka sampai ke Mekkah, kota itu sudah ditinggalkan penduduknya mengungsi. Abrahah mengerahkan pasukannya menghancurkan Kakbah dan sesudah itu akan kembali ke Yaman.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" mengisahkan ketika itu pula wabah cacar datang berkecamuk menimpa pasukan Abrahah dan membinasakan mereka. Serangan ini hebat sekali, belum pernah dialami sebelumnya.

Seluruh tentara dan gajah yang ditumpangi mereka hancur melalui serangan burung atau serangga Ababil, sebagaimana dilukiskan di dalam Al-Quran:

اَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصۡحٰبِ الۡفِيۡلِؕ
اَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِىۡ تَضۡلِيۡلٍۙ
وَّاَرۡسَلَ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا اَبَابِيۡلَۙ
تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡلٍ
فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ مَّاۡكُوۡلٍ

Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS Al-Fil 1-5)



Haekal menduga barangkali kuman-kuman wabah itu yang datang dibawa angin dari jurusan laut, dan menular menimpa Abrahah sendiri. Ia merasa ketakutan sekali.

Pasukannya diperintahkan pulang ke Yaman, dan mereka yang tadinya menjadi penunjuk jalan sudah lari, dan ada pula yang mati.

Bencana wabah ini makin hari makin mengganas dan anggota pasukan yang mati sudah tak terbilang lagi banyaknya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2508 seconds (0.1#10.140)