Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 23 dan Ketika Allah Ta'ala Menegur Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
Tafsir Surat Al-Kahfi ayat 23 berisi penegasan Allah SWT agar kita tidak mengatakan segala sesuatu bahwa sesuatu itu pasti terjadi. Dalam ayat ini dijelaskan satu peristiwa di zaman Rasulullah SAW ketika beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi tentang roh, kisah penghuni gua dan kisah Dzulqarnain .
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقُوۡلَنَّ لِشَاىۡءٍ اِنِّىۡ فَاعِلٌ ذٰ لِكَ غَدًا
Wa laa taquulanna lishai'in innii faa'ilun zaalika ghadaa
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu besok pagi" ( QS Al-Kahfi : 23)
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menyuruh orang-orang Quraish yang bertanya tentang roh, kisah penghuni gua dan kisah Dzulqarnain untuk datang besok pagi. Beliau menjanjikan akan menceritakan kepada mereka peristiwa ini.
Allah memberi pelajaran dalam ayat ini, dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, yakni menjanjikan akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau melakukan sesuatu dengan berkata: "Aku pasti melakukan itu besok pagi".
Sewaktu kaum musyrikin mengajukan tiga buah pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW, atas saran dari pendeta-pendeta Yahudi di Madinah, yaitu tentang Ashhabul Kahfi, Dzulqarnain, dan roh, maka beliau mengatakan: "Besok pagi saya akan menjawab apa yang kalian tanyakan."
Beliau tidak menyebutkan dalam perkataannya kata-kata insyaAllah. Sebelum mengakhiri kisah Ashabul Kahfi, dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan Rasul-Nya supaya beliau tidak mengucapkan janji atau suatu pernyataan untuk suatu pekerjaan dengan pasti dengan berkata, "Besok pagi akan kukerjakan." Seharusnya beliau mengetahui bahwa tidak seorangpun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi besok pagi.
Firman Allah: "Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok." ( QS Luqman/31 : 34)
Apa yang beliau janjikan kepada kaum musyrikin itu ternyata lima belas hari kemudian baru dapat beliau penuhi, yakni sesudah wahyu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu diturunkan.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقُوۡلَنَّ لِشَاىۡءٍ اِنِّىۡ فَاعِلٌ ذٰ لِكَ غَدًا
Wa laa taquulanna lishai'in innii faa'ilun zaalika ghadaa
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu besok pagi" ( QS Al-Kahfi : 23)
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menyuruh orang-orang Quraish yang bertanya tentang roh, kisah penghuni gua dan kisah Dzulqarnain untuk datang besok pagi. Beliau menjanjikan akan menceritakan kepada mereka peristiwa ini.
Allah memberi pelajaran dalam ayat ini, dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, yakni menjanjikan akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau melakukan sesuatu dengan berkata: "Aku pasti melakukan itu besok pagi".
Sewaktu kaum musyrikin mengajukan tiga buah pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW, atas saran dari pendeta-pendeta Yahudi di Madinah, yaitu tentang Ashhabul Kahfi, Dzulqarnain, dan roh, maka beliau mengatakan: "Besok pagi saya akan menjawab apa yang kalian tanyakan."
Beliau tidak menyebutkan dalam perkataannya kata-kata insyaAllah. Sebelum mengakhiri kisah Ashabul Kahfi, dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan Rasul-Nya supaya beliau tidak mengucapkan janji atau suatu pernyataan untuk suatu pekerjaan dengan pasti dengan berkata, "Besok pagi akan kukerjakan." Seharusnya beliau mengetahui bahwa tidak seorangpun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi besok pagi.
Firman Allah: "Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok." ( QS Luqman/31 : 34)
Apa yang beliau janjikan kepada kaum musyrikin itu ternyata lima belas hari kemudian baru dapat beliau penuhi, yakni sesudah wahyu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu diturunkan.
(mhy)