Mengapa Tak Ada Ayat dalam Al-Qur'an yang Membicarakan Wujud Tuhan? Begini Penjelasan Quraish Shihab
loading...
A
A
A
Cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur'an, Prof Dr KH Muhammad Quraish Shihab mengatakan kata "Allah" dalam Al-Qur'an terulang sebanyak 2.697 kali. Belum lagi kata-kata semacam Wahid, Ahad, Ar-Rab, Al-Ilah, atau kalimat yang menafikkan adanya sekutu bagi-Nya baik dalam perbuatan atau wewenang menetapkan hukum, atau kewajaran beribadah kepada selain-Nya serta penegasian lain yang semuanya mengarah kepada penjelasan tentang tauhid.
"Kalau kita membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an, hampir tidak ditemukan ayat yang membicarakan wujud Tuhan," kata Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran , Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat".
Syaikh Abdul Halim Mahmud dalam bukunya Al-Islam wa Al-'Aql juga menegaskan bahwa, "Jangankan Al-Quran, Kitab Taurat, dan Injil dalam bentuknya yang sekarang pun (Perjanjian Lama dan Baru) tidak menguraikan tentang wujud Tuhan." Ini disebabkan karena wujud-Nya sedemikian jelas, dan "terasa" sehingga tidak perlu dijelaskan.
Quraish Shihab mengatakan Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan bahwa hal tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya. Demikian dipahami dari firman-Nya dalam surat Al-Rum (30): 30.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tiada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Dalam ayat lain dikemukakan, bahwa:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menyaksikan'" ( QS Al-A'raf [7] : 172).
Quraish Shihab mencontohkah, apabila Anda duduk termenung seorang diri, pikiran mulai tenang, kesibukan hidup atau haru hati telah dapat teratasi, terdengarlah suara nurani, yang mengajak Anda untuk berdialog, mendekat bahkan menyatu dengan suatu totalitas wujud Yang Maha mutlak.
Suara itu mengantar Anda untuk menyadari betapa lemahnya manusia di hadapan-Nya. Dan betapa kuasa dan perkasa Dia Yang Mahaagung itu. Suara yang Anda dengarkan itu, adalah suara fitrah manusia.
Setiap orang memiliki fitrah itu, dan terbawa serta olehnya sejak kelahiran, walau seringkali-karena kesibukan dan dosa-dosa- ia terabaikan, dan suaranya begitu lemah sehingga tidak terdengar lagi.
Akan tetapi, bila diusahakan untuk didengarkan, kemudian benar-benar tertancap di dalam jiwa, maka akan hilanglah segala ketergantungan kepada unsur-unsur lain kecuali kepada Allah semata, tiada tempat bergantung, tiada tempat menitipkan harapan, tiada tempat mengabdi kecuali kepada-Nya.
La haula wa la quwwata illa billahi-'Aliyyil-'Azhim (Tiada daya untuk memperoleh manfaat, tiada pula kuasa untuk menolak mudarat, kecuali bersumber dari Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung). "Dan dengan demikian tidak ada lagi rasa takut yang menghantui atau mencengkeram, tiada pula rasa sedih yang akan mencekam," ujarnya.
Menurut Quraish Shihab, sesungguhnya orang-orang yang berkata (berprinsip) bahwa Tuhan Pemelihara kami adalah Allah, serta istiqamah dengan prinsip itu, akan turun kepada mereka malaikat (untuk menenangkan mereka sambil berkata) "Jangan takut, jangan bersedih, berbahagialah kalian dengan surga yang dijanjikan" ( QS Fushshilat [41] : 30)
"Orang-orang yang beriman dan jiwa mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah. Memang hanya dengan mengingat Allahlah jiwa menjadi tenteram" ( QS Al-Ra'd [13] : 28).
Memang boleh jadi ada saat-saat dalam hidup ini -singkat atau panjang- di mana manusia mengalami keraguan tentang wujud-Nya, bahkan boleh jadi keraguan tersebut mengantarnya untuk menolak kehadiran Tuhan dan menanggalkan kepercayaannya, tetapi ketika itu keraguannya akan beralih menjadi kegelisahan, khususnya pada saat-saat ia merenung.
Manusia Ateis
Quraish Shihab mengatakan bahwa hampir tidak ditemukan ayat yang membicarakan tentang wujud Tuhan. Ini, karena harus diakui bahwa ada beberapa ayat Al-Qur'an yang dapat dipahami sebagai berbicara tentang wujud Tuhan, dan ada pula beberapa ayat yang mengisyaratkan adanya segelintir manusia yang ateis.
Misalnya, Allah berfirman:
"Kalau kita membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an, hampir tidak ditemukan ayat yang membicarakan wujud Tuhan," kata Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran , Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat".
Syaikh Abdul Halim Mahmud dalam bukunya Al-Islam wa Al-'Aql juga menegaskan bahwa, "Jangankan Al-Quran, Kitab Taurat, dan Injil dalam bentuknya yang sekarang pun (Perjanjian Lama dan Baru) tidak menguraikan tentang wujud Tuhan." Ini disebabkan karena wujud-Nya sedemikian jelas, dan "terasa" sehingga tidak perlu dijelaskan.
Quraish Shihab mengatakan Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan bahwa hal tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya. Demikian dipahami dari firman-Nya dalam surat Al-Rum (30): 30.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tiada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Dalam ayat lain dikemukakan, bahwa:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menyaksikan'" ( QS Al-A'raf [7] : 172).
Quraish Shihab mencontohkah, apabila Anda duduk termenung seorang diri, pikiran mulai tenang, kesibukan hidup atau haru hati telah dapat teratasi, terdengarlah suara nurani, yang mengajak Anda untuk berdialog, mendekat bahkan menyatu dengan suatu totalitas wujud Yang Maha mutlak.
Suara itu mengantar Anda untuk menyadari betapa lemahnya manusia di hadapan-Nya. Dan betapa kuasa dan perkasa Dia Yang Mahaagung itu. Suara yang Anda dengarkan itu, adalah suara fitrah manusia.
Setiap orang memiliki fitrah itu, dan terbawa serta olehnya sejak kelahiran, walau seringkali-karena kesibukan dan dosa-dosa- ia terabaikan, dan suaranya begitu lemah sehingga tidak terdengar lagi.
Akan tetapi, bila diusahakan untuk didengarkan, kemudian benar-benar tertancap di dalam jiwa, maka akan hilanglah segala ketergantungan kepada unsur-unsur lain kecuali kepada Allah semata, tiada tempat bergantung, tiada tempat menitipkan harapan, tiada tempat mengabdi kecuali kepada-Nya.
La haula wa la quwwata illa billahi-'Aliyyil-'Azhim (Tiada daya untuk memperoleh manfaat, tiada pula kuasa untuk menolak mudarat, kecuali bersumber dari Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung). "Dan dengan demikian tidak ada lagi rasa takut yang menghantui atau mencengkeram, tiada pula rasa sedih yang akan mencekam," ujarnya.
Menurut Quraish Shihab, sesungguhnya orang-orang yang berkata (berprinsip) bahwa Tuhan Pemelihara kami adalah Allah, serta istiqamah dengan prinsip itu, akan turun kepada mereka malaikat (untuk menenangkan mereka sambil berkata) "Jangan takut, jangan bersedih, berbahagialah kalian dengan surga yang dijanjikan" ( QS Fushshilat [41] : 30)
"Orang-orang yang beriman dan jiwa mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah. Memang hanya dengan mengingat Allahlah jiwa menjadi tenteram" ( QS Al-Ra'd [13] : 28).
Memang boleh jadi ada saat-saat dalam hidup ini -singkat atau panjang- di mana manusia mengalami keraguan tentang wujud-Nya, bahkan boleh jadi keraguan tersebut mengantarnya untuk menolak kehadiran Tuhan dan menanggalkan kepercayaannya, tetapi ketika itu keraguannya akan beralih menjadi kegelisahan, khususnya pada saat-saat ia merenung.
Manusia Ateis
Quraish Shihab mengatakan bahwa hampir tidak ditemukan ayat yang membicarakan tentang wujud Tuhan. Ini, karena harus diakui bahwa ada beberapa ayat Al-Qur'an yang dapat dipahami sebagai berbicara tentang wujud Tuhan, dan ada pula beberapa ayat yang mengisyaratkan adanya segelintir manusia yang ateis.
Misalnya, Allah berfirman: