Hadis Tak Ada Sumbernya, Anak Adalah Rahasia Ayahnya
loading...
A
A
A
Syaikh Muhammad Nashruddin al-Albani dalam kitabnya berjudul "Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah" dan telah diterjemahkan AM Basamalah menjadi "Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'" menyebut sejumlah hadis palsu terkait anak dan orangtuanya yang lumayan polpuler.
Salah satu hadis palsu bahkan tak ada sumbernya berbunyi: "Anak adalah rahasia ayahnya."
Menurut Al-Albani, hadis tersebut tidak ada sumbernya. Demikianlah pernyataan as-Sakhawi, as-Suyuthi, az-Zarkasyi serta ash-Shaghawi dalam deretan kitabnya al-Ahadits al-Maudhu'ah.
Kemudian, dari segi maknanya tidaklah merupakan keharusan. Sebab, di kalangan para nabi sendiri, ada yang ayahnya musyrik, seperti Azar ayah Nabi Ibrahim. Juga ada yang anaknya musyrik, seperti Kan'an anak Nabi Nuh as.
Hadis kedua, yang dinyatakan maudhu' adalah hadis yang berbunyi:
"Barangsiapa menziarahi makam kedua orangtuanya atau salah seorang dari mereka pada setiap hari Jumat, terampuni dosanya dan dicatat sebagai orang yang berbakti."
"Ini hadis maudhu' sebab dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Nu'man dan Yahya bin al-Ala," katanya. Jumhur ulama hadis sepakat bahwa keduanya adalah pendusta dan pemalsu hadis. Ini pernyataan Imam Ahmad, Waqi, Ibnu Adi, dan lain-lain.
Selanjutnya juga ada hadis yang berbunyi: "Barangsiapa menziarahi makam kedua orang tuanya pada setiap Jumat kemudian pada makamnya membaca surat Yasin, akan diampuni dosanya sesuai jumlah ayat atau huruf yang dibacanya."
Al-Albani mengatakan ini hadis maudhu'. Telah diriwayatkan oleh Ibnu Adi I/286, juga oleh Abu Na'im dalam kitab Akhbar al-Ashbahan II/344 dari sanad Yazid bin Khalid dari Amr bin Ziyad. Kemudian Ibnu Adi mengatakan, "Riwayat yang batil dan tidak ada sumbernya dengan sanad tersebut."
Salah satu hadis palsu bahkan tak ada sumbernya berbunyi: "Anak adalah rahasia ayahnya."
Menurut Al-Albani, hadis tersebut tidak ada sumbernya. Demikianlah pernyataan as-Sakhawi, as-Suyuthi, az-Zarkasyi serta ash-Shaghawi dalam deretan kitabnya al-Ahadits al-Maudhu'ah.
Kemudian, dari segi maknanya tidaklah merupakan keharusan. Sebab, di kalangan para nabi sendiri, ada yang ayahnya musyrik, seperti Azar ayah Nabi Ibrahim. Juga ada yang anaknya musyrik, seperti Kan'an anak Nabi Nuh as.
Hadis kedua, yang dinyatakan maudhu' adalah hadis yang berbunyi:
"Barangsiapa menziarahi makam kedua orangtuanya atau salah seorang dari mereka pada setiap hari Jumat, terampuni dosanya dan dicatat sebagai orang yang berbakti."
"Ini hadis maudhu' sebab dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Nu'man dan Yahya bin al-Ala," katanya. Jumhur ulama hadis sepakat bahwa keduanya adalah pendusta dan pemalsu hadis. Ini pernyataan Imam Ahmad, Waqi, Ibnu Adi, dan lain-lain.
Selanjutnya juga ada hadis yang berbunyi: "Barangsiapa menziarahi makam kedua orang tuanya pada setiap Jumat kemudian pada makamnya membaca surat Yasin, akan diampuni dosanya sesuai jumlah ayat atau huruf yang dibacanya."
Al-Albani mengatakan ini hadis maudhu'. Telah diriwayatkan oleh Ibnu Adi I/286, juga oleh Abu Na'im dalam kitab Akhbar al-Ashbahan II/344 dari sanad Yazid bin Khalid dari Amr bin Ziyad. Kemudian Ibnu Adi mengatakan, "Riwayat yang batil dan tidak ada sumbernya dengan sanad tersebut."
(mhy)