7 Perbedaan Injil dan Al-Quran tentang Tingkat Terjadinya Alam Semesta

Kamis, 14 Desember 2023 - 17:23 WIB
loading...
7 Perbedaan Injil dan Al-Quran tentang Tingkat Terjadinya Alam Semesta
Tuhan tidak memerlukan bertanya pada Adam dimana dia, juga tidak perlu bertanya apakah dia telah makan buah tanaman itu. Ilustrasi: Ist
A A A
Imam Muhammad Jawad Chirri mengatakan Al-Qur'an tidak berisi pernyataan tentang tingkat kejadian, akan tetapi orang-orang Islam tidak menyetujui isi fasal pertama dalam buku Taurat (Genesis) sebab menunjukkan beberapa kelainan (ketidak sesuaian).

Hal ini disampaikan Imam Muhammad Jawad Chirri dalam dialog dengan Prof Dr Wilson H. Guertin menjawab pertanyaan apakah Al-Qur'an membenarkan pernyataan dari Injil yang dimuat di dalam buku pertama Taurat tentang tingkat terjadinya alam semesta ?.

Selanjutnya Wilson meminta kepada Imam Chirri menyampaikan contoh perbedaan-perbedaan yang dimaksud.

Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).

Berikut jawaban Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981) selengkapnya:



Kita ambil beberapa contoh:

1. "Hendaklah ada terang, lalu terangpun jadilah. Maka dilihat Allah terang itu baiklah adanya, lalu diceraikan Allah terang itu dengan gelap. Maka dinamai Allah terang itu siang dan gelap itu malam. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang pertama." Genesis (Taurat) 1: 3-5

Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang pertama diciptakan yaitu siang dan malam. Tetapi kita mengetahui bahwa siang dan malam akan datang setelah adanya matahari dan melalui terbitnya dan terbenamnya matahari. Ayat 14 dari pasal yang sama menunjukkan bahwa matahari diciptakan pada hari keempat;

"Maka firman Allah: Hendaklah ada beberapa benda terang dalam bentangan langit. Supaya diceraikannya siang dan malam dan menjadi tanda dan ketentuan masa dan hari dan tahun, dan supaya ia itu menjadi benda terang pada bentangan langit akan menerangkan bumi maka jadilah demikian. Maka dijadikan Allah kedua benda terang yang besar itu yaitu terang yang besar itu akan memerintahkan siang dan terang yang kecil itu akan memerintahkan malam, dan memerintah segala bintang.

Maka dia ditaruh Allah dalam bentangan langit untuk memberi terang di atas bumi, dan akan memerintahkan siang dan malam, dan akan menceraikan terang itu dengan gelap, maka dilihat Allah itu baiklah adanya. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang keempat." 1: 14-19



Pernyataan ini menunjukkan bahwa matahari diciptakan pada hari keempat, dan dari sini mulainya masa (hari -hari). Ini tentu bertentangan dengan ayat 3 yang menerangkan pada kita mulainya tiga tingkat masa sebelum pembentukan matahari.

2. Fasal yang sama menerangkan bahwa, tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman buah-buahan diciptakan dan tumbuh pada hari ketiga:

"Maka firman Allah: Hendaklah bumi itu menumbuhkan rumput dan pokok yang berbiji dan pohon yang berbuah dengan tabiatnya, yang berbiji dalamnya di atas bumi itu, maka jadilah demikian, yaitu ditumbuhkan rumput di bumi dan pohon yang berbiji dan pohon yang berbuah-buah, serta pohon berbiji di dalamnya maka dilihat Allah itu baiklah adanya. Setelah petang dan pagi maka inilah hari yang ketiga." 1: 11-13.

Tetapi kita tahu bahwa tidak ada tumbuh-tumbuhan dan tanaman tidak dapat tumbuh tanpa matahari, padahal fasal yang sama menyatakan pada kita bahwa matahari diciptakan pada hari keempat.



3. Fasal yang sama menyatakan bahwa Tuhan, pada hari keenam menciptakan manusia:

"Maka firman Allah: Baiklah Kita jadikan manusia atas peta dan atas teladan Kita, supaya diperintahkannya segala ikan yang di dalam laut dan segala unggas yang di udara dan segala binatang yang jinak dan seisi bumi dan segala binatang melata yang menjalar di tanah. Maka dijadikan Allah manusia itu atas petanya, yaitu atas peta Allah dijadikannya ia, maka dijadikannya mereka itu laki-laki dan perempuan." 1: 26-27.

Orang-orang Islam percaya bahwa Tuhan itu tidak berbentuk dan tidak memiliki angan-angan (gambaran). Dia adalah tak terbatas yang mengelilingi seluruh alam semesta.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1978 seconds (0.1#10.140)