Kisah Berhala Berbicara Menyampaikan Kebenaran Nabi Muhammad
loading...
A
A
A
Berhala atau patung-patung sering kali dijadikan sesembahan oleh manusia sebelum Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam diutus. Jauh sebelum itu berhala sudah ada pada zaman Nabi Nuh 'alaihissalam.
Dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari, berhala pertama kali dijadikan sesembahan pada masa Nabi Nuh. Kaum Nabi Nuh membuat patung-patung dan memberinya nama orang-orang saleh kala itu.
Berhala orang-orang Arab sebelum Rasulullah diutus umumnya terbuat dari batu, kayu, besi. Bahkan ada yang membuatnya dari emas dan perak. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa berhala-berhala di zaman Rasulullah SAW pernah berbicara. Berhala itu berkata: "Muhammad telah datang."
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah menukil riwayat dari Ali bin Abu Tholib radhiyallahu 'anhu bahwa ia berkata: "Suatu ketika kita sedang bersama Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pada masa awal kemunculan Islam. Tiba- tiba ada seorang laki-laki yang naik unta mendatangi kita. Pada dirinya dan untanya terdapat tanda-tanda kalau ia telah melakukan perjalanan dan juga nampak baginya tanda-tanda kesulitan melakukan perjalanan. Kemudian ia berdiri dan bertanya:
"Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?" Kemudian kami mengarahkan isyarat ke arah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. "Hai Muhammad! Manakah di antara dua pilihan antara kamu memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadaku atau aku yang memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh berhalaku
kepadamu?"
Rasulullah menjawab: "Baiklah! Aku saja yang memperlihatkan kepadamu ajaran yang diperintahkan oleh Tuhanku." Kemudian Rasulullah berkata: "Islam tersusun (dibangun) di atas lima pondasi."
Laki-laki itu berkata: "Hai Muhammad! Aku adalah Ghossan bin Malik Al-Amiri. Kami memiliki sebuah berhala dimana kami selalu menyembelih sembelihan di bulan Rajab di dekatnya dan beribadah kepadanya dengan sembelihan itu. Suatu ketika ada seorang laki-laki dari penduduk kami hendak menyembelih sembelihan. Ia bernama Ushom.
Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengarlah suara yang berasal dari perut berhala itu: "Hai Ushom! Islam telah datang. Berhala-berhala adalah batil. Diri seseorang akan terjaga haknya. Sanak saudara disambung. Hakikat agama telah muncul. Semoga keselamatan tercurah padamu wahai Ushom!
Ushom pun senang dan keluar pergi memberitahuku. Lalu kami mendengar tentang beritamu wahai Rasulullah! Beberapa hari setelah itu, ada seorang laki-laki lagi yang bernama Thoriq hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala itu.
Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengar suara yang berasal dari perut berhala itu: "Hai Thoriq! Nabi yang benar telah diutus. Didatangkan kepadanya suatu wahyu Firman Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pencipta. Thoriq pun pergi menuju keramaian dan berteriak mengatakan perkataan suara Berhala itu di antara orang-orang sehingga kabar-kabarmu pun meyakinkan kami. Akan tetapi kami hidup di kalangan orang-orang yang membuat kebohongan tentangmu dan yang membenarkanmu.
Tiga hari yang lalu aku hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala. Ketika aku mengangkat tanganku untuk menyembelihnya maka aku mendengar suara yang keras dari perut berhala dengan bahasa yang jelas: "Hai Ghossan bin Malik Al-Amiri! Telah datang kebenaran seorang Nabi keturunan Hasyim di Tuhamah. Orang-orang yang menolongnya akan mendapatkan keselamatan dan orang-orang yang menghinakannya akan mendapatkan kekecewaan. Ia adalah Nabi yang memberi petunjuk dan mengajak menyembah Allah sampai Hari Kiamat." Kemudian berhala itu melompat dari tanah dan jatuh telungkup.
Mendengar cerita Ghossan, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama membaca Takbir dan diiringi oleh para Sahabat. Laki-laki itu (Ghossan) berkata. "Aku memiliki tiga syair bait. Apakah anda mengizinkanku membacakannya untukmu?:
Rasulullah pun mengizinkannya. Kemudian Ghossan berkata: "Aku mempercepat perjalanan mencari (Muhammad) melewati tanah datar. Dan naik ke tanah- tanah berpasir agar aku bisa menolong manusia terbaik dengan pertolongan yang dikukuhkan. Dan aku akan menguatkan ikatan-ikatan (ajaran)mu dengan ikatan (hati)ku. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah adalah Haq (kebenaran) Yang Maha Esa. Agama Islam ini adalah agama yang aku percayai selama aku masih hidup."
Demikian kisah berhala yang dapat berbicara menyampaikan kebenaran Rasulullah SAW. Semoga kisah ini menambah keimanan dan kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah.
Dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari, berhala pertama kali dijadikan sesembahan pada masa Nabi Nuh. Kaum Nabi Nuh membuat patung-patung dan memberinya nama orang-orang saleh kala itu.
Berhala orang-orang Arab sebelum Rasulullah diutus umumnya terbuat dari batu, kayu, besi. Bahkan ada yang membuatnya dari emas dan perak. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa berhala-berhala di zaman Rasulullah SAW pernah berbicara. Berhala itu berkata: "Muhammad telah datang."
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah menukil riwayat dari Ali bin Abu Tholib radhiyallahu 'anhu bahwa ia berkata: "Suatu ketika kita sedang bersama Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pada masa awal kemunculan Islam. Tiba- tiba ada seorang laki-laki yang naik unta mendatangi kita. Pada dirinya dan untanya terdapat tanda-tanda kalau ia telah melakukan perjalanan dan juga nampak baginya tanda-tanda kesulitan melakukan perjalanan. Kemudian ia berdiri dan bertanya:
"Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?" Kemudian kami mengarahkan isyarat ke arah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. "Hai Muhammad! Manakah di antara dua pilihan antara kamu memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadaku atau aku yang memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh berhalaku
kepadamu?"
Rasulullah menjawab: "Baiklah! Aku saja yang memperlihatkan kepadamu ajaran yang diperintahkan oleh Tuhanku." Kemudian Rasulullah berkata: "Islam tersusun (dibangun) di atas lima pondasi."
Laki-laki itu berkata: "Hai Muhammad! Aku adalah Ghossan bin Malik Al-Amiri. Kami memiliki sebuah berhala dimana kami selalu menyembelih sembelihan di bulan Rajab di dekatnya dan beribadah kepadanya dengan sembelihan itu. Suatu ketika ada seorang laki-laki dari penduduk kami hendak menyembelih sembelihan. Ia bernama Ushom.
Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengarlah suara yang berasal dari perut berhala itu: "Hai Ushom! Islam telah datang. Berhala-berhala adalah batil. Diri seseorang akan terjaga haknya. Sanak saudara disambung. Hakikat agama telah muncul. Semoga keselamatan tercurah padamu wahai Ushom!
Ushom pun senang dan keluar pergi memberitahuku. Lalu kami mendengar tentang beritamu wahai Rasulullah! Beberapa hari setelah itu, ada seorang laki-laki lagi yang bernama Thoriq hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala itu.
Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengar suara yang berasal dari perut berhala itu: "Hai Thoriq! Nabi yang benar telah diutus. Didatangkan kepadanya suatu wahyu Firman Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pencipta. Thoriq pun pergi menuju keramaian dan berteriak mengatakan perkataan suara Berhala itu di antara orang-orang sehingga kabar-kabarmu pun meyakinkan kami. Akan tetapi kami hidup di kalangan orang-orang yang membuat kebohongan tentangmu dan yang membenarkanmu.
Tiga hari yang lalu aku hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala. Ketika aku mengangkat tanganku untuk menyembelihnya maka aku mendengar suara yang keras dari perut berhala dengan bahasa yang jelas: "Hai Ghossan bin Malik Al-Amiri! Telah datang kebenaran seorang Nabi keturunan Hasyim di Tuhamah. Orang-orang yang menolongnya akan mendapatkan keselamatan dan orang-orang yang menghinakannya akan mendapatkan kekecewaan. Ia adalah Nabi yang memberi petunjuk dan mengajak menyembah Allah sampai Hari Kiamat." Kemudian berhala itu melompat dari tanah dan jatuh telungkup.
Mendengar cerita Ghossan, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama membaca Takbir dan diiringi oleh para Sahabat. Laki-laki itu (Ghossan) berkata. "Aku memiliki tiga syair bait. Apakah anda mengizinkanku membacakannya untukmu?:
Rasulullah pun mengizinkannya. Kemudian Ghossan berkata: "Aku mempercepat perjalanan mencari (Muhammad) melewati tanah datar. Dan naik ke tanah- tanah berpasir agar aku bisa menolong manusia terbaik dengan pertolongan yang dikukuhkan. Dan aku akan menguatkan ikatan-ikatan (ajaran)mu dengan ikatan (hati)ku. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah adalah Haq (kebenaran) Yang Maha Esa. Agama Islam ini adalah agama yang aku percayai selama aku masih hidup."
Demikian kisah berhala yang dapat berbicara menyampaikan kebenaran Rasulullah SAW. Semoga kisah ini menambah keimanan dan kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah.
(rhs)