Hari Jumat Waktunya Memperbanyak Shalawat, Yuk Amalkan!

Jum'at, 22 Juli 2022 - 09:30 WIB
loading...
Hari Jumat Waktunya...
Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat muslim, salah satu amalan yang dianjurkannya adalah memperbanyak shalawat. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat muslim, salah satu amalan yang dianjurkannya adalah memperbanyak shalawat . Dengan memperbanyak bacaan shalawat, maka kita sebagai umat Nabi Muhammad Shallallalu alaihi wa sallam akan mendapat syafaat dan keutamaan-keutamaannya.

Shalawat , merupakan bukti betapa mulia dan tingginya derajat serta maqam nabi tercinta dan sikap bersyukur atas keberkahan risalah yang diembannya, serta bukti cinta kita kepada nabi-Nya, maka Allah perintahkan kepada umatnya untuk bershalawat kepadanya dan menjadikannya sebagai bentuk taqarrub dan ibadah yang agung di kehadirat-Nya.

Sebagaimana yang Allah tegaskan,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)


Dosen Unida Gontor Ustadz Nofrianto M.Ag menjelaskan, maksud dari doa Allah atas Nabi-Nya yaitu; Allah memuji baginda Rasul, memberinya inayah, menunjukkan kehormatan, kebajikan, dan kesuciannya, adapun doa dan shalawat kita atas Nabi artinya kita meminta kepada Allah untuk meningkatkan pujian-Nya tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi .

Sedangkan taslim adalah kedamaian, yang merupakan salah satu nama Allah, dan arti dari penyerahan diri. Kita mendoakan baginda “Wahai Rasulullah, semoga anda tidak luput dari kebaikan dan berkah-Nya, serta terbebas dari musibah dan bencana. Semakin hari semakin bertambah tinggi kedudukanmu, bertambah umatmu, dan semakin sering engkau diingat”

Ada banyak keutamaan shalawat nabi sebagaimana tertuang dalam hadis-hadis shahih. Ustadz Nofrianto menguraikan beberapa di antaranya, yakni:

1. Wasilah meraih berkah

Shalawat merupakan wasilah dan cara seorang muslim untuk memperoleh keberkahan, pahala, martabat yang agung dan maghfirah-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ ‌صَلَّى ‌عَلَيَّ ‌صَلَاةً ‌وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ


“Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah akan memberkatinya dengan sepuluh doa, dan akan dihapus sepuluh kesalahan darinya, dan ditinggikan sepuluh derajat untuknya.” (HR. An-Nasa’i)

Dalam hadis lain disebutkan, Ubay bin Kaab berkata, “Wahai Rasulullah, aku sering membawa shalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk baginda?”

Rasulullah menjawab, “Terserah.”

Ubay berkata lagi, “Seperempat?”

Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”

Ubay bertanya lagi, “Setengah?”

Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”

Ubay bertanya lagi, “Dua pertiga?”

Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”

Ubay berkata, “Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda.”

Rasulullah lalu bersabda,

إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ


“Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni.” (HR. At-Tirmizi No. 2457)

2. Mendapat kedudukan yang tinggi dan syafaat darinya

Seorang muslim yang paling sering bershalawat paling dekat kedudukannya di sisi baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan paling berhak mendapatkan syafaatnya.

Sebagaimana hadis Nabi tentang keutamaan shalawat nabi khususnya di hari Jumat seperti sekarang ini. Dari Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلَاةُ أُمَّتِي تُعرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ؛ فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً
.

“Shalawat dan doa umatku sampai kepadaku pada setiap hari Jumat, orang yang paling banyak bershalawat kepadaku di antara mereka adalah orang yang paling terdekat denganku kedudukannya.” (HR. Al-Baihaqi No. 5995)



Rasulullah juga pernah bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ


“Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jumat, pada hari itu Adam di ciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu juga ditiup (sangkakala) dan pada hari itu juga mereka pingsan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.”

Para sahabat pun penasaran, lalu bertanya kepada Rasulullah, “Bagaimana mungkin shalawat kami akan sampai pada engkau, sedangkan engkau telah hancur menjadi tanah?”

Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah mengaharamkan bagi tanah untuk menghancurkan jasad-jasad para nabi.” (HR. Ibnu Majah No. 1085)

Terkait hadis keutamaan shalawat nabi ini, Ibnu Qayyim rahimahullah berkomentar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baiknya manusia, dan Jumat sebaik-baiknya hari-hari.

Maka, bershalawat untuknya pada hari ini adalah sebuah keistimewaan, dan merupakan sebuah upaya dari bentuk kesyukuran, pujian, serta penunaian terhadap sebagian kecil haknya. Maka kita diperintahkan untuk banyak bershalawat untuknya pada siang hari ini dan malamnya.

3. Sebab doa terkabul.

Shalawat merupakan bagian dari adab sekaligus termasuk sebab doa mustajab.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ath-

Salah seorang sahabat Rasul, namanya Fadhalah bin ‘Ubaid. Ia berkisah. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk, tiba-tiba seseorang masuk dan melakukan shalat dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”

Kemudian, saat itu Rasulullah bersabda, “Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang melakukan shalat. Apabila engkau melakukan shalat dan duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang menjadi hakNya. lalu bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepadaNya.”

Kemudian ada orang lain setelah itu yang melakukan shalat lalu memuji Allah, dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Nabi pun bersabda, “Wahai orang yang melakukan shalat, berdoalah maka akan dikabulkan doamu!” (HR. At-Tirmizi No. 3476)

4. Menghindarkan diri dari sifat bakhil dan kecelakaan

Hal ini sebagaimana yang diingatkan oleh baginda Nabi melalui sabdanya,

إِنَّ الْبَخِيلَ مَنْ ذُكْرِتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ


“Sesungguhnya orang yang bakhil adalah orang yang mendengar namaku disebutkan namun ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. An-Nasa’i No. 9800)

رَغِمَ ‌أَنْفُ ‌رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ


“Sungguh celaka orang yang mendengar namaku disebutkan tapi ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi No. 3545)



Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2726 seconds (0.1#10.140)