Keutamaan Rasa Malu sebagai Akhlak Islam dan Dalil-dalilnya

Kamis, 28 Juli 2022 - 11:49 WIB
loading...
Keutamaan Rasa Malu sebagai Akhlak Islam dan Dalil-dalilnya
Rasa atau sifat malu dianggap sebagai sumber utama dari terciptanya akhlak terpuji lainnya, sifat ini pun memiliki banyak keutamaan yang disampaikan Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Rasa atau sifat malu dianggap sebagai sumber utama dari terciptanya akhlak terpuji lainnya. Dalam sebuah sebuah hadis Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam menyebutkan, “Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu.” (HR. Ibnu Majah )

Sifat malu ini pun banyak memiliki keutamaan. Kenapa demikian? "Karena rasa malu ini sebagai perhiasan yang akan memperindah iman yang ada di dalam diri seorang muslin sehingga ia pun juga sebagai syiar islam yang harus selalu dijaga dalam setiap perilaku,"ungkap Ustadz Mu’tashim Lc, MA, dai alumnus Universitas Islam Madinah yang juga pengasuh di Dewan Konsultasi Bimbingan Islam (BIAS).



Mengutip pendapat ulama Wahab bin Munabbih, Ustadz Mu'tashim mengatakan, dalam menyifati rasa malu yang akan memperindah dan menjauhkan diri dari kejelekan, “ibarat iman yang tidak tertutup, di mana pakaiannya adalah takwa dan perhiasannya adalah rasa malu .” Sehingga dikatakan, “barangsiapa yang menutup pakaiannya dengan rasa malu maka manusia tidak akan melihat aibnya.”

Karenanya syariat memerintahkan dan menganjurkan umatnya untuk berakhlak dengan rasa malu dan menjadikannya sebagai bagian dari iman yang dimiliki. Menurut Ustadz Mu’tashim, sangat banyak hadis-hadis yang terkait dengan rasa malu, yang menunjukkan besarnya perhatian islam terhadap akhlak malu. Dengan artian seorang hamba selalu malu terhadap kejelekan dan kemaksiatan, atau malu bila tidak menjalankan kebaikan.

Berikut di antaranya hadis-hadis yang menunjukkan tentang keutamaan dan perhatian islam terhadap akhlak malu ini, antara lain:

1. Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman”. (H.R. Bukhari 8)

2. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling afdhal adalah LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari keimanan.” (H.R. Abu Daud 4056)

3. Dari Anas ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya, dan tidaklah sifat malu ada dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (H.R. Tirmidzi 1897, menurutnya hadits ini Hasan Gharib)

4. Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah 4178)

5. Dari Abu Mas’ud ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah; “Jika kamu tidak punya malu, maka berbuatlah sesukamu”.” (H.R. Bukhari 3225, Ibnu Majah 4173, Ahmad 16470)

Dan hadis-hadis yang lain yang menunjukkan fungsi dan faidah dari rasa malu baik ia sebagai bagian dari iman, penghias, penjaga ataupun pendorong atas diri seorang hamba untuk malu terhadap perilaku keburukan dan malu bila tidak menjalankan perintah-perintah kebaikan dari agama, bukan rasa malu yang tidak pada tempatnya.

Sebaliknya, lanjut Ustadz Mu’tashim, Islam juga melarang umatnya berperilaku yang tercela. Tercela menurut kacamata Islam yang melanggar hukum dan syariat, tercela karena telah melanggar norma hukum dan adat istiadat masyarakat setempat, sehingga manusia merasa tidak suka dan benci dengan apa yang dilakukannya.

"Itulah makna akhlak tercela yang mengandung beberapa unsur yang harus terpenuhi, aturan agama, aturan norma negara dan norma masyarakat dengan adat istiadat dengan menjadikan syariat agama sebagai barometer utama dari segala norma dan dogma yang di dapatkan dalam diri manusia,"tuturnya.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1783 seconds (0.1#10.140)