Ali bin Abi Thalib Menikahi Fatimah di Bulan Muharram

Selasa, 09 Agustus 2022 - 16:14 WIB
loading...
A A A
Dalam buku "Fikih Keseharian" karya Hafidz Muftisany disebutkan ketika menceritakan hal ini, Aisyah ra bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyah dan anggapan sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan menikah adalah makruh.

Nikah adalah sunah Rasulullah SAW dan para nabi terdahulu. Ada banyak hikmah yang bisa didapat dari menikah. Dengan menikah, kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia akan terjaga dengan baik.

Rasulullah SAW dalam hadisnya secara tegas mengatakan, “Sesungguhnya di antara sunahku, aku sholat malam dan aku juga tidur, aku berpuasa dan aku juga berbuka, aku menikah dan aku juga (bisa) menceraikan. Barangsiapa yang membenci sunahku, maka ia bukan golonganku.”" (HR Ad-Darimi).

Pada dasarnya, waktu menikah tidak terikat dengan waktu-waktu tertentu. Kapan saja, di hari apa pun, dan bulan apapun, seseorang boleh menikah. Dalam akidah Islam, tidak ada istilah hari dan bulan buruk atau waktu sial untuk melangsungkan pernikahan.

Hanya saja, pada kenyataannya masih ada yang meyakini hari baik dan hari buruk. Dalam menentukan waktu pernikahan, mereka menghitung-hitung dan mencari waktu yang mereka yakini sebagai waktu terbaik. Harapannya, supaya pernikahan bisa terhindar dari bencana.

Keyakinan seperti itu disebut fasyaum atau fhiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu). Tentu saja hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada (sesuatu) yang menular dan tidak ada (sesuatu) yang sial (yakni secara zatnya), dan aku kagum dengan al-fal ash-shalih, yaitu kalimat (harapan) yang baik" (HR Bukhari Muslim).

Imam Al-Hasan Al-Bashri mengatakan : “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram dan menutupnya juga dengan bulan yang haram. Tidak ada bulan yang paling mulya disisi Allah setelah Ramadhan (selain bulan-bulan haram ini, -pen)”.

Pada bulan Muharram ini terdapat hari yang pada hari itu terjadi peristiwa yang besar dan pertolongan yang nyata, menangnya kebenaran mengalahkan kebathilan, di mana Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as dan kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya. Hari tersebut mempunyai keutamaan yang agung dan kemuliaan yang abadi sejak dulu. Itu adalah hari kesepuluh yang dinamakan Asyura.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2484 seconds (0.1#10.140)