Rasulullah SAW: Surat al-Kahfi Bikin Neraka Dajjal Menjadi Sejuk
loading...
A
A
A
Abul Hasan At-Tanafisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnul Walid Ar-Rassafi, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Lelaki itu adalah dari kalangan umatku yang paling tinggi derajatnya di dalam surga."
Atiyyah mengatakan bahwa Abu Sa’id mengatakan, "Demi Allah, kami tidak meragukan lagi lelaki itu tiada lain adalah Umar ibnul Khattab, sehingga Dajjal pergi menuju jalannya sendiri."
Kemudian Al-Muharibi mengatakan, "Kami merujuk kepada hadis Abu Rafi' yang di dalamnya disebutkan: Termasuk fitnah Dajjal ialah dia memerintahkan kepada langit untuk menurunkan hujan, maka langit pun menurunkan hujannya. Ia memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhannya, maka bumi pun mengeluarkan tetumbuhannya.
Termasuk fitnah yang ditampilkan oleh Dajjal ialah dia melewati sebuah kampung; bilamana penduduk kampung itu mendustakannya, maka tidak ada seekor ternak pun yang ada pada mereka melainkan mati dan binasa.
Termasuk fitnah Dajjal lagi ialah dia melewati sebuah kampung; bilamana penduduknya mempercayainya, lalu ia memerintahkan kepada langit agar menurunkan hujan, maka langit pun segera menurunkan hujannya.
Dan ia memerintahkan kepada bumi agar menumbuhkan tetumbuhannya, maka bumi pun mengeluarkan tetumbuhannya, hingga ternak mereka sejak hari itu menjadi gemuk-gemuk, lebih gemuk daripada sebelumnya; air susunya pun sangat subur, lebih subur daripada sebelumnya.
Sesungguhnya tidak ada suatu jengkal tanah pun di muka bumi ini melainkan dia jelajahi semua, kecuali Mekkah dan Madinah. Karena sesungguhnya tidak sekali-kali ia datang kepadanya dari salah satu celahnya, melainkan ia menjumpai malaikat dengan pedang yang terhunus siap membunuhnya.
Lalu ia terpaksa turun di Zaribul Ahmar yaitu di kawasan Sabkhah; saat itu kota Madinah mengalami gempa sebanyak tiga kali. Akibatnya tidak ada seorang munafik pun —baik laki-laki maupun wanita— melainkan pasti keluar dari kota Madinah, sehingga bersihlah kota Madinah dari kemunafikan, sebagaimana pandai besi melenyapkan kotoran (karat) besinya.
Hari itu dinamakan sebagai khalas atau hari pembebasan atau hari pembersihan."
Ummu Syarik binti Abul Akr bertanya, "Wahai Rasulullah, saat itu di manakah orang-orang Arab (kaum muslim) berada?"
Rasulullah SAW menjawab: "Mereka adalah minoritas, sebagian besar dari mereka pada masa itu berada di Baitul Maqdis, imam mereka adalah seorang lelaki saleh. Ketika imam mereka maju untuk salat Subuh bersama mereka, tiba-tiba turunlah Isa ibnu Maryam as."
Maka imam berjalan mundur untuk memberikan kesempatan kepada Isa agar maju, tetapi Isa memegang pundaknya, lalu berkata, "Majulah kamu dan sholatlah, karena sesungguhnya sholat ini didirikan untukmu (sebagai imamnya)."
Lalu imam itu sholat bersama mereka. Apabila imam menyelesaikan sholatnya, maka Isa berkata, "Bukalah pintu itu." Lalu pintu tersebut dibuka, dan ternyata di belakang pintu terdapat Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi, semuanya menyandang senjata pedang dengan pakaian yang penuh dengan perhiasan dan mahkota.
Maka apabila Dajjal melihat Isa, leburlah dirinya sebagaimana garam dalam air. Lalu Dajjal lari, dan Isa berkata, "Sesungguhnya aku harus memukulmu sekali pukul yang tidak dapal kamu hindari."
Nabi Isa dapat mengejarnya sampai di pintu kota Lad bagian timur, lalu ia membunuhnya. Allah mengalahkan semua orang Yahudi, maka tidak ada suatu makhluk Allah pun yang dipakai untuk tempat bersembunyi oleh orang Yahudi, melainkan Allah membuatnya dapat berbicara, baik itu batu, pepohonan, tembok, ataupun hewan selain tumbuhan garqad, karena tumbuhan garqad termasuk tetumbuhan mereka; ia tidak dapat berbicara kecuali berkata, "Hai hamba Allah yang muslim, inilah orang Yahudi (sedang bersembunyi padaku). Kemarilah, bunuhlah dia."
Rasulullah SAW bersabda pula: "Dan sesungguhnya masa Nabi Isa itu adalah 40 tahun; satu tahun lamanya sama dengan setengah tahun, dan satu tahun lamanya seperti satu bulan, satu bulan sama lamanya dengan satu Jumat (satu pekan), dan masa-masa akhirnya sama cepatnya dengan percikan api. Seseorang dari kalian berpagi hari berada di pintu masuk kota Madinah: belum lagi ia sampai ke pintu yang lainnya hari telah petang."
Kemudian ada yang bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai Nabi Allah, bagaimanakah kami sholat di masa-masa sangat pendek itu?"