3 Golongan Manusia dalam Mencari Nafkah Menurut Imam Al-Ghazali
loading...
A
A
A
Bekerja mencari nafkah yang halal termasuk ibadah mulia. Bahkan jika diniatkan untuk Allah dan menafkahi keluarga maka ia termasuk bagidan dari Jihad fii sabilillah.
Dalam bekerja mencari nafkah setiap muslim hendaknya tidak berorientasi pada kehidupan dunia semata. Akan tetapi menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan yang lebih utama.
Dalam Kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali menukil beberapa Hadis Nabi tentang keutamaan bekerja mencari nafkah. Rasulullah SAW bersabda: "Ada dosa yang tidak akan terhapuskan kecuali dengan kesusahan mencari penghidupan." Sabda beliau lainnya: "Saudagar yang jujur akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti bersama para shiddiqin dan syuhada".
Riwayat lain disebutkan: "Barangsiapa mencari dunia secara halal dengan berusaha untuk keluarga dan berbuat baik kepada tetangganya serta menjaga-diri dari meminta-minta, niscaya ia akan menjumpai Allah Ta'ala dengan wajah berseri-seri bagaikan cahaya bulan purnama."
3 Jenis Manusia dalam Mencari Nafkah
Imam Al-Ghazali membagi tiga jenis manusia dalam mencari nafkah atau penghidupan, yaitu:
1. Manusia yang melupakan kehidupan akhirat dan menjadikan pencarian kehidupan dunia sebagai satu-satunya tujuan hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang rugi dan akan dibinasakan.
2. Manusia yang menjadikan Akhirat sebagai tempat kembalinya dan satu-satunya tujuan kehidupannya. Karena itu ia menyibukkan diri dalam mencari nafkah. Inilah orang-orang yang beruntung.
3. Manusia yang mengambil jalan tengah antara kehidupan dunia dan Akhirat. Yaitu orang-orang yang berkeyakinan bahwa tujuan kembalinya ke akhirat sebagai suatu hal yang pasti dan tetap mencari penghidupan dunia dengan berniaga dan berdagang. Mereka berkeyakinan bahwa orang-orang tidak bisa mengambil jalan lurus dalam mencari penghidupan tidak akan mendapat kebahagiaan. Mereka yang menganggap dunia ini sebagai sarana memperoleh kehidupan akhirat akan mengikuti ketentuan syariat dalam pencariaannya dan mendapatkan kebahagiaan di dalam jalan tengah ini.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: من فتح على نفسه باباً من السؤال فتح الله عليه سبعين باباً من الفقر
Artinya: "Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa membuka diri untuk meminta-minta, maka Allah akan membukakan baginya 70 pintu kefakiran." (HR at-Turmudzi)
Lukman Al Hakim berkata kepada putranya; "Wahai anakku, jaga dirimu dari kemiskinan dengan bekerja yang halal. Karena orang miskin beresiko terkena tiga perkara, yaitu:
1. Tipis agamanya.
2. Lemah akalnya.
3. Hilang harga dirinya dan resiko terbesar adalah diremehkan oleh masyarakat.
Dalam bekerja mencari nafkah setiap muslim hendaknya tidak berorientasi pada kehidupan dunia semata. Akan tetapi menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan yang lebih utama.
Dalam Kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali menukil beberapa Hadis Nabi tentang keutamaan bekerja mencari nafkah. Rasulullah SAW bersabda: "Ada dosa yang tidak akan terhapuskan kecuali dengan kesusahan mencari penghidupan." Sabda beliau lainnya: "Saudagar yang jujur akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti bersama para shiddiqin dan syuhada".
Riwayat lain disebutkan: "Barangsiapa mencari dunia secara halal dengan berusaha untuk keluarga dan berbuat baik kepada tetangganya serta menjaga-diri dari meminta-minta, niscaya ia akan menjumpai Allah Ta'ala dengan wajah berseri-seri bagaikan cahaya bulan purnama."
3 Jenis Manusia dalam Mencari Nafkah
Imam Al-Ghazali membagi tiga jenis manusia dalam mencari nafkah atau penghidupan, yaitu:
1. Manusia yang melupakan kehidupan akhirat dan menjadikan pencarian kehidupan dunia sebagai satu-satunya tujuan hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang rugi dan akan dibinasakan.
2. Manusia yang menjadikan Akhirat sebagai tempat kembalinya dan satu-satunya tujuan kehidupannya. Karena itu ia menyibukkan diri dalam mencari nafkah. Inilah orang-orang yang beruntung.
3. Manusia yang mengambil jalan tengah antara kehidupan dunia dan Akhirat. Yaitu orang-orang yang berkeyakinan bahwa tujuan kembalinya ke akhirat sebagai suatu hal yang pasti dan tetap mencari penghidupan dunia dengan berniaga dan berdagang. Mereka berkeyakinan bahwa orang-orang tidak bisa mengambil jalan lurus dalam mencari penghidupan tidak akan mendapat kebahagiaan. Mereka yang menganggap dunia ini sebagai sarana memperoleh kehidupan akhirat akan mengikuti ketentuan syariat dalam pencariaannya dan mendapatkan kebahagiaan di dalam jalan tengah ini.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: من فتح على نفسه باباً من السؤال فتح الله عليه سبعين باباً من الفقر
Artinya: "Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa membuka diri untuk meminta-minta, maka Allah akan membukakan baginya 70 pintu kefakiran." (HR at-Turmudzi)
Lukman Al Hakim berkata kepada putranya; "Wahai anakku, jaga dirimu dari kemiskinan dengan bekerja yang halal. Karena orang miskin beresiko terkena tiga perkara, yaitu:
1. Tipis agamanya.
2. Lemah akalnya.
3. Hilang harga dirinya dan resiko terbesar adalah diremehkan oleh masyarakat.
(rhs)