Kisah Ashabul Ukhdud dengan Tukang Sihir dan Pendeta
loading...
A
A
A
Kisah Ashabul Ukhdud dengan tukang sihir dan pendeta dikisahkan oleh Imam Muslim dalam kitab "Zuhud dan Kelemahlembutan". Kisah ini dikenal dengan kisah ashabul ukhdud yaitu orang-orang yang membakar orang beriman dalam parit.
Abdul Halim Abu Syuqqah dalam bukunya berjudul "Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah" dan telah diterjemahkan Drs As'ad Yasin menjadi "Kebebasan Wanita" mengatakan bahwa kisah ini bersumber dari Shuhaib bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Dahulu kala ada seorang raja mempunyai tukang sihir . Setelah berusia lanjut, dia berkata kepada raja: "Sekarang saya sudah tua, kirimkanlah seorang pemuda kepada saya untuk saya ajari ilmu sihir."
Raja mengirim seorang pemuda kepadanya. Di tengah perjalanan pemuda tersebut bertemu dengan seorang pendeta lalu dia duduk untuk mendengarkan ajaran pendeta, dan dia sangat menyenangi ajaran tersebut.
Setiap hendak mendatangi tukang sihir, terlebih dahulu dia menemui pendeta untuk kemudian mendengarkan ajarannya. Akibatnya, jika bertemu dengan tukang sihir, pemuda tersebut dipukuli.
Hal itu diadukannya pada pendeta, maka pendeta berkata: "Apabila kamu khawatir dimarahi tukang sihir, katakan bahwa keluargamu menghalang-halangimu, dan kalau kamu khawatir dimarahi keluargamu, katakan bahwa kamu dihalang-halangi tukang sihir.'
Dalam keadaan seperti itu, dia melihat ada binatang raksasa yang merintangi jalan orang-orang. Kemudian dia berkata: "Hari ini aku akan tahu, ajaran siapakah yang lebih utama, tukang sihir atau pendeta."
Kemudian dia mengambil batu seraya berkata: "Ya Allah, jika ajaran pendeta itu lebih Engkau sukai daripada ajaran tukang sihir, bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang bisa lewat."
Lalu binatang tersebut dilemparnya dengan batu, maka matilah binatang itu. Orang-orang pun bisa lewat lagi. Setelah itu dia pergi menemui pendeta dan menceritakan kejadian tadi.
Pendeta berkata, "Wahai anakku, hari ini kamu lebih mulia daripada aku. Kini aku mengetahui apa yang telah kamu ucapkan dan kamu akan diuji. Kalau kamu diuji, maka janganlah kamu tunjukkan aku."
Selanjutnya pemuda tadi dapat menyembuhkan orang buta, orang yang sakit kusta, dan segala penyakit. Keahliannya itu terdengar oleh seorang menteri yang buta. Maka dia dipanggil dan akan diberi banyak hadiah.
Menteri itu berkata: "Jika kamu dapat menyembuhkan aku, maka apa yang ada di sini aku berikan kepadamu."
Pemuda tersebut berkata: "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah. Jika engkau mau beriman kepada Allah, aku akan berdoa agar Dia menyembuhkanmu."
Menteri mau beriman dan Allah menyembuhkannya. Kemudian dia menghadap raja dan ikut bersidang seperti biasanya.
Sang raja bertanya kepadanya: "Siapa yang mengembalikan penglihatanmu itu?"
Menteri menjawab: "Tuhan saya."
Raja bertanya: "Apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku?"
Menteri menjawab. "Tuhan saya dan Tuhan kamu adalah Allah."
Abdul Halim Abu Syuqqah dalam bukunya berjudul "Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah" dan telah diterjemahkan Drs As'ad Yasin menjadi "Kebebasan Wanita" mengatakan bahwa kisah ini bersumber dari Shuhaib bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Dahulu kala ada seorang raja mempunyai tukang sihir . Setelah berusia lanjut, dia berkata kepada raja: "Sekarang saya sudah tua, kirimkanlah seorang pemuda kepada saya untuk saya ajari ilmu sihir."
Raja mengirim seorang pemuda kepadanya. Di tengah perjalanan pemuda tersebut bertemu dengan seorang pendeta lalu dia duduk untuk mendengarkan ajaran pendeta, dan dia sangat menyenangi ajaran tersebut.
Setiap hendak mendatangi tukang sihir, terlebih dahulu dia menemui pendeta untuk kemudian mendengarkan ajarannya. Akibatnya, jika bertemu dengan tukang sihir, pemuda tersebut dipukuli.
Hal itu diadukannya pada pendeta, maka pendeta berkata: "Apabila kamu khawatir dimarahi tukang sihir, katakan bahwa keluargamu menghalang-halangimu, dan kalau kamu khawatir dimarahi keluargamu, katakan bahwa kamu dihalang-halangi tukang sihir.'
Dalam keadaan seperti itu, dia melihat ada binatang raksasa yang merintangi jalan orang-orang. Kemudian dia berkata: "Hari ini aku akan tahu, ajaran siapakah yang lebih utama, tukang sihir atau pendeta."
Kemudian dia mengambil batu seraya berkata: "Ya Allah, jika ajaran pendeta itu lebih Engkau sukai daripada ajaran tukang sihir, bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang bisa lewat."
Lalu binatang tersebut dilemparnya dengan batu, maka matilah binatang itu. Orang-orang pun bisa lewat lagi. Setelah itu dia pergi menemui pendeta dan menceritakan kejadian tadi.
Pendeta berkata, "Wahai anakku, hari ini kamu lebih mulia daripada aku. Kini aku mengetahui apa yang telah kamu ucapkan dan kamu akan diuji. Kalau kamu diuji, maka janganlah kamu tunjukkan aku."
Selanjutnya pemuda tadi dapat menyembuhkan orang buta, orang yang sakit kusta, dan segala penyakit. Keahliannya itu terdengar oleh seorang menteri yang buta. Maka dia dipanggil dan akan diberi banyak hadiah.
Menteri itu berkata: "Jika kamu dapat menyembuhkan aku, maka apa yang ada di sini aku berikan kepadamu."
Pemuda tersebut berkata: "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah. Jika engkau mau beriman kepada Allah, aku akan berdoa agar Dia menyembuhkanmu."
Menteri mau beriman dan Allah menyembuhkannya. Kemudian dia menghadap raja dan ikut bersidang seperti biasanya.
Sang raja bertanya kepadanya: "Siapa yang mengembalikan penglihatanmu itu?"
Menteri menjawab: "Tuhan saya."
Raja bertanya: "Apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku?"
Menteri menjawab. "Tuhan saya dan Tuhan kamu adalah Allah."