Seruling Produk Setan Gunakan Nada Suara yang Dikeluarkan Nabi Daud
loading...
A
A
A
Allah SWT memberi mukjizat kepada Nabi Daud as berupa suara yang merdu dan dapat melunakkan besi tanpa menggunakan tungku api. Saking bagusnya suara Daud, setan pun membuat seruling dengan menjiplak nada suara yang dikeluarkan Nabi Daud as.
Ibnu Katsir saat menafsirkan al-Quran surat Saba Ayat 10-11 mengutip Wahb ibnu Munabbih mengatakan sesungguhnya Allah telah memberi sesuatu kepada Daud yang belum pernah Dia berikan kepada orang lain, yaitu berupa suara yang bagus.
Disebutkan bahwa sesungguhnya apabila Daud membaca kitab Zabur, maka semua hewan liar berkumpul kepadanya, sehingga Daud dapat memegang lehernya, sedangkan hewan liar itu tidak lari darinya (jinak).
Menurut Wahb ibnu Munabbih, tidaklah setan membuat seruling dan alat musik tiup lainnya, melainkan berdasarkan nada suara yang dikeluarkan oleh Daud as.
Tersebutlah bahwa apabila ia membuka kitab Zabur untuk dibacanya, maka suaranya seakan-akan seperti suara buluh perindu. Disebutkan bahwa Daud telah dianugerahi tujuh puluh suara buluh perindu di tenggorokannya.
Mukjizat Nabi Daud
Allah SWT berfirman:
{وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10) أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (11) }
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, " dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan."
Ibnu Katsir mengatakan di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW mendengar suara Abu Musa Al-Asy'ari ra di malam hari sedang membaca Al-Quran. Maka beliau berhenti dan mendengarkan bacaannya, kemudian bersabda:
" لَقَدْ أُوتِيَ هَذَا مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ"
Sesungguhnya orang ini benar-benar telah dianugrahi sebagian dari suara merdunya keluarga Daud.
Abu Usman An-Nahdi mengatakan bahwa ia belum pernah mendengar suara alat musik apa pun (di masanya) yang lebih indah dan lebih merdu daripada suara Abu Musa Al-Asy'ari r a.
Baju Besi Anyaman
Asal mula Nabi Daud mendapakan mukjizat bisa membuat anyaman baj besi, setelah malaikat memberi tahu dirinya agar tidak makan dengan mengandalkan harta baitul mal.
Al-Hafiz Ibnu Asakir mengatakan dalam biografi Daud as melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr yang di dalamnya terdapat kisah dari Abul Yas, dari Wahb ibnu Munabbih, yang kesimpulannya seperti berikut:
Suatu ketika Daud keluar dengan menyamar, lalu ia menanyakan tentang dirinya kepada kafilah-kafilah yang datang. Maka tidaklah ia menanyai seseorang, melainkah orang tersebut memujinya dalam hal ibadah dan sepak terjangnya.
Akhirnya Allah mengutus malaikat dalam rupa seorang lelaki. Nabi Daud menjumpai lelaki itu, lalu Daud menanyakan kepadanya dengan pertanyaan yang biasa ia kemukakan kepada orang lain.
Malaikat itu menjawab, "Dia adalah seorang yang paling baik buat dirinya sendiri dan buat orang lain, hanya saja di dalam dirinya terdapat suatu pekerti yang seandainya pekerti itu tidak ada pada dirinya, tentulah dia adalah seorang yang kamil."
Daud bertanya, "Pekerti apakah itu?"
Ibnu Katsir saat menafsirkan al-Quran surat Saba Ayat 10-11 mengutip Wahb ibnu Munabbih mengatakan sesungguhnya Allah telah memberi sesuatu kepada Daud yang belum pernah Dia berikan kepada orang lain, yaitu berupa suara yang bagus.
Disebutkan bahwa sesungguhnya apabila Daud membaca kitab Zabur, maka semua hewan liar berkumpul kepadanya, sehingga Daud dapat memegang lehernya, sedangkan hewan liar itu tidak lari darinya (jinak).
Menurut Wahb ibnu Munabbih, tidaklah setan membuat seruling dan alat musik tiup lainnya, melainkan berdasarkan nada suara yang dikeluarkan oleh Daud as.
Tersebutlah bahwa apabila ia membuka kitab Zabur untuk dibacanya, maka suaranya seakan-akan seperti suara buluh perindu. Disebutkan bahwa Daud telah dianugerahi tujuh puluh suara buluh perindu di tenggorokannya.
Mukjizat Nabi Daud
Allah SWT berfirman:
{وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10) أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (11) }
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, " dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan."
Ibnu Katsir mengatakan di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW mendengar suara Abu Musa Al-Asy'ari ra di malam hari sedang membaca Al-Quran. Maka beliau berhenti dan mendengarkan bacaannya, kemudian bersabda:
" لَقَدْ أُوتِيَ هَذَا مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ"
Sesungguhnya orang ini benar-benar telah dianugrahi sebagian dari suara merdunya keluarga Daud.
Abu Usman An-Nahdi mengatakan bahwa ia belum pernah mendengar suara alat musik apa pun (di masanya) yang lebih indah dan lebih merdu daripada suara Abu Musa Al-Asy'ari r a.
Baju Besi Anyaman
Asal mula Nabi Daud mendapakan mukjizat bisa membuat anyaman baj besi, setelah malaikat memberi tahu dirinya agar tidak makan dengan mengandalkan harta baitul mal.
Al-Hafiz Ibnu Asakir mengatakan dalam biografi Daud as melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr yang di dalamnya terdapat kisah dari Abul Yas, dari Wahb ibnu Munabbih, yang kesimpulannya seperti berikut:
Suatu ketika Daud keluar dengan menyamar, lalu ia menanyakan tentang dirinya kepada kafilah-kafilah yang datang. Maka tidaklah ia menanyai seseorang, melainkah orang tersebut memujinya dalam hal ibadah dan sepak terjangnya.
Akhirnya Allah mengutus malaikat dalam rupa seorang lelaki. Nabi Daud menjumpai lelaki itu, lalu Daud menanyakan kepadanya dengan pertanyaan yang biasa ia kemukakan kepada orang lain.
Malaikat itu menjawab, "Dia adalah seorang yang paling baik buat dirinya sendiri dan buat orang lain, hanya saja di dalam dirinya terdapat suatu pekerti yang seandainya pekerti itu tidak ada pada dirinya, tentulah dia adalah seorang yang kamil."
Daud bertanya, "Pekerti apakah itu?"