Pembajakan Masjidil Haram 1979 yang Menggemparkan Umat Islam, Ini Dalangnya
loading...
A
A
A
Pembajakan Masjidil Haram Mekkah Tahun 1979 merupakan peristiwa yang menggemparkan umat Islam. Tidak ada yang menyangka masjid yang terjaga kesucian dan keamanannya tiba-tiba dikuasai oleh pemberontak.
Pagi itu menjelang sholat Subuh 1 Muharram 1400 Hijriyah bertepatan 20 November 1979, ratusan kelompok ekstremis bersenjata memasuki Masjidil Haram. Pemimpin kelompok bersenjata ini ialah Juhayman al-Utaybi. Dialah dalang dari peristiwa berdarah tersebut.
Dalam sejarah, serangan kelompok ini menjadi salah satu insiden yang menggemparkan Arab Saudi dan umat Islam pada masa itu. Seperti diketahui, Masjidil Haram merupakan situs suci umat Islam yang berada di Mekkah.
Serangan ini dilancarkan oleh kelompok bersenjata yang dipimpin Juhayman Al-Utaybi. Penyerangan ini dilakukan karena kekecewaan Utaybi terhadap kepemimpinan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Menurutnya, tujuan penyerangan ini untuk membebaskan Masjidil Haram dari penguasa kerajaan yang murtad dan sudah menepi dari kebenaran.
Lantas, siapakah sebenarnya Juhayman Al-Utaybi ini? Dikutip dari laman Arab News, Utaybi merupakan seorang mantan kopral yang pernah bertugas di Garda Nasional Arab Saudi. Lebih lanjut, Juhayman dan para pengikutnya merupakan kelompok ekstremis agama yang percaya bahwa masyarakat sekitar dipenuhi orang kafir. Dalam hal ini, mereka merasa harus menggunakan kekuatan untuk mengubah situasi tersebut.
Nasser Al-Huzaimi pernah menulis pengambilalihan sebuah kelompok Salafi pada 1977 oleh para anggotanya yang masih muda, termasuk Utaybi sendiri. "Dia menjadi pemimpin dan penyelenggara kelompok dan merekrut anggota muda untuk mematuhinya secara membabi buta," tulis Al-Huzaimi dalam serangkaian artikel yang diterbitkan di surat kabar Al-Riyadh pada 2002-2003, seperti dilansir dari laman Arab News.
Selain mengklaim dirinya dan pasukannya akan membebaskan Masjidil Haram, Juhayman al-Utaybi juga memperkenalkan saudaranya Mohammed al-Qahtani sebagai Imam Mahdi.
Tepat pada 20 November 1979, sekitar 50.000 umat muslim tengah berada di Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat shubuh. Kala itu, Utaybi bersama sekitar 200 pengikutnya ikut masuk dalam jamaah sholat.
Saat sholat berakhir, mereka dengan cepat merebut mikrofon dan menyampaikan beberapa hal. Sekitar satu jam setelahnya, Juhayman al-Utaybi berhasil meraih kendali penuh atas Masjidil Haram.
Pemerintah Arab Saudi meminta bantuan Prancis dalam peristiwa ini dan merekomendasikan penggunaan tabung gas untuk membuat udara di tempat persembunyian Utaybi dan kelompoknya bersembunyi.
Akhirnya, pengepungan Masjidil Haram berakhir pada 4 Desember 1979. Sekitar 117 anak buah Juhayman al-Utaybi tewas, sedangkan 63 sisanya menyerah dan berakhir dihukum pancung.
Di akhir hidupnya, Utaybi dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi. Pelaksanaannya dilakukan di depan umum bersama dengan para anggota kelompoknya.
Berikut ilustrasi peristiwanya dalam Film pendek yang disiarkan Channel MBC1 pada 24 Mei 2019 melalui saluran YouTube:
Pagi itu menjelang sholat Subuh 1 Muharram 1400 Hijriyah bertepatan 20 November 1979, ratusan kelompok ekstremis bersenjata memasuki Masjidil Haram. Pemimpin kelompok bersenjata ini ialah Juhayman al-Utaybi. Dialah dalang dari peristiwa berdarah tersebut.
Dalam sejarah, serangan kelompok ini menjadi salah satu insiden yang menggemparkan Arab Saudi dan umat Islam pada masa itu. Seperti diketahui, Masjidil Haram merupakan situs suci umat Islam yang berada di Mekkah.
Serangan ini dilancarkan oleh kelompok bersenjata yang dipimpin Juhayman Al-Utaybi. Penyerangan ini dilakukan karena kekecewaan Utaybi terhadap kepemimpinan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Menurutnya, tujuan penyerangan ini untuk membebaskan Masjidil Haram dari penguasa kerajaan yang murtad dan sudah menepi dari kebenaran.
Lantas, siapakah sebenarnya Juhayman Al-Utaybi ini? Dikutip dari laman Arab News, Utaybi merupakan seorang mantan kopral yang pernah bertugas di Garda Nasional Arab Saudi. Lebih lanjut, Juhayman dan para pengikutnya merupakan kelompok ekstremis agama yang percaya bahwa masyarakat sekitar dipenuhi orang kafir. Dalam hal ini, mereka merasa harus menggunakan kekuatan untuk mengubah situasi tersebut.
Nasser Al-Huzaimi pernah menulis pengambilalihan sebuah kelompok Salafi pada 1977 oleh para anggotanya yang masih muda, termasuk Utaybi sendiri. "Dia menjadi pemimpin dan penyelenggara kelompok dan merekrut anggota muda untuk mematuhinya secara membabi buta," tulis Al-Huzaimi dalam serangkaian artikel yang diterbitkan di surat kabar Al-Riyadh pada 2002-2003, seperti dilansir dari laman Arab News.
Selain mengklaim dirinya dan pasukannya akan membebaskan Masjidil Haram, Juhayman al-Utaybi juga memperkenalkan saudaranya Mohammed al-Qahtani sebagai Imam Mahdi.
Tepat pada 20 November 1979, sekitar 50.000 umat muslim tengah berada di Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat shubuh. Kala itu, Utaybi bersama sekitar 200 pengikutnya ikut masuk dalam jamaah sholat.
Saat sholat berakhir, mereka dengan cepat merebut mikrofon dan menyampaikan beberapa hal. Sekitar satu jam setelahnya, Juhayman al-Utaybi berhasil meraih kendali penuh atas Masjidil Haram.
Pemerintah Arab Saudi meminta bantuan Prancis dalam peristiwa ini dan merekomendasikan penggunaan tabung gas untuk membuat udara di tempat persembunyian Utaybi dan kelompoknya bersembunyi.
Akhirnya, pengepungan Masjidil Haram berakhir pada 4 Desember 1979. Sekitar 117 anak buah Juhayman al-Utaybi tewas, sedangkan 63 sisanya menyerah dan berakhir dihukum pancung.
Di akhir hidupnya, Utaybi dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi. Pelaksanaannya dilakukan di depan umum bersama dengan para anggota kelompoknya.
Berikut ilustrasi peristiwanya dalam Film pendek yang disiarkan Channel MBC1 pada 24 Mei 2019 melalui saluran YouTube:
(rhs)