Hadis Nabi tentang Sapi dan Srigala yang Berbicara dengan Bahasa Manusia
loading...
A
A
A
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah berkata, usai salat subuh Rasulullah menghadap kepada para jamaah. Beliau bercerita tentang seekor sapi yang bisa berbicara kepada pemiliknya dan seekor serigala yang berbicara dengan penggembala kambing.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang sebagian keajaiban dan keunikan yang terjadi pada sebagian orang pada masa umat sebelumnya. ( )
Beliau menyampaikan tentang seorang laki-laki yang menaiki punggung seekor sapi sebagaimana orang-orang menunggang punggung kuda, keledai dan baghl.
Sapi ini ogah-ogahan, maka penunggangnya memukulinya agar berjalan lebih cepat. Tiba-tiba sapi itu menoleh kepadanya, lalu berkata kepadanya dengan ucapan manusia yang mengingkari perbuatannya yang menyalahi sunnatullah pada makhluknya, "Kami tidak diciptakan untuk ini, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah."
Seolah-olah sapi ini berkata kepada pengendara, "Kamu telah berbuat zalim kepadaku dengan mengendaraiku, karena kamu telah menggunakanku untuk sesuatu di mana Allah menciptakanku bukan untuk hal itu."
Kezaliman adalah meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Para sahabat takjub. Kisah ini memang mengundang ketakjuban. Mereka berkata, "Subhanallah, seekor sapi berbicara." ( )
Ucapan mereka ini bukan merupakan sikap mendustakan Rasulullah. Tidak mungkin mereka mendustakan. Akan tetapi, para sahabat mendengar sesuatu di luar adat kebiasaan yang terlihat. Maka Nabi menegaskan lagi berita ini dan menetapkannya dengan mengatakan bahwa dirinya beriman kepada hal itu, begitu pula Abu Bakar dan Umar.
"Sesungguhnya aku beriman kepadanya, begitu pula Abu Bakar dan Umar," ujar Rasulullah. Pada saat beliau menyampaikan hadis ini Abu Bakar dan Umar sedang tidak hadir di masjid bersamanya.
Nabi mengucapkan hal ini ketika keduanya tidak hadir karena beliau mengetahui besarnya kepercayaan keduanya kepada Allah dan besarnya keyakinan dan iman keduanya terhadap kodrat Allah di atas segala sesuatu, termasuk atas sapi yang berbicara ini.( )
Selain sapi yang berbicara dengan penunggangnya, Nabi juga menceritakan kisah lain tentang seekor serigala dan seorang penggembala.
Serigala ini menyerang domba milik seorang penggembala. Ia mengambil seekor domba. Penggembala ini adalah seorang yang kuat dan berani. Dia pun mengejar serigala itu dan menyelamatkan domba itu darinya. Maka serigala itu memandang penggembala itu dan berkata, "Kamu menyelamatkan domba ini dariku. Lalu siapa yang akan menyelamatkannya pada hari datangnya binatang buas di mana pada hari itu tidak ada penggembala selain diriku?"
Abu Nuaim meriwayatkan dalam Dalailin Nubuwah, bahwa kisah ini terjadi pada seorang sahabat yang bernama Uhban bin Aus. Seekor serigala menyerang dombanya. Serigala itu menerkam seekor domba. Uhban berteriak, lalu serigala itu duduk di atas ekornya.( )
Serigala itu berbicara kepadanya, "Siapa yang akan menjaganya di hari ketika kamu sedang sibuk darinya? Kamu telah menghalangiku mendapatkan rizki dari Allah."
Uhban berkata, "Lalu aku menepuk tanganku. Aku berkata, 'Demi Allah aku tidak melihat sesuatu yang lebih aneh dari ini." (Hal ini terjadi setelah Nabi diangkat menjadi Rasul).
Serigala itu berkata, "Ada yang lebih aneh dari itu, seorang utusan Allah di kota yang ditumbuhi kurma, dia mengajak kepada Allah." Lalu Uhban datang kepada Rasulullah, ia menceritakan hal itu dan masuk Islam.
Rasulullah telah menyampaikan bahwa Kiamat tidak terjadi hingga binatang buas berbicara kepada manusia dengan bahasa mereka. Ini pasti terjadi karena Nabi
telah menyampaikannya.
Syaikh ‘Umar Sulaiman mengingatkan walaupun kita takjub bahwa ada binatang yang berbicara kepada manusia dengan bahasanya, kita tetap beriman dan mempercayai berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, orang yang jujur dan terpercaya. Kita tetap percaya kepada kodrat (kekuasaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah telah memberitakan bahwa anggota tubuh manusia pada hari Kiamat akan berbicara dan menjadi saksi atasnya.
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang sebagian keajaiban dan keunikan yang terjadi pada sebagian orang pada masa umat sebelumnya. ( )
Beliau menyampaikan tentang seorang laki-laki yang menaiki punggung seekor sapi sebagaimana orang-orang menunggang punggung kuda, keledai dan baghl.
Sapi ini ogah-ogahan, maka penunggangnya memukulinya agar berjalan lebih cepat. Tiba-tiba sapi itu menoleh kepadanya, lalu berkata kepadanya dengan ucapan manusia yang mengingkari perbuatannya yang menyalahi sunnatullah pada makhluknya, "Kami tidak diciptakan untuk ini, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah."
Seolah-olah sapi ini berkata kepada pengendara, "Kamu telah berbuat zalim kepadaku dengan mengendaraiku, karena kamu telah menggunakanku untuk sesuatu di mana Allah menciptakanku bukan untuk hal itu."
Kezaliman adalah meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Para sahabat takjub. Kisah ini memang mengundang ketakjuban. Mereka berkata, "Subhanallah, seekor sapi berbicara." ( )
Ucapan mereka ini bukan merupakan sikap mendustakan Rasulullah. Tidak mungkin mereka mendustakan. Akan tetapi, para sahabat mendengar sesuatu di luar adat kebiasaan yang terlihat. Maka Nabi menegaskan lagi berita ini dan menetapkannya dengan mengatakan bahwa dirinya beriman kepada hal itu, begitu pula Abu Bakar dan Umar.
"Sesungguhnya aku beriman kepadanya, begitu pula Abu Bakar dan Umar," ujar Rasulullah. Pada saat beliau menyampaikan hadis ini Abu Bakar dan Umar sedang tidak hadir di masjid bersamanya.
Nabi mengucapkan hal ini ketika keduanya tidak hadir karena beliau mengetahui besarnya kepercayaan keduanya kepada Allah dan besarnya keyakinan dan iman keduanya terhadap kodrat Allah di atas segala sesuatu, termasuk atas sapi yang berbicara ini.( )
Selain sapi yang berbicara dengan penunggangnya, Nabi juga menceritakan kisah lain tentang seekor serigala dan seorang penggembala.
Serigala ini menyerang domba milik seorang penggembala. Ia mengambil seekor domba. Penggembala ini adalah seorang yang kuat dan berani. Dia pun mengejar serigala itu dan menyelamatkan domba itu darinya. Maka serigala itu memandang penggembala itu dan berkata, "Kamu menyelamatkan domba ini dariku. Lalu siapa yang akan menyelamatkannya pada hari datangnya binatang buas di mana pada hari itu tidak ada penggembala selain diriku?"
Abu Nuaim meriwayatkan dalam Dalailin Nubuwah, bahwa kisah ini terjadi pada seorang sahabat yang bernama Uhban bin Aus. Seekor serigala menyerang dombanya. Serigala itu menerkam seekor domba. Uhban berteriak, lalu serigala itu duduk di atas ekornya.( )
Serigala itu berbicara kepadanya, "Siapa yang akan menjaganya di hari ketika kamu sedang sibuk darinya? Kamu telah menghalangiku mendapatkan rizki dari Allah."
Uhban berkata, "Lalu aku menepuk tanganku. Aku berkata, 'Demi Allah aku tidak melihat sesuatu yang lebih aneh dari ini." (Hal ini terjadi setelah Nabi diangkat menjadi Rasul).
Serigala itu berkata, "Ada yang lebih aneh dari itu, seorang utusan Allah di kota yang ditumbuhi kurma, dia mengajak kepada Allah." Lalu Uhban datang kepada Rasulullah, ia menceritakan hal itu dan masuk Islam.
Rasulullah telah menyampaikan bahwa Kiamat tidak terjadi hingga binatang buas berbicara kepada manusia dengan bahasa mereka. Ini pasti terjadi karena Nabi
telah menyampaikannya.
Syaikh ‘Umar Sulaiman mengingatkan walaupun kita takjub bahwa ada binatang yang berbicara kepada manusia dengan bahasanya, kita tetap beriman dan mempercayai berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, orang yang jujur dan terpercaya. Kita tetap percaya kepada kodrat (kekuasaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah telah memberitakan bahwa anggota tubuh manusia pada hari Kiamat akan berbicara dan menjadi saksi atasnya.
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ