Kisah Keberkahan Halimah setelah Menyusui Muhammad SAW
loading...
A
A
A
Seketika, susu yang deras keluar dan beliau dapat minum hingga kenyang. Saudara sepersusuannya juga minum bersama beliau hingga kenyang. Lalu, keberkahan demi keberkahan pun meliputi Halimah dan suaminya.
Suatu hari ketika suami Halimah hendak memerah susu keledai betinanya, susu segar melimpah dari keledai betina tersebut. Halimah beserta suaminya pun minum dengan cukup dan merasa diselimuti dengan kebaikan sepanjang malam.
Menjelang pagi, suami Halimah berkata, “Tahukah kamu, wahai Halimah? Kamu telah mengambil bayi yang penuh dengan berkah.”
Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh aku mengharapkan hal itu terjadi (dan terjadi).”
Dalam kisah lainnya, Halimah pergi dengan keledai betina sambil menggendong si kecil Muhammad. Namun, jika diukur dari batas nalar logika, Halimah sadar bahwa seharusnya keledai betinanya tak akan mampu menempuh jarak dari perjalanan yang menurut dia jauh tersebut.
Halimah pun diingatkan teman-temannya agar berhati-hati dalam menempuh perjalanan. Sebab, batas kemampuan si keledai betina kemungkinan tak akan sekuat itu. Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh keledai betina itu menyimpan rahasia.”
Haekal juga menulis, bayi Muhammad membawa berkah kepada keluarga Halimah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah.
Selama dua tahun Muhammad tinggal di Thaif, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh puterinya yang bernama Syaima. Sesudah dua tahun Muhammad disapih dan dibawa kembali kepada ibunya di Mekkah.
Setelah itu Muhammad dibawa kembali oleh Halimah ke pedalaman atas permintaan Aminah menurut satu keterangan dan atas permintaan Halimah menurut keterangan yang lain untuk menghindari wabah penyakit yang dikhawatirkan berkembang di Mekkah waktu itu. Muhammad kembali tinggal di pedalaman menikmati udara pegunungan yang jernih dan segar.
Suatu hari ketika suami Halimah hendak memerah susu keledai betinanya, susu segar melimpah dari keledai betina tersebut. Halimah beserta suaminya pun minum dengan cukup dan merasa diselimuti dengan kebaikan sepanjang malam.
Menjelang pagi, suami Halimah berkata, “Tahukah kamu, wahai Halimah? Kamu telah mengambil bayi yang penuh dengan berkah.”
Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh aku mengharapkan hal itu terjadi (dan terjadi).”
Dalam kisah lainnya, Halimah pergi dengan keledai betina sambil menggendong si kecil Muhammad. Namun, jika diukur dari batas nalar logika, Halimah sadar bahwa seharusnya keledai betinanya tak akan mampu menempuh jarak dari perjalanan yang menurut dia jauh tersebut.
Halimah pun diingatkan teman-temannya agar berhati-hati dalam menempuh perjalanan. Sebab, batas kemampuan si keledai betina kemungkinan tak akan sekuat itu. Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh keledai betina itu menyimpan rahasia.”
Haekal juga menulis, bayi Muhammad membawa berkah kepada keluarga Halimah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah.
Selama dua tahun Muhammad tinggal di Thaif, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh puterinya yang bernama Syaima. Sesudah dua tahun Muhammad disapih dan dibawa kembali kepada ibunya di Mekkah.
Setelah itu Muhammad dibawa kembali oleh Halimah ke pedalaman atas permintaan Aminah menurut satu keterangan dan atas permintaan Halimah menurut keterangan yang lain untuk menghindari wabah penyakit yang dikhawatirkan berkembang di Mekkah waktu itu. Muhammad kembali tinggal di pedalaman menikmati udara pegunungan yang jernih dan segar.
(mhy)