Maulid Nabi: Kisah Alam Menyambut Lahirnya Rasulullah SAW

Minggu, 02 Oktober 2022 - 14:13 WIB
loading...
Maulid Nabi: Kisah Alam...
Saat Nabi Muhammad SAW lahir muncul bintang besar bercahaya. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Banyak peristiwa besar terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW lahir. Alam seakan menyambut dengan gembira kelahiran nabi dan rasul terakhir tersebut.

Allah SWT menutup para nabi dan rasul dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW diutus untuk membenarkan dan menyempurnakan agama-agama samawi yang terdahulu. Hal demikian dinyatakan dalam Al-Quran salah satunya dalam surah al-Ahzab ayat 40.

Di dalam Al-Quran, Allah SAW menyatakan kedatangan sosok Nabi Muhammad sebagai karunia bagi hamba-hamba-Nya, kabar gembira, dan rahmat bagi seluruh alam. Karena itulah, alam pun menyambut dengan gembira akan kelahiran Nabi akhir zaman. Kemuliaan Rasulullah SAW telah tampak sejak sebelum beliau lahir ke dunia.



Ibnu Hisyam dalam bukunya berjudul "Sirah Nabawiyah" menyebut saat mengandung Muhammad, Allah telah memberi pesan kepada ibunya, Aminah.

Diriwayatkan Ibnu Sa'ad, bahwa ibunda Muhammad Aminah mengatakan ketika melahirkan, melihat ada cahaya yang keluar dari rahimnya, sehingga ia bisa melihat istana-istana Bushra di Syam."

Diriwayatkan, bahwa cahaya itu bersinar hingga ke Istana Busyra. Cahaya itu terlihat seolah anak panah dan pelangi yang dapat terlihat dari kota-kota yang jauh. Adapula yang berpendapat bahwa cahaya itu menerangi seluruh dunia.

Pada saat tengah mengandung Muhammad, Aminah bahkan tidak merasakan berat sebagaimana dialami oleh ibu-ibu hamil pada umumnya. Selanjutnya, ketika Nur Muhammad SAW masuk ke dalam rahim Aminah, Allah SWT memerintahkan malaikat supaya membuka pintu surga dan memberi tahu semua penghuni langit dan bumi tentang berita kelahiran Sang Nabi.

Tidak hanya itu, alam pun memberi isyarat akan kelahiran sang pembawa rahmat ini. Haddad Alwi, dalam buku berjudul "Uswatun Hasanah" mengisahkan bahwa tanah-tanah di sekitar kawasan Mekkah sebelumnya kering kerontang. Namun menjelang kelahirannya, tanah di sana menjadi subur, pohon-pohon menjadi rimbun dan berbuah lebat. Hewan-hewan di darat dan di laut sibuk membicarakan serta mengumumkan berita akan lahirnya Nabi Muhammad SAW.



Diriwayatkan oleh al-Baihaqi oleh Fathimah ats-Tsaqafiyyah, bahwa ia menyaksikan detik-detik kelahiran Muhammad SAW. "Ketika itu aku melihat cahaya yang amat terang menyinari seisi rumah tempat beliau dilahirkan. Selain itu, aku pun melihat beberapa bintang bersinar turun mendekat sehingga aku merasa seolah-olah bintang-bintang itu hendak mematuhi diriku."

Sementara itu, Aminah melihat sendiri bayi Muhammad SAW berbaring dengan kedua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Kemudian, Aminah melihat awan turun menyelimutinya dan juga mendengar sebuah seruan. "Bimbinglah ia mengelilingi Timur dan Barat, supaya mereka tahu, dan dialah yang akan menghapuskan segala perkara syirik." Setelah itu, awan tersebut lenyap dari pandangan Aminah.

Selain itu, diriwayatkan bahwa pada malam kelahiran Muhammad SAW, bumi berguncang dilanda gempa sehingga berhala-hala yang terpancang di sekitar Kakbah jatuh bergelimpangan dan berhancuran.

Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib bercerita, "Ketika aku sedang berada di Kakbah, tiba-tiba berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara dari dinding Kakbah, 'Telah lahir Nabi pilihan yang akan membinasakan orang kafir dan menyucikan-Ku dari berhala-berhala ini dan akan memerintahkan penyembahan kepada Yang Mahamengetahui'."

Selain tanda ini, terdapat peristiwa-peristiwa besar di berbagai wilayah yang terjadi menjelang kelahiran Nabi SAW. Sementara setelah beliau lahir, disebutkan bahwa tembakan komet di langit menjadi sering terjadi sebagai tanda bahwa pengetahuan iblis dan jin tentang perkara gaib sudah tamat.

Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiu'l Awal pada Tahun Gajah di tengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah. Sebagian ulama berpendapat beliau lahir pada Senin, 9 Rabiul Awal atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 Masehi.



Bintang Besar Bercahaya
Peristiwa alam lainnya pada saat Nabi Muhammad SAW lahir adalah munculnya bintang besar bercahaya. Fuad Abdurahman dalam bukunya berjudul "Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua" menceritakan bahwa para ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) melihat bintang besar bercahaya seolah berlensa tepat pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sebelumnya, bintang itu tak pernah terlihat. Di antara mereka ada yang berseru, “Nabi penutup zaman sudah lahir.”

Dalam hal ini, Ka'ab al-Ahbar, seorang sahabat Nabi, pernah berkata, “Saya telah melihat di dalam Taurat bahwa Allah telah mengabarkan kepada kaum Musa tentang saat lahirnya Muhammad SAW, 'Sesungguhnya bintang tetap yang telah kamu ketahui itu, bila ia bergerak dari tempatnya, hal itu menandakan bahwa Muhammad telah keluar'.”

Ketika Baginda Nabi lahir, bintang itu pun bergerak dan berpindah dari tempat asalnya. Maka, orang-orang Yahudi itu semuanya mengetahui bahwa Nabi yang diberitakan Allah itu telah lahir ke dunia. Namun, mereka merahasiakannya karena kedengkian mereka.

Ustadz Khalid Basalamah dalam jejaring YouTube Lentera Islam menyebut bintang itu adalah bintang Ahmad. "Orang-orang Yahudi yang ada di Madinah itu meyakini kalau nabi terakhir yang mereka tunggu di Madinah itu, kalau lahir akan keluar bintang yang diistilahkan bintang Ahmad," katanya.

Menurut orang-orang Yahudi hal tersebut telah tertulis dalam Kitab Taurat. "Dan mereka mengukir bintang itu sesuai dengan keterangan dalam Kitab Taurat ," jelasnya.

Salah satu orang Yahudi tersebut menyaksikan sewaktu masih kanak-kanak, kemudian saat ia dewasa dan memeluk Islam mengisahkan hal ini. "Beliau mengatakan pada hari Nabi SAW lahir aku kebetulan berada di salah satu benteng Yahudi," katanya.

Beliau melihat salah satu pendeta Yahudi naik ke sana lalu berteriak dengan suara keras. 'Wahai Yahudi, sungguh sudah terlihat pada malam ini bintangnya Ahmad dan tidak terlihat kecuali pada saat ia lahir!'

Kisah ini kemudian dinukil olehnya yang tak lain adalah Hassan ibnu Tsabit ra seorang penyair yang umurnya beda tujuh tahun lebih tua dari Nabi SAW. "Beliau mengatakan setelah masuk islam, setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah," kata Ustadz Khalid Basalamah.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1919 seconds (0.1#10.140)