Kontroversi Kitab Barzanji: Nur Muhammad yang Picu Perdebatan

Senin, 03 Oktober 2022 - 14:18 WIB
loading...
A A A
Syaikh Nawawi juga membawa hadis riwayat Jabir yang menjadi salah satu dasar konsep Nur Muhammad di samping beberapa riwayat hadits lainnya.

Ketika ditanya perihal makhluk pertama yang diciptakan Allah, Rasulullah SAW menjawab, "Sungguh, Allah menciptakan nur nabimu sebelum segala sesuatu."

Allah menjadikan nur itu beredar dengan kuasa Allah sesuai kehendak-Nya. Saat itu belum ada lauh, qalam, surga, neraka, malaikat, manusia, jin, bumi, langit, matahari, dan bulan. Atas dasar ini, nur itu adalah substansi, bukan aksiden.

Riwayat lain yang mengungkapkan Nur Muhammad, menurut Syaikh Nawawi an-Bantani, adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari sahabat Maysarah RA yang bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan kau menjadi nabi?”

“Saat Adam AS di antara roh dan jasad,” jawab Rasulullah SAW.



Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani (470-561 H) dalam kitabnya "Sirrul Asror" juga menjelaskan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan adalah "Nur Muhammad" dari cahaya suci Keindahan-Nya.

Empat ribu tahun setelah diciptakan Nur Muhammad, Allah baru menciptakan 'Arasy dari cahaya mata Muhammad. Kemudian Allah ciptakan makhluk yang lain dari 'Arasy.

Kata Syaikh Abdul Qadir, semua ilmu di alam dunia ini memerlukan pengetahuan yang datangnya dari alam ghaib sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

وَعَلَّمنٰهُ مِن لَدُنّا عِلمًا

"....Dan Kami telah ajarkan kepadanya satu ilmu dari sisi Kami (ilmu Laduni)." ( QS Al-Kahfi Ayat 65).

Dalam buku "Nur Muhammad dan Berita dari Alam Ghaib" karya Aqil bil-Qisti juga disebutkan Allah menciptakan sebuah pohon Yakin yang mempunyai empat cabang. Kemudian Allah menciptakan Nur Muhammad dari sebuah intan putih serupa burung merak, lalu burung merak itu membaca tasbih selama 70.000 tahun.

Kemudian Allah menciptakan cermin kehidupan dan diletakkan di depan burung merak, lalu burung merak menatap cermin tersebut. Burung merak itu lalu merasa malu dan meneteskan keringat enam tetes; dari tetes pertama Allah menciptakan Abu Bakar, tetes kedua Umar bin Khathab, tetes ketiga Usman bin Affan, tetes keempat Ali bin Abi Thalib, tetes kelima bunga mawar dan tetes keenam padi.

Menurut buku ini, adanya semua makhluk berasal dari Nur Muhammad, sampai Nabi Adam pun di dahinya ada Nur Muhammad.

Yusuf Ismail an-Nabhani dalam "Al-Anwar al-Muhammadiyyah" menjelaskan makna istilah ini dengan berkata, “Ketahuilah, bahwasannya tatkala kehendak al-Haq (Allah) berhubungan dengan penciptaan para makhluk-Nya, Allah telah menampakkan haqiqat Muhammad dari cahaya-cahaya-Nya, kemudian dengan sebabnya tersingkaplah seluruh alam dari atas hingga bawahnya …….kemudian terpancarlah darinya sumber roh-roh, sedangkan dia (Muhammad) merupakan jenis (ruh) yang paling tinggi di atas segala jenis dan sebagai induk terbesar bagi seluruh makhluk yang ada.”

Ini mengandung pengertian bahwasanya Allah SWT menciptakan Muhammad dari cahaya-Nya dan bahwa Dia menciptakannya sebelum penciptaan Adam, bahkan sebelum menciptakan seluruh alam. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan dari cahaya Muhammad.



Berita Palsu
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1912-1999) dalam "Fatawa Nur ‘ala ad-Darb" mengatakan sehubungan dengan perkataan sebagian manusia dan khurofi, serta kalangan Sufi bahwa ‘beliau (Nabi Muhammad SAW) diciptakan dari cahaya’ atau ‘yang pertama kali diciptakan adalah cahaya Muhammad SAW, ini semua kabar (riwayat) yang tidak ada asalnya, seluruhnya kebatilan, merupakan berita palsu yang tidak ada dasarnya (sama sekali) sebagaimana telah disebutkan di muka”.

Beliau mengatakan, pernyataan bahwa dunia diciptakan karena (Nabi) Muhammad SAW, kalau tidak ada Muhammad SAW maka dunia tidak akan pernah ada, juga tidak akan diciptakan makhluk (lainnya), ini merupakan kebatilan, tidak ada asalnya, ini perkataan yang rusak.

Menurut Syaikh Abdul Aziz, Allah menciptakan dunia agar Dia dikenal, diketahui dan diibadahi (oleh makhluk, manusia). Allah menciptakan dunia dan seluruh makhluk agar dikenal melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kekuasaan dan ilmu-Nya, agar ibadahi, tidak ada sekutu bagi-nya, bukan karena Muhammad SAW, Nuh as, ataupun Isa as maupun karena nabi lainnya. Allah menciptakan seluruh makhluk agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2179 seconds (0.1#10.140)