Deretan Ulama yang Mengkritik Penguasa Secara Terbuka
loading...
A
A
A
Mengkritik penguasa secara terbuka tidaklah termasuk ghibah yang dilarang dalam Islam. Alalagi yang dikritik adalah penguasa zalim, hal ini dibolehkan dalam Islam.
Hanya saja menyampaikan haq (kebenaran) itu dianjurkan dengan cara yang santun, bukan kalimat caci dan makian. Dalam hadis terdapat keterangan:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ، كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Artinya: "Seutama-utama Jihad adalah menyampaikan kalimat yang adil (haq) kepada penguasa (sulthan) yang zalim." (HR Abu Dawud 4346, at-Tirmidzi 2265, dan Ibnu Majah 4011)
Mengkritik penguasa secara terbuka pernah terjadi pada masa sahabat Nabi dan Tabi'in. Para Ulama kala itu sering mengkritik para Khalifah di depan umum.
Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya menceritakan para ulama yang mengkritik penguasa secara terbuka. Berikut kisahnya:
1. Ibnu Abbas Mengkritik Kebijakan Sayyidina Ali
Ketika orang-orang menceritakan bahwa Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib menjatuhkan hukum bakar kepada orang-orang murtad, Ibnu Abbas berkata: "Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api)."
2. Wanita Tua Mengkritik Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab menetapkan kebijakan pembatasan mahar, seorang wanita tua angkat bicara menolaknya padahal Umar masih berdiri diatas mimbar. "Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau tidak mendengar firman Allah: 'Sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun... (QS. An Nisa ayat 20). Mendengar itu Umar langsung meralat keputusannya.
3. Abu Muslim Menolak Keputusan Muawiyah
Mu'awiyyah berdiri di atas mimbar mengumumkan pemotongan jatah harta beberapa kaum Muslimin. Maka berdirilah Abu Muslim Al Khulani menolak dengan tegas: "Kami tidak akan mendengar dan taat wahai Mu'awiyyah!"
Mu'awiyyah berkata: "Mengapa wahai Abu Muslim?" Abu Muslim menjawab: "Mengapa engkau memotong jatah itu, padahal jatah itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ibu bapakmu?"
4. Ibnu Sirin Mengkritik Guberbur Iraq
Ibnu Hubairah Guberbur Iraq pernah memanggil Ibnu Sirin, Hasan Al-Bashri dan Asy Sya'bi ke istananya, lalu ia bertanya kepada Imam Ibnu Sirin: "Wahai imam apa yang kau lihat sejak kau mendekat pintu istanaku?"
Ibnu Sirin menjawab tegas: "Di sini aku melihat kedzaliman yang merata di mana-mana!"
5. Bantahan Telak Syaikh Abdul Qadir Jailany
Ketika gubernur Yahya bin Sa'id membuat keputusan yang merugikan rakyat, seketika sang imam berdiri dan mendebatnya: "Semoga orang Islam tidak lagi dipimpin oleh orang yang paling dzalim, apa jawabanmu kelak ketika menghadap Tuhan semesta alam atas keputusan zalimmu ini?" Gubernur itu langsung gemetaran dan merubah keputusannya.
6. Imam Sufyan ats-Tsauri Menolak Hadiah
Ketika Khalifah Al-Mahdi datang bersama rombongannya menemui imam Sufyan ke rumahnya untuk memberi hadiah, beliau menolak dengan berkata: "Jangan pernah kau kunjungi aku hingga akulah yang mendatangimu, dan janganlah memberiku apa-apa sampai aku yang memintanya kepadamu..."
7. Demo Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Riwayat yang sangat masyhur, yakni ketika Gubernur Damaskus berbuat licik dengan membuat kebijakan yang menguntungkan musuh Islam. Ibnu Taimiyah mengumpulkan masyarakat khususnya para pemuda untuk beramai-ramai mendatangi istana gubernut menyuarakan penolakan atas keputusan dzalim penguasa tersebut.
8. Imam Izz Abdus Salam Mendamprat Sultan Soal Khamr
Imam Izz Abdus Salam pernah menemui Sultan Najmudin yang sedang berbaris dengan pasukannya. Sang imam berteriak ke arah Sultan: "Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia nanti menanyaimu, "Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kenapa kamu memperbolehkan khamr!" Sultan Najmuddin Ayyub terkejut lalu menjawab: "Apakah ini terjadi?"
Sang imam menjawab: "Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini."
9. Imam an-Nawawi Mengkritik Penguasa yang Akan Memungut Pajak
Imam Nawawi berkata kepada Malik Dzahir yang hendak memungut pajak dari rakyat: "Kamu dahulu itu cuma budak yang tidak memiliki apa pun. Dan sekarang kamu jadi raja yang di sekelilingmu saat ini banyak pelayan laki-laki dan perempuan serta istana-istana, dan ladang yang luas. Kamu boleh memungkut pajak dari rakyat, asalkan engkau lucuti dulu kekayaan dirimu dan keluargamu."
Ustaz Ahmad Syahri mengatakan, masih banyak riwayat ulama terdahulu yang menyampaikan nasihat secara terang-terangan kepada penguasa.
"Apakah mereka tidak tahu Hadis tentang perintah menasehati penguasa diam-diam? Tentu mereka tahu dan pasti lebih paham tentang hadits itu dari pada kita. Karena hadits tentang masalah ini bukan cuma satu," kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Hanya saja menyampaikan haq (kebenaran) itu dianjurkan dengan cara yang santun, bukan kalimat caci dan makian. Dalam hadis terdapat keterangan:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ، كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Artinya: "Seutama-utama Jihad adalah menyampaikan kalimat yang adil (haq) kepada penguasa (sulthan) yang zalim." (HR Abu Dawud 4346, at-Tirmidzi 2265, dan Ibnu Majah 4011)
Mengkritik penguasa secara terbuka pernah terjadi pada masa sahabat Nabi dan Tabi'in. Para Ulama kala itu sering mengkritik para Khalifah di depan umum.
Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya menceritakan para ulama yang mengkritik penguasa secara terbuka. Berikut kisahnya:
1. Ibnu Abbas Mengkritik Kebijakan Sayyidina Ali
Ketika orang-orang menceritakan bahwa Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib menjatuhkan hukum bakar kepada orang-orang murtad, Ibnu Abbas berkata: "Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api)."
2. Wanita Tua Mengkritik Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab menetapkan kebijakan pembatasan mahar, seorang wanita tua angkat bicara menolaknya padahal Umar masih berdiri diatas mimbar. "Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau tidak mendengar firman Allah: 'Sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun... (QS. An Nisa ayat 20). Mendengar itu Umar langsung meralat keputusannya.
3. Abu Muslim Menolak Keputusan Muawiyah
Mu'awiyyah berdiri di atas mimbar mengumumkan pemotongan jatah harta beberapa kaum Muslimin. Maka berdirilah Abu Muslim Al Khulani menolak dengan tegas: "Kami tidak akan mendengar dan taat wahai Mu'awiyyah!"
Mu'awiyyah berkata: "Mengapa wahai Abu Muslim?" Abu Muslim menjawab: "Mengapa engkau memotong jatah itu, padahal jatah itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ibu bapakmu?"
4. Ibnu Sirin Mengkritik Guberbur Iraq
Ibnu Hubairah Guberbur Iraq pernah memanggil Ibnu Sirin, Hasan Al-Bashri dan Asy Sya'bi ke istananya, lalu ia bertanya kepada Imam Ibnu Sirin: "Wahai imam apa yang kau lihat sejak kau mendekat pintu istanaku?"
Ibnu Sirin menjawab tegas: "Di sini aku melihat kedzaliman yang merata di mana-mana!"
5. Bantahan Telak Syaikh Abdul Qadir Jailany
Ketika gubernur Yahya bin Sa'id membuat keputusan yang merugikan rakyat, seketika sang imam berdiri dan mendebatnya: "Semoga orang Islam tidak lagi dipimpin oleh orang yang paling dzalim, apa jawabanmu kelak ketika menghadap Tuhan semesta alam atas keputusan zalimmu ini?" Gubernur itu langsung gemetaran dan merubah keputusannya.
6. Imam Sufyan ats-Tsauri Menolak Hadiah
Ketika Khalifah Al-Mahdi datang bersama rombongannya menemui imam Sufyan ke rumahnya untuk memberi hadiah, beliau menolak dengan berkata: "Jangan pernah kau kunjungi aku hingga akulah yang mendatangimu, dan janganlah memberiku apa-apa sampai aku yang memintanya kepadamu..."
7. Demo Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Riwayat yang sangat masyhur, yakni ketika Gubernur Damaskus berbuat licik dengan membuat kebijakan yang menguntungkan musuh Islam. Ibnu Taimiyah mengumpulkan masyarakat khususnya para pemuda untuk beramai-ramai mendatangi istana gubernut menyuarakan penolakan atas keputusan dzalim penguasa tersebut.
8. Imam Izz Abdus Salam Mendamprat Sultan Soal Khamr
Imam Izz Abdus Salam pernah menemui Sultan Najmudin yang sedang berbaris dengan pasukannya. Sang imam berteriak ke arah Sultan: "Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia nanti menanyaimu, "Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kenapa kamu memperbolehkan khamr!" Sultan Najmuddin Ayyub terkejut lalu menjawab: "Apakah ini terjadi?"
Sang imam menjawab: "Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini."
9. Imam an-Nawawi Mengkritik Penguasa yang Akan Memungut Pajak
Imam Nawawi berkata kepada Malik Dzahir yang hendak memungut pajak dari rakyat: "Kamu dahulu itu cuma budak yang tidak memiliki apa pun. Dan sekarang kamu jadi raja yang di sekelilingmu saat ini banyak pelayan laki-laki dan perempuan serta istana-istana, dan ladang yang luas. Kamu boleh memungkut pajak dari rakyat, asalkan engkau lucuti dulu kekayaan dirimu dan keluargamu."
Ustaz Ahmad Syahri mengatakan, masih banyak riwayat ulama terdahulu yang menyampaikan nasihat secara terang-terangan kepada penguasa.
"Apakah mereka tidak tahu Hadis tentang perintah menasehati penguasa diam-diam? Tentu mereka tahu dan pasti lebih paham tentang hadits itu dari pada kita. Karena hadits tentang masalah ini bukan cuma satu," kata Ustaz Ahmad Syahrin.