8 Kebaikan dan Jasa Hajjaj bin Yusuf, Salah Satunya Membagi Al-Qur'an 30 Juz
loading...
A
A
A
Hajjaj bin Yusuf (wafat 95 Hijriyah atau 714 M) dikenal sebagai penguasa zalim dalam sejarah awal umat Islam. Namun ia punya catatan kebaikan dan jasa besar terhadap umat Islam dan masyarakatnya kala itu.
Apa saja kebaikan Hajjaj bin Yusuf ? Berikut kisahnya diceritakan oleh Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Di balik kebengisan dan kejahatan Hajjaj, ternyata ia memiliki jasa yang sangat besar. Bahkan sebagiannya masih dirasakan umat Islam hingga hari ini.
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an 3 Hari Sekali
Hajjaj adalah seorang yang hafal Al-Qur'an dan sangat bersungguh-sungguh dalam program-progam pengembangan baca, tulis dan upaya penghafalannya. Sebagian riwayat menyebutkan ia mengkhatamkan Al-Qur'an 3 hari sekali.
2. Menjadikan Bahasa Arab sebagai Bahasa Resmi
Hajjaj menerapkan kebijakan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi, yang ini bukan hanya berlaku di wilayah pemerintahannya, tetapi juga berlaku di seluruh wilayah kekhalifahan Islam.
3. Berjasa dalam Pembagian Al-Qur'an Menjadi 30 Juz
Dia adalah orang yang berjasa dalam penulisan Al-Qur'an untuk memudahkan umat Islam membaca Kitab Suci Al-Qur'an. Dialah yang pertama kali memberi tanda baca (fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan tasydid) dalam Mushaf Al-Qur'an. Bahkan pembagian Mushaf Al-Qur'an menjadi 30 juz merupakan hasil ijtihad Hajjaj sesuai perintah dari Khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan.
4. Mempertahankan Islam dari Serangan Kerajaan Hindu di India
Hajjaj mengerahkan pasukan dalam jumlah besar yang dipimpin oleh salah satu panglima terkenal, Muhammad Qasim untuk menolong umat Islam yang diserang oleh kerajaan Hindu di India. Karena usahanya inilah wilayah pemerintahan Islam di sana dapat dipertahankan.
5. Mengirim Tentara untuk Menembus Perbatasan China
Hajjaj mengkukuhkan kekuatan Islam di Turkestan dengan mengirim tentara pimpinan Qutaibah bin Muslim sehingga berhasil menembus perbatasan negara China.
6. Mengirim Para Mujahidin ke Wilayah Eropa
Hajjaj turut serta berpartisipasi dalam mengirimkan para Mujahidin masuk ke wilayah Eropa untuk bergabung dengan pasukan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair dan Thoriq bin Ziyad masuk ke wilayah Spanyol.
7. Tidak Memakai Fasilitas Negara untuk Kesenangannya
Hajjaj dikenal hidup sederhana. Ia tidak pernah menggunakan harta kekayaan atau fasilitas negara untuk kesenangannya. Bahkan sebaliknya keluarganya hidup sangat sederhana. Saat ia mati, tak ditemukan pada harta-harta kekayaan apapun. Ibnu Katsir menukil dalam Bidayah wa Nihayah (12/552): "Hajjaj meninggal tidaklah meninggalkan apapun kecuali hanya uang 300 Dirham (Rp32 juta), sebuah mushaf, sebilah pedang, pelana, sekedup, dan 100 baju besi yang ia waqafkan."
8. Berdoa Sebelum Meninggal Dunia
Ketika akan wafat Hajjaj membaca sebuah doa yang membuat orang seperti Umar bin Abdul Aziz iri dengan doa tersebut:
اللهم اغفرلي فإن الناس يزعمون انك لا تفعل
"Ya Allah, ampuni aku, karena manusia semua mengira engkau tidak bisa melakukan itu."
Lihatlah, manusia dengan jasa sebesar itu, ketika ia berlaku zalim apalagi mudah menumpahkan darah saat memerintah, ia pun dalam sejarah dicatat sebagai salah satu manusia paling durjana dalam dunia Islam.
Kata Ustaz Ahmad Syahrin, ulama sempat berbeda pendapat tentang status keimanannya, apakah dia masih muslim ataukah telah murtad. Lalu bandingkan dengan hari ini, para penguasa minim prestasi dan tak mampu berbuat banyak untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Semua kejahatan dan kekurangan para penguasa hari ini tertutupi karena kepandaian mereka memainkan pencitraan," kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Menurut Ustaz Ahmad Syahrin, kebodohan Hajjaj adalah terlalu jujur dalam kejahatannya. Hajjaj memang dikenal jahat, bahkan sangat zalim. Namun dia meninggalkan banyak kebaikan dan jasa untuk umat Islam.
Muncul pertanyaaan, apa kira-kira yang membuat Hajjaj bin Yusuf bertindak zalim hingga melakukan kezaliman saat berkuasa? Nantikan cerita selanjutnya dari Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Wallahu A'lam
Apa saja kebaikan Hajjaj bin Yusuf ? Berikut kisahnya diceritakan oleh Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Di balik kebengisan dan kejahatan Hajjaj, ternyata ia memiliki jasa yang sangat besar. Bahkan sebagiannya masih dirasakan umat Islam hingga hari ini.
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an 3 Hari Sekali
Hajjaj adalah seorang yang hafal Al-Qur'an dan sangat bersungguh-sungguh dalam program-progam pengembangan baca, tulis dan upaya penghafalannya. Sebagian riwayat menyebutkan ia mengkhatamkan Al-Qur'an 3 hari sekali.
2. Menjadikan Bahasa Arab sebagai Bahasa Resmi
Hajjaj menerapkan kebijakan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi, yang ini bukan hanya berlaku di wilayah pemerintahannya, tetapi juga berlaku di seluruh wilayah kekhalifahan Islam.
3. Berjasa dalam Pembagian Al-Qur'an Menjadi 30 Juz
Dia adalah orang yang berjasa dalam penulisan Al-Qur'an untuk memudahkan umat Islam membaca Kitab Suci Al-Qur'an. Dialah yang pertama kali memberi tanda baca (fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan tasydid) dalam Mushaf Al-Qur'an. Bahkan pembagian Mushaf Al-Qur'an menjadi 30 juz merupakan hasil ijtihad Hajjaj sesuai perintah dari Khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan.
4. Mempertahankan Islam dari Serangan Kerajaan Hindu di India
Hajjaj mengerahkan pasukan dalam jumlah besar yang dipimpin oleh salah satu panglima terkenal, Muhammad Qasim untuk menolong umat Islam yang diserang oleh kerajaan Hindu di India. Karena usahanya inilah wilayah pemerintahan Islam di sana dapat dipertahankan.
5. Mengirim Tentara untuk Menembus Perbatasan China
Hajjaj mengkukuhkan kekuatan Islam di Turkestan dengan mengirim tentara pimpinan Qutaibah bin Muslim sehingga berhasil menembus perbatasan negara China.
6. Mengirim Para Mujahidin ke Wilayah Eropa
Hajjaj turut serta berpartisipasi dalam mengirimkan para Mujahidin masuk ke wilayah Eropa untuk bergabung dengan pasukan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair dan Thoriq bin Ziyad masuk ke wilayah Spanyol.
7. Tidak Memakai Fasilitas Negara untuk Kesenangannya
Hajjaj dikenal hidup sederhana. Ia tidak pernah menggunakan harta kekayaan atau fasilitas negara untuk kesenangannya. Bahkan sebaliknya keluarganya hidup sangat sederhana. Saat ia mati, tak ditemukan pada harta-harta kekayaan apapun. Ibnu Katsir menukil dalam Bidayah wa Nihayah (12/552): "Hajjaj meninggal tidaklah meninggalkan apapun kecuali hanya uang 300 Dirham (Rp32 juta), sebuah mushaf, sebilah pedang, pelana, sekedup, dan 100 baju besi yang ia waqafkan."
8. Berdoa Sebelum Meninggal Dunia
Ketika akan wafat Hajjaj membaca sebuah doa yang membuat orang seperti Umar bin Abdul Aziz iri dengan doa tersebut:
اللهم اغفرلي فإن الناس يزعمون انك لا تفعل
"Ya Allah, ampuni aku, karena manusia semua mengira engkau tidak bisa melakukan itu."
Lihatlah, manusia dengan jasa sebesar itu, ketika ia berlaku zalim apalagi mudah menumpahkan darah saat memerintah, ia pun dalam sejarah dicatat sebagai salah satu manusia paling durjana dalam dunia Islam.
Kata Ustaz Ahmad Syahrin, ulama sempat berbeda pendapat tentang status keimanannya, apakah dia masih muslim ataukah telah murtad. Lalu bandingkan dengan hari ini, para penguasa minim prestasi dan tak mampu berbuat banyak untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Semua kejahatan dan kekurangan para penguasa hari ini tertutupi karena kepandaian mereka memainkan pencitraan," kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Menurut Ustaz Ahmad Syahrin, kebodohan Hajjaj adalah terlalu jujur dalam kejahatannya. Hajjaj memang dikenal jahat, bahkan sangat zalim. Namun dia meninggalkan banyak kebaikan dan jasa untuk umat Islam.
Muncul pertanyaaan, apa kira-kira yang membuat Hajjaj bin Yusuf bertindak zalim hingga melakukan kezaliman saat berkuasa? Nantikan cerita selanjutnya dari Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Wallahu A'lam
(rhs)