Hukum Bacaan Tajwid Surat Yasin Ayat 1 - 5
loading...
A
A
A
Hukum bacaan tajwid Surat Yasin ayat 1 sampai 5 yang kemudian diikuti oleh seluruh surat Yasin menjadi penting untuk dipelajari agar bacaan Al-Qur'an menjadi benar dan baik. Memahami tajwid berarti juga akan membaguskan tilawah (bacaan) Al-Qur'an. Karena tajwid secara bahasa adalah Menata sesuatu dengan baik” atau “Membaguskan”.
Al-Qur'an selain sebagai petunjuk ke jalan kebenaran kehidupan yang hakiki, juga kalau dibaca akan membuat hadirnya ketenangan dalam hati.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya al-Qur’an ini turun dengan kesedihan, maka jika kamu membacanya hendaklah kamu menangis, jika kamu tidak (bisa) menagis, maka berusahalah untuk menangis. (HR. Ibnu Majah)
Maka agar tilawah terdengar indah diperlukan tajwid . Yaitu ilmu untuk mengetahui keluar masuknya huruf atau membunyikannya agar tilawah atau bacaan tidak berantakan. Berikut ini dipelajari hukum tajwid dalam surat Yasin dalam ayat 1 sampai 5, yang diambil dari beberapa sumber buku tajwid.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
"Ya Sin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah. Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul. (yang berada) di atas jalan yang lurus. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang, (QS. Ya Siin 1-5)
Hukum pertama, Mad lajim mukhofaf.
Huruf Ya (Mad lajim harpi mukhofaf) Yaitu huruf-huruf yang adanya di awal surat (Ha, Ya, Tho, HA, RA) di kumpulkan dalam ucapan Hayunthohar, dibacanya ringan / pendek. Panjangnya 2 harakat.
Hukum kedua, Mad lazim harfi musyba.
Huruf sin Yaitu huruf-huruf yang ada di awal surat, cara membacanya di panjangkan serta dibacanya menuruti nama-mana huruf, dibacanya ringan karena tidak memakai tasydid panjangnya 6 harkat.
Hukum ketiga, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf qof (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum keempat, Tafhim.
Yaitu Ra mati sebelumnya ada baris dhamah, cara membacanya huruf ra mati dibaca tebal.
Hukum kelima, Mad badal.
Hamzah berbaris vertikal, Yaitu pengganti dari huruf yang semula bertemu dengan hamzah mati di hadapannya, baris vertikal itu pengganti dari huruf yang semula, panjangnya dibaca 2 harakat.
Hukum keenam, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ha (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum ketujuh, Mad arid lisukun atau aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum kedelapan, Idgham ma'al ghunah / idgham wajib ghunah / ghunah musadad.
Yaitu nun bertasydid cara bacanya ditahan serta dengung.
Hukum kesembilan, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf mim (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum kesepuluh, Tafhim.
Yaitu Ra mati sebelumnya ada baris dhamah, cara membacanya huruf ra mati dibaca tebal.
Hukum kesebelas, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum keduabelas. Mad thabi'i (mad asli)
Yaitu huruf lam bertemu dengan alif yang dibuang, baris vertikal diatas itu menunjukan adanya alif yang dibuang, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat.
Hukum ketigabelas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu alif mati sebelumnya ada huruf yang berbaris fatah, cara bacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum keempatbelas, Idgham bighunah.
Yaitu tanwin bertemu dengan mim (huruf idgham), cara bacanya suara tanwin dimasukan ke huruf mim, cara membacanya di tahan serta dengung.
Hukum kelimabelas, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum keenambelas, Ikhfa ausat.
Yaitu huruf nun mati bertemu dengan huruf zai, cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
Hukum ketujuh belas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu ya mati sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, cara membacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum kedelapanbelas, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ain (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum kesembilanbelas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu ya mati sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, cara membacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum keduapuluh, Alif lam syamsiyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ra (huruf syamsiyyah), cara bacanya huruf lam di masukan ke huruf ra (huruf syamsiyyah).
Hukum keduapuluh satu, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Wallahu A'lam
Al-Qur'an selain sebagai petunjuk ke jalan kebenaran kehidupan yang hakiki, juga kalau dibaca akan membuat hadirnya ketenangan dalam hati.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya al-Qur’an ini turun dengan kesedihan, maka jika kamu membacanya hendaklah kamu menangis, jika kamu tidak (bisa) menagis, maka berusahalah untuk menangis. (HR. Ibnu Majah)
Maka agar tilawah terdengar indah diperlukan tajwid . Yaitu ilmu untuk mengetahui keluar masuknya huruf atau membunyikannya agar tilawah atau bacaan tidak berantakan. Berikut ini dipelajari hukum tajwid dalam surat Yasin dalam ayat 1 sampai 5, yang diambil dari beberapa sumber buku tajwid.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
يٰسٓ @ وَا لْقُرْاٰ نِ الْحَكِيْمِ @ اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَ @ عَلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ @ تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ
"Ya Sin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah. Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul. (yang berada) di atas jalan yang lurus. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang, (QS. Ya Siin 1-5)
Hukum pertama, Mad lajim mukhofaf.
Huruf Ya (Mad lajim harpi mukhofaf) Yaitu huruf-huruf yang adanya di awal surat (Ha, Ya, Tho, HA, RA) di kumpulkan dalam ucapan Hayunthohar, dibacanya ringan / pendek. Panjangnya 2 harakat.
Hukum kedua, Mad lazim harfi musyba.
Huruf sin Yaitu huruf-huruf yang ada di awal surat, cara membacanya di panjangkan serta dibacanya menuruti nama-mana huruf, dibacanya ringan karena tidak memakai tasydid panjangnya 6 harkat.
Hukum ketiga, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf qof (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum keempat, Tafhim.
Yaitu Ra mati sebelumnya ada baris dhamah, cara membacanya huruf ra mati dibaca tebal.
Hukum kelima, Mad badal.
Hamzah berbaris vertikal, Yaitu pengganti dari huruf yang semula bertemu dengan hamzah mati di hadapannya, baris vertikal itu pengganti dari huruf yang semula, panjangnya dibaca 2 harakat.
Hukum keenam, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ha (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum ketujuh, Mad arid lisukun atau aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum kedelapan, Idgham ma'al ghunah / idgham wajib ghunah / ghunah musadad.
Yaitu nun bertasydid cara bacanya ditahan serta dengung.
Hukum kesembilan, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf mim (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum kesepuluh, Tafhim.
Yaitu Ra mati sebelumnya ada baris dhamah, cara membacanya huruf ra mati dibaca tebal.
Hukum kesebelas, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum keduabelas. Mad thabi'i (mad asli)
Yaitu huruf lam bertemu dengan alif yang dibuang, baris vertikal diatas itu menunjukan adanya alif yang dibuang, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat.
Hukum ketigabelas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu alif mati sebelumnya ada huruf yang berbaris fatah, cara bacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum keempatbelas, Idgham bighunah.
Yaitu tanwin bertemu dengan mim (huruf idgham), cara bacanya suara tanwin dimasukan ke huruf mim, cara membacanya di tahan serta dengung.
Hukum kelimabelas, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Hukum keenambelas, Ikhfa ausat.
Yaitu huruf nun mati bertemu dengan huruf zai, cara membacanya ditahan serta dengung condong ke huruf "M".
Hukum ketujuh belas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu ya mati sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, cara membacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum kedelapanbelas, Alif lam qomariyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ain (huruf Qomariyyah), cara membacanya lam mati dibaca jelas.
Hukum kesembilanbelas, Mad thabi'i (mad asli).
Yaitu ya mati sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, cara membacanya dibaca panjangnya 2 harakat.
Hukum keduapuluh, Alif lam syamsiyyah.
Yaitu alif lam bertemu dengan huruf ra (huruf syamsiyyah), cara bacanya huruf lam di masukan ke huruf ra (huruf syamsiyyah).
Hukum keduapuluh satu, Mad arid lisukun / aridisukun.
Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjangnya 2 sampai 6 harkat.
Wallahu A'lam
(wid)