Surat Al-Mulk Ayat 19: Penciptaan Burung Bisa Terbang dan Penjelasan Sains

Selasa, 06 Desember 2022 - 23:41 WIB
loading...
Surat Al-Mulk Ayat 19: Penciptaan Burung Bisa Terbang dan Penjelasan Sains
Ilustrasi seekor burung mengepakkan sayapnya ketika hendak mendarat dengan anggun. Inilah salah satu kebesaran Allah menahan burung di udara sehingga tidak terjatuh ke bumi. Foto/Ist
A A A
Di awal-awal Surat Al-Mulk, Allah telah menegaskan kekuasaan-Nya menciptakan langit dan segala isinya. Pada ayat 19 ini Allah kembali mengingatkan kekuasaan-Nya menciptakan burung dapat terbang di udara.

Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengatupkan sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi? Berikut firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Mulk :

اَوَلَمۡ يَرَوۡا اِلَى الطَّيۡرِ فَوۡقَهُمۡ صٰٓفّٰتٍ وَّيَقۡبِضۡنَؕؔ ۘ مَا يُمۡسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحۡمٰنُ‌ؕ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَىۡءٍۢ بَصِيۡرٌ


Artinya: "Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu." (QS Al-Mulk ayat 19)

Mengutip tafsir Kemenag, Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Salah satu buktinya ialah menahan burung di angkasa sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung itu kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya.

Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi. Kadang-kadang dia mengatupkan kedua sayapnya. Tidakkah mereka melihat burung-burung yang ditundukkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain Allah Yang Makakuasa.

Penjelasan Sains
Bagaimana burung mampu terbang tanpa terjatuh? Berikut penjelasan ilmu sains. Untuk bisa terbang, seekor burung seharusnya sangat ringan. Untuk dapat lepas landas dan terus terbang di udara, burung-burung semestinya harus cukup ringan.

Pada saat yang sama, ia juga harus sangat kuat dan tangguh. Kekuatan diperlukan untuk dapat tetap terbang dalam waktu yang lama, dan bermanuver untuk menangkap mangsa atau saat turun ke tempat mereka hinggapi.

Tulang leher burung harus kuat sekaligus lentur. Jumlah ruas tulang leher bervariasi, ada yang 11 ada yang lebih. Kelenturan leher diperoleh dari sekelompok otot yang bekerja dengan sangat efisien. Kelenturan diperlukan untuk berbagai keperluan. Seperti pada burung laut yang menyambar ikan dengan kecepatan tinggi.

Tulang burung umumnya berlubang di tengahnya, dan berdinding tipis. Berat tubuh burung diletakkan di bagian tengah tubuh. Di bagian dada terdapat tulang dada yang besar yang melekat pada otot dada besar. Otot dada inilah yang menggerakkan sayap. Otot dada meliputi sekitar 25-30% dari keseluruhan berat badan burung.

Otot dada yang bekerja keras untuk menggerakkan sayap cukup mengganggu kerja paru-paru. Untuk menanggulanginya, burung mempunyai sistem pernapasan yang berbeda. Sistem pernapasan yang digunakan adalah dengan tersebarnya kantung-kantung udara di seluruh bagian tubuhnya.

Kantung demikian ini dapat ditemui di tulang bagian tengah yang berlubang. Udara dialirkan ke semua bagian tubuh burung dan diserap darah dengan cepat. Penyerapan berjalan cepat karena denyut jantung yang sangat kuat.

Burung merupakan binatang yang paling mengandalkan penglihatan dalam kehidupannya. Pada beberapa burung, bahkan besar matanya melebihi besar otaknya. Burung dapat melihat ke kejauhan delapan kali lebih jelas dari manusia. Matanya dapat beradaptasi dengan cepat untuk berpindah dari melihat dekat ke melihat jauh, begitu juga sebaliknya.

Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu. Sayap adalah semacam tangan yang mempunyai sendi peluru yang besar dan kuat di bagian bahu. Sendi ini sangat khusus, dan digunakan untuk melakukan mobilitas yang sangat rumit.

Kegunaannya adalah agar burung dapat bermanuver dengan baik di udara. Sendi peluru yang demikian ini dapat memposisikan sayap sehingga burung dapat berputar dengan cepat, berganti arah, memperlambat terbang, terbang ke belakang, menukik dengan kecepatan tinggi, dan mendarat dengan anggun.

Burung mengepakkan sayapnya untuk membangkitkan aerodynamic force (gaya aerodinamika), yaitu mengumpulkan tekanan udara yang cukup di bawah sayapnya, yang akan memberikan gaya angkat dan gaya dorong kepada burung-burung untuk dapat terbang. Sungguh Maha Pemurah Allah. Jika Dia berkehendak menghilangkan udara, pasti burung-burung itu tidak mungkin dapat terbang.

Bulu sayap adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah. Ringan, namun kuat, lentur, serba guna, mudah dirawat, berfungsi sebagai penyekat panas, kedap air, dan dapat diganti. Warna bulu sangat penting bagi burung. Beberapa burung mempunyai warna sesuai lingkungannya sehingga berfungsi untuk kamuflase. Jenis lainnya menggunakan warnanya untuk menarik lawan jenisnya.

Kadang-kadang perjalanan mereka sangat jauh, seperti burung Sandpiper. Burung ini bermigrasi dari Canada (di utara benua Amerika) ke Tierro del-Fuego (di ujung selatan benua Amerika). Beberapa jenis walet terbang sejauh 10.000 Km dari Alaska ke Patagonia, Cile. Burung-burung walet yang ada di Skandinavia (Eropa utara) terbang ke selatan Afrika di musim dingin.

Siapakah yang mengajari burung terbang mengembangkan sayapnya? Siapakah yang menciptakan burung dengan beragam bentuk an jenis sehingga mampu terbang? Bila manusia mau memikirkan ini, tentu mereka akan mendapati Allah Maha Pencipta dan Mahakuasa atas segala sesuatu.

Dalam Al-Quran Surat An-Nisa disebutkan bahwa semua yang di langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Masing-masing memiliki cara tasbihnya sendiri.

Demikian salah satu tanda kebesaran Allah menciptakan burung terbang di udara. Semoga ini menjadi hikmah bagi kita.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1154 seconds (0.1#10.140)