Saifuddin Al-Qutuz, Sultan Mamluk yang Berhasil Memukul Mundur Pasukan Mongol

Selasa, 27 Desember 2022 - 06:30 WIB
loading...
Saifuddin Al-Qutuz,...
Saifuddin Al-Qutuz, Sultan Mamluk yang berhasil mengalahkan pasukan Mongol termasuk di antara pemimpin yang punya jasa besar bagi kaum muslimin. Foto/Ist
A A A
Saifuddin Al-Qutuz, Sultan Mamluk yang berhasil memukul mundur pasukan Mongol dikenal sebagai pahlawan Islam yang legendaris. Kisahnya menaklukkan pasukan Mongol yang sadis dicatat dalam sejarah peradaban Islam.

Sultan Al-Muzhafar Saifuddin Al-Qutuz (1259-1260 M) merupakan sultan (pemimpin) ke-3 Dinasti Mamluk Mesir. Mamluk merupakan salah satu dinasti berpengaruh dalam peradaban Islam. Sebutan Mamluk bermakna hamba sahaya. Dinasti ini didirikan oleh para budak yang awalnya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa Dinasti Ayyubiyah. Kemudian mereka dididik dan dijadikan tentara.

Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan sekelumit kisah Saifuddin Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol. Meski memimpin dalam waktu yang singkat (kurang dari setahun), Saifuddin Al-Qutuz berhasil membelokkan sejarah dunia sekaligus menyelamatkan peradaban Islam dan Eropa.

Beliau berhasil menghancurkan pasukan Mongol yang kala itu merupakan militer terkuat di dunia. Perang ini dikenal dengan pertempuran 'Ain Jalut (عين جالوت) yang terjadi di wilayah Palestina Tahun 1260.
Saifuddin Al-Qutuz, Sultan Mamluk yang Berhasil Memukul Mundur Pasukan Mongol

Ustaz Ahmad Syahrin mengatakan bahwa Saifuddin Al-Qutuz rahimahullah adalah salah satu singa dari sekian singa-singa Allah yang namanya harum dalam sejarah Islam. Saifuddin Al-Qutuz masuk dalam jajaran pemimpin Islam legendaris dan yang sangat berjasa bagi kaum muslimin.

Pada Abad ke 13, bala tentara Mongol atau Tartar dengan kaisarnya Hulagu Khan melakukan ekspansi besar-besaran. Mereka bergerak menguasai negeri-negeri lain termasuk kekhalifahan Abbasiyah kala itu.

Tentara Mongol selain dikenal bengis dan sadis, juga digambarkan tidak terkalahkan dan tidak akan pernah kalah. Bahkan ada semacam pemeo saat itu: "Jika anda mendengar tentara Mongol kalah, maka pasti beritanya yang salah."

Pasukan Elit Mongol didominasi oleh suku yang hari ini dikenal dengan nama "Kazakh". Memiliki tubuh rata-rata tinggi besar dibandingkan ukuran manusia normal. Dan mereka sejak kecil telah ditempa dengan alam dan pendidikan yang keras ala militer.
Saifuddin Al-Qutuz, Sultan Mamluk yang Berhasil Memukul Mundur Pasukan Mongol

Di tangan sang pemimpin legendaris Saifuddin Al-Qutuz, runtuhlah mitos tersebut. Beliau memimpin langsung pasukan dalam sebuah peperangan yang sangat menentukan yang dikenal dengan perang Ain Jalut.

Beliau dan pasukan muslimin untuk pertama kali mempecundangi tentara Mongol dalam bentuk kekalahan telak. Sebanyak 20.000 tentara Mongol terbunuh.

Lembah Ain Jalut, Jumat 25 Ramadhan 658 Hijriyah menjadi saksi sejarah kemenangan pasukan muslimin saat menghadapi serbuan pasukan Mongol. Sejak itu mental kaum muslimin berangsur bangkit kembali, hingga berhasil membebaskan diri dari belenggu penjajahan Mongol.

Sejarawan muslim Prof Nazer Ahmed ketika menggambarkan kemenangan pasukan muslim di Ainun Jalut dengan mengatakan: "Ia kedudukannya seperti Badar di masa Rasulullah. Rasulullah berdoa saat perang Badar: "Ya Allah, jka Engkau kalahkan kelompok kecil ini, maka Engkau tidak akan pernah disembah lagi di muka bumi."

Maka jika sampai kaum muslimin kalah dalam Perang Aiun Jalut, Mongol akan masuk ke Kairo untuk menghancurkan benteng terakhir umat Islam di sana. Lalu Kota Mekkah dan Madinah sudah pasti akan turut diluluhlantakkan.

Selanjutnya tentara Salib pun akan ikut campur. Turut serta menghancurkan wilayah muslim lainnya seperti di Andalusia. Lalu kembali masuk menguasai Yarusalem dan wilayah-wilayah Islam lainnya.

Atau kemungkinan terburuk lainnya, Mongol akan melanjutkan ekspansinya menyapu bersih daratan Eropa yang lemah. Dan jika demikian, hampir dipastikan bangsa Barat tidak akan bisa masuk ke zaman Renaisans meninggalkan zaman kegelapan mereka. Itu mengapa sebagian sejarawan Eropa menyebut kemenangan pasukan muslim di Ainun Jalut sebagai peperangan yang melindungi Eropa.

"Fakta selanjutnya yang mencengangkan adalah efek kemenangan tersebut menyebabkan banyak tentara Mongol masuk Islam. Mereka tergerak mempelajari Islam, setelah melihat keteguhan dan ketangguhan pasukan muslim yang lahir dari keyakinan mereka kepada agamanya," papar Ustaz Ahmad Syahrin.

Demikian kisah keberhasilan Sultan Saifuddin Al-Qutuz memukul mundur pasukan Mongol. Semoga ulasan ini bermanfaat.

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)