Ayat Al-Qur'an yang Mengisahkan Nabi Isa akan Turun Kembali pada Hari Kiamat
loading...
A
A
A
Ayat Al-Qur'an yang mengisahkan Nabi Isa alaihissalam akan turun kembali pada Hari Kiamat secara spesifik terdapat pada Surat An-Nisa ayat 159. Sedangkan kisah tentang dan kondisi Nabi Isa sebelum turun ke bumi pada Hari Kiamat terdapat pada Surat An-Nisa ayat 157-158.
Keterangan tersebut disampaikan dalam buku " Dahsyatnya Hari Kiamat " karya Ibnu Katsir. Selain ayat, juga ada beberapa hadis yang menceritakan menceritakan turunnya Nabi Isa as ke bumi sebelum kiamat datang.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka: “Sesungguhnya, kami telah membunuh al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah." Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya, mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Akan tetapi, Allah telah mengangkat Isa ke hadirat Nya. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” ( QS An-Nisa: 157-158 )
Dilanjutkan pada ayat 159:
"Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka,"(QS An-Nisa 159)
Ibnu Jarir berkata mengenai tafsir ayat di atas, “Ibnu Yasar menuturkan kepada kami, Sufyan bercerita kepada kami dari Abu Hushain, dari Abu Said, dari Jubair, dari Ibnu Abbas: “Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya'." (QS An-Nisa': 159)
Ia mengatakan, “Sebelum kematian Isa bin Maryam.” Isnad ini sahih. Demikian juga al-Aufi menuturkan hadis tersebut dari Ibnu Abbas.
Apakah Nabi Isa meninggal dunia atau diangkat ke langit dalam keadaan hidup?
Abu Malik berkata bahwa maksud ayat “Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya,” (QS An-Nisa'": 159) ini terjadi ketika turunnya Isa bin Maryam. Tidak ada seorang pun Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya.
Al Hasan al Bashari berkata bahwa “Tidak ada serang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya,” (QS An-Nisa': 159) maksudnya, sebelum turunnya Isa bin Maryam. Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini Isa masih hidup di sisi Allah dan ketika ia turun, semua orang beriman kepadanya. (HR Ibnu Jarir)
Sementara Ibnu Abi Hatim meriwayatkan darinya bahwa seseorang bertanya kepada al Hasan mengenai firman Allah subhanahu wa ta'ala tentang Surat An-Nisa' ayat 159. Ia menjawab, “Menjelang kematian Isa. Sesungguhnya, Allah SWT mengangkat Isa ke hadirat-Nya.
Dia juga yang akan membangkitkannya menjelang Kiamat di satu tempat yang membuat orang baik dan jahat beriman kepadanya.”
Demikian juga dikatakan oleh Qatadah bin Da'amah, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan lainnya, dan hadis ini terdapat dalam Ash Shahihain dari Abu Hurairah sebagaimana akan dijelaskan secara mauguf dan dalam riwayat marfu'an. Wallahu a'lam.
Maksud dari konteks ini, yaitu berita mengenai kehidupan Isa sekarang di langit. Tidak seperti yang diklaim oleh Ahli Kitab yang mengatakan bahwa mereka telah menyalibnya, “tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya."
Selanjutnya, Isa turun dari langit menjelang Kiamat sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai hadis mutawatir dalam hadis-hadis tentang Dajjal dan sebagaimana.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan lainnya bahwa ia mengembalikan kata ganti dalam firman Nya: “menjelang kematiannya,” kepada Ahli Kitab. Jika itu benar, tidak akan menafikkan hal ini, tetapi makna dan isnad yang benar sebagaimana yang kita sebutkan. "Kami sudah cukup menetapkannya dalam kitab tafsir. Segala puji dan karunia hanya milik Allah," tutur Ibnu Katsir.
Beberapa Hadis Lain
Imam Muslim berkata, Abdullah bin Mu'adz al-Anbari menuturkan kepada kami dari ayahnya, dari Syu'bah, dari an-Nu'man bin Salim, dari Ya'qub bin Ashim bin Urwah, ia berkata:
'Aku mendengar Abdullah bin Amru saat datang seseorang kepadanya lalu berkata: “Hadis apa yang engkau ceritakan ini? Engkau mengatakan bahwa Kiamat terjadi sampai begini dan begini."
Abdullah bin Amru menjawab: "Mahasuci Allah, atau tidak ada Tuhan selain-Nya, atau kalimat seperti itu. Sebenarnya, aku sudah bertekad untuk tidak bercerita apa pun kepada siapa saja. Aku hanya ingin mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Dajjal akan muncul di tengah-tengah umatku selama empat puluh—aku tidak tahu, apakah sepuluh hari atau sepuluh bulan atau sepuluh tahun—lalu Allah mengirim Isa bin Maryam laksana Urwah bin Mas'ud kemudian mencari Dajjal dan membunuhnya.
Setelah itu, selama tujuh tahun manusia menetap tanpa ada perselisihan di antara mereka. Selanjutnya, Allah mengirimkan angin dingin dari arah Syam sehingga tidak ada seorang pun di muka bumi yang di dalam hatinya ada iman seberat biji sawi yang tidak direnggutnya. Bahkan, seandainya ada seseorang yang masuk ke perut gunung, niscaya angin itu masuk menemuinya hingga berhasil merenggut nyawanya."
Abdullah bin Amru berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Akhirnya, yang tersisa hanyalah orang orang jahat yang melakukan kejahatan secepat burung dan saling menzalimi antara mereka seperti binatang buas. Mereka tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar.
Selanjutnya, setan berubah wujud di hadapan mereka dan berkata: "Tidakkah kalian memberikan tanggapan?"
Orang orang bertanya: 'Apa yang engkau perintahkan?"
Lantas setan menyuruh mereka untuk menyembah berhala. Padahal, saat itu mereka dalam kondisi rezeki melimpah dan kehidupan yang baik. Tidak lama kemudian sangkakala ditiup sehingga tidak ada seorang pun yang tertinggal tanpa membengkokkan lehernya."
Rasulullah SAW meneruskan: “Orang yang pertama kali mendengarnya ada seseorang yang sedang memplester kolam untanya.”
Beliau meneruskan: “Orang itu pun jatuh pingsan dan orang-orang pun ikut tak sadarkan diri. Selanjutnya, Allah mengirimkan —atau sebagaimana ucapannya: “Allah menurunkan," — hujan laksana gerimis atau bayangan —Nu' man ragu-ragu—sehingga jasad jasad manusia tumbuh.
Tidak lama berselang, sangkakala ditiup kembali, ternyata mereka semua bangkit kembali sambil memandang.
Dikatakan kepada mereka: “Wahai manusia, marilah menuju Tuhan kalian dan tahanlah mereka (di tempat perhentian). Sesungguhnya, mereka akar ditanya. (QS. Ash-Shaffat: 24)
Setelah itu, dikatakan: “Keluarkan yang akan dibangkitkan di neraka."
Ada yang bertanya: “Berapa?'
Dijawab: “Sebanyak 999 dari seribu.'
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Itulah hari di mana anak kecil jadi beruban dan ketika kegetiran ditampakkan'.” (HR Muslim)
Wallahu A'lam
Keterangan tersebut disampaikan dalam buku " Dahsyatnya Hari Kiamat " karya Ibnu Katsir. Selain ayat, juga ada beberapa hadis yang menceritakan menceritakan turunnya Nabi Isa as ke bumi sebelum kiamat datang.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka: “Sesungguhnya, kami telah membunuh al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah." Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya, mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Akan tetapi, Allah telah mengangkat Isa ke hadirat Nya. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” ( QS An-Nisa: 157-158 )
Dilanjutkan pada ayat 159:
وَاِنۡ مِّنۡ اَهۡلِ الۡكِتٰبِ اِلَّا لَيُـؤۡمِنَنَّ بِهٖ قَبۡلَ مَوۡتِهٖ ۚ وَيَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ يَكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا
"Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka,"(QS An-Nisa 159)
Ibnu Jarir berkata mengenai tafsir ayat di atas, “Ibnu Yasar menuturkan kepada kami, Sufyan bercerita kepada kami dari Abu Hushain, dari Abu Said, dari Jubair, dari Ibnu Abbas: “Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya'." (QS An-Nisa': 159)
Ia mengatakan, “Sebelum kematian Isa bin Maryam.” Isnad ini sahih. Demikian juga al-Aufi menuturkan hadis tersebut dari Ibnu Abbas.
Apakah Nabi Isa meninggal dunia atau diangkat ke langit dalam keadaan hidup?
Abu Malik berkata bahwa maksud ayat “Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya,” (QS An-Nisa'": 159) ini terjadi ketika turunnya Isa bin Maryam. Tidak ada seorang pun Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya.
Al Hasan al Bashari berkata bahwa “Tidak ada serang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya,” (QS An-Nisa': 159) maksudnya, sebelum turunnya Isa bin Maryam. Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini Isa masih hidup di sisi Allah dan ketika ia turun, semua orang beriman kepadanya. (HR Ibnu Jarir)
Sementara Ibnu Abi Hatim meriwayatkan darinya bahwa seseorang bertanya kepada al Hasan mengenai firman Allah subhanahu wa ta'ala tentang Surat An-Nisa' ayat 159. Ia menjawab, “Menjelang kematian Isa. Sesungguhnya, Allah SWT mengangkat Isa ke hadirat-Nya.
Dia juga yang akan membangkitkannya menjelang Kiamat di satu tempat yang membuat orang baik dan jahat beriman kepadanya.”
Demikian juga dikatakan oleh Qatadah bin Da'amah, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan lainnya, dan hadis ini terdapat dalam Ash Shahihain dari Abu Hurairah sebagaimana akan dijelaskan secara mauguf dan dalam riwayat marfu'an. Wallahu a'lam.
Maksud dari konteks ini, yaitu berita mengenai kehidupan Isa sekarang di langit. Tidak seperti yang diklaim oleh Ahli Kitab yang mengatakan bahwa mereka telah menyalibnya, “tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya."
Selanjutnya, Isa turun dari langit menjelang Kiamat sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai hadis mutawatir dalam hadis-hadis tentang Dajjal dan sebagaimana.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan lainnya bahwa ia mengembalikan kata ganti dalam firman Nya: “menjelang kematiannya,” kepada Ahli Kitab. Jika itu benar, tidak akan menafikkan hal ini, tetapi makna dan isnad yang benar sebagaimana yang kita sebutkan. "Kami sudah cukup menetapkannya dalam kitab tafsir. Segala puji dan karunia hanya milik Allah," tutur Ibnu Katsir.
Beberapa Hadis Lain
Imam Muslim berkata, Abdullah bin Mu'adz al-Anbari menuturkan kepada kami dari ayahnya, dari Syu'bah, dari an-Nu'man bin Salim, dari Ya'qub bin Ashim bin Urwah, ia berkata:
'Aku mendengar Abdullah bin Amru saat datang seseorang kepadanya lalu berkata: “Hadis apa yang engkau ceritakan ini? Engkau mengatakan bahwa Kiamat terjadi sampai begini dan begini."
Abdullah bin Amru menjawab: "Mahasuci Allah, atau tidak ada Tuhan selain-Nya, atau kalimat seperti itu. Sebenarnya, aku sudah bertekad untuk tidak bercerita apa pun kepada siapa saja. Aku hanya ingin mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Dajjal akan muncul di tengah-tengah umatku selama empat puluh—aku tidak tahu, apakah sepuluh hari atau sepuluh bulan atau sepuluh tahun—lalu Allah mengirim Isa bin Maryam laksana Urwah bin Mas'ud kemudian mencari Dajjal dan membunuhnya.
Setelah itu, selama tujuh tahun manusia menetap tanpa ada perselisihan di antara mereka. Selanjutnya, Allah mengirimkan angin dingin dari arah Syam sehingga tidak ada seorang pun di muka bumi yang di dalam hatinya ada iman seberat biji sawi yang tidak direnggutnya. Bahkan, seandainya ada seseorang yang masuk ke perut gunung, niscaya angin itu masuk menemuinya hingga berhasil merenggut nyawanya."
Abdullah bin Amru berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Akhirnya, yang tersisa hanyalah orang orang jahat yang melakukan kejahatan secepat burung dan saling menzalimi antara mereka seperti binatang buas. Mereka tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar.
Selanjutnya, setan berubah wujud di hadapan mereka dan berkata: "Tidakkah kalian memberikan tanggapan?"
Orang orang bertanya: 'Apa yang engkau perintahkan?"
Lantas setan menyuruh mereka untuk menyembah berhala. Padahal, saat itu mereka dalam kondisi rezeki melimpah dan kehidupan yang baik. Tidak lama kemudian sangkakala ditiup sehingga tidak ada seorang pun yang tertinggal tanpa membengkokkan lehernya."
Rasulullah SAW meneruskan: “Orang yang pertama kali mendengarnya ada seseorang yang sedang memplester kolam untanya.”
Beliau meneruskan: “Orang itu pun jatuh pingsan dan orang-orang pun ikut tak sadarkan diri. Selanjutnya, Allah mengirimkan —atau sebagaimana ucapannya: “Allah menurunkan," — hujan laksana gerimis atau bayangan —Nu' man ragu-ragu—sehingga jasad jasad manusia tumbuh.
Tidak lama berselang, sangkakala ditiup kembali, ternyata mereka semua bangkit kembali sambil memandang.
Dikatakan kepada mereka: “Wahai manusia, marilah menuju Tuhan kalian dan tahanlah mereka (di tempat perhentian). Sesungguhnya, mereka akar ditanya. (QS. Ash-Shaffat: 24)
Setelah itu, dikatakan: “Keluarkan yang akan dibangkitkan di neraka."
Ada yang bertanya: “Berapa?'
Dijawab: “Sebanyak 999 dari seribu.'
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Itulah hari di mana anak kecil jadi beruban dan ketika kegetiran ditampakkan'.” (HR Muslim)
Wallahu A'lam
(wid)