Kisah Imam Mahdi yang Menjadi Imam Sholat Nabi Isa pada Hari Kiamat

Selasa, 27 Desember 2022 - 12:51 WIB
loading...
Kisah Imam Mahdi yang Menjadi Imam Sholat Nabi Isa pada Hari Kiamat
Kisah Imam Mahdi yang menjadi imam sholat Nabi Isa pada hari kiamat dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Ahmad. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Kisah Imam Mahdi yang menjadi imam sholat Nabi Isa pada hari kiamat dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Ahmad. Rasulullah SAW bersabda:

''Sekelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat sehingga turunlah Isa bin Maryam. Maka, berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi), 'Kemarilah dan imamilah sholat kami.' Ia menjawab, 'Tidak. Sesungguhnya, sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam).''' (HR Muslim dan Ahmad ).

Hal pertama yang akan dilakukan Isa setelah turun dari langit adalah menunaikan sholat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis tersebut. Isa akan menjadi makmum dalam sholat yang dipimpin oleh Imam Mahdi.

Peristiwa kedatangan Isa ini sebelumnya akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi dengan kezaliman, kesengsaraan, dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia.



Pada saat itu, seorang pemimpin Muslim (Al-Mahdi) akan berhadapan dengan Dajjal yang telah menyebarkan fitnah di kalangan umat Islam. Maka, saat itulah, Isa putra Maryam akan turun ke bumi dan menumpas semua itu dan membunuh Dajjal, membersihkan segala penyimpangan agama, dan menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal. Dajjal ini mengaku bahwa dirinya sebagai Tuhan. Maka, Isa akan bekerja sama dengan Imam Mahdi untuk memberantas semua musuh-musuh Allah.

Selain itu, Isa juga akan menyelamatkan manusia dari fitnah Ya'juj dan Ma'juj. Dalam hadis yang diriwayatkan Thabrani, disebutkan, fitnah dan kejahatan Ya'juj dan Ma'juj ini sangat besar. Tiada seorang manusia pun yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka sangat banyak sehingga kaum Muslim terpaksa harus menyalakan api selama lebih kurang tujuh tahun untuk berlindung dari penyerangan dan panah-panah Ya'juj dan Ma'juj.

Sebagaimana dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj selama ini terkungkung dalam sebuah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain. Mereka akhirnya bisa keluar setelah secara perlahan-lahan melubangi tembok tersebut. Tembok Zulkarnain itu terbuat dari besi dan tembaga dan terletak di daerah Georgia (Asia Tengah).

Untuk mengatasi masalah ini, kaum Muslim terpaksa harus bertahan di bukit Thursina selama beberapa waktu. Hingga akhirnya Isa berdoa kepada Allah agar mengirimkan bantuan dan doa itu pun dikabulkan. Saat itulah, Ya'juj dan Ma'juj berhasil diatasi (HR Ahmad, Muslim dan Tirmidzi dari An Nawwas bin Sam'an).

Setelah berhasil mengalahkan Ya'juj dan Ma'juj, Isa pun kemudian wafat. Menurut sejumlah riwayat, saat diturunkan hingga wafatnya kelak, itu terjadi selama 40 tahun. Dan, kehadiran Isa ini merupakan salah satu tanda-tanda terjadinya kiamat kubra (besar).



Sifat Turunnya Nabi Isa
Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil dalam kitab Asyraathus Saa’ah menyatakan setelah keluarnya Dajjal dan kerusakan yang dia lakukan di bumi, maka Allah mengutus Isa as, lalu beliau turun ke bumi.

Beliau turun di menara putih sebelah timur Damaskus di Syam. Beliau memakai dua helai pakaian yang dicelup dengan minyak ja’faran, meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua Malaikat.

Apabila dia menundukkan kepala, maka turunlah rambutnya, dan jika dia mengangkatnya, maka berjatuhanlah keringatnya bagaikan butir-butir mutiara, tidaklah seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan dia akan mati, sementara nafasnya sejauh pandangannya.

Nabi ‘Isa akan turun di kalangan ath-Thaaifah al-Manshuurah (Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah) yang berperang di atas kebenaran. Mereka semua bergabung untuk memerangi Dajjal, lalu beliau akan turun ketika iqamah sholat dikumandangkan dan beliau sholat di belakang seorang pemimpin dari kelompok tersebut.



Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang paling masyhur tentang tempat turunnya beliau, yaitu di atas menara putih bagian timur kota Damaskus, dan saya telah melihat pada sebagian kitab sesungguhnya dia akan turun di menara putih sebelah timur masjid jami Damaskus. Barangkali inilah pendapat yang lebih terpelihara… karena di Damaskus tidak dikenal ada sebuah menara di bagian timur selain menara yang ada di sisi masjid jami al-Umawi di Damaskus di sebelah timurnya. Inilah yang lebih tepat lagi cocok, karena dia akan turun ketika sholat didirikan, lalu pemimpin kaum muslimin akan berkata kepadanya, “Wahai Ruuhullaah! Majulah,” lalu dia berkata, “Engkau yang maju, karena sesungguhnya iqamat dikumandangkan untukmu.” Sementara pada sebagian riwayat: “Sebagian dari kalian adalah pemimpin bagi yang lain-nya, sebagai kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini.” [Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab Bayaanu Nuzuuli ‘Isa bin Maryam Hakiman bi Syarii’ati Nabiyyinaa Muhammadin J (II/193, Syarh an-Nawawi)]

Selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan bahwa pada zamannya, yaitu pada tahun 741 H, kaum muslimin memperbaharui menara dengan menggunakan batu putih. Ketika itu pembangunannya diambil dari harta kaum Nasrani yang telah membakar menara tersebut yang berada di tempat mereka, barangkali ini merupakan salah satu tanda kenabian yang tampak. Allah menakdirkan pembangunan menara ini dari harta orang-orang Nasrani agar Nabi Isa bin Maryam turun pada menara tersebut, untuk membunuh babi, menghancurkan salib, tidak menerima jizyah dari mereka, akan tetapi pilihannya adalah masuk Islam atau dibunuh, demikian pula orang-orang kafir dari ka-langan yang lainnya. (An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/144-145) tahqiq Dr. Thaha Zaini).



Dijelaskan dalam hadis an-Nawwas bin Sam’an yang panjang tentang keluarnya Dajjal kemudian turunnya Isa as, Nabi SAW bersabda:

“Apabila Allah telah mengutus al-Masih bin Maryam, dia akan turun di Menara putih sebelah timur Damaskus, dengan mengenakan dua pakaian yang dicelupkan wars dan ja’faran, meletakkan kedua telapak tangannya di sayap dua Malaikat.

Ketika dia menundukkan kepalanya, maka rambutnya akan turun, dan ketika dia mengangkatnya, maka akan berjatuhan darinya (keringat) bagaikan butiran mutiara, maka tidaklah seorang kafir mencium aroma nafasnya melainkan dia akan mati, dan aroma nafasnya sejauh mata memandang. Kemudian dia akan mencarinya -mencari Dajjal- hingga dia mendapatkannya di pintu Ludd, lalu membunuhnya.

Selanjutnya satu kaum yang Allah lindungi akan datang kepada Isa bin Maryam, lalu dia akan mengusap wajah mereka dan bercerita kepada mereka tentang derajat mereka di dalam Surga.” [Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/67-68, Syarh an-Nawawi)].

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2453 seconds (0.1#10.140)