Kisah Heroik Saifuddin Al-Qutuz Hancurkan Pasukan Mongol di Ain Jalut

Kamis, 29 Desember 2022 - 05:10 WIB
loading...
A A A
Pasukan kuda kaum muslim bergerak cepat merobek-robek barisan demi barisan tentara Mongol di garis belakang. Kondisi tidak terduga membuat musuh benar-benar tidak berdaya dan sangat menguntungkan pasukan Islam.

Pasukan Tartar di garis belakang sedang santai, karena mereka mengira pasukan mereka yang menyerang maju depan sukses menghajar musuh.
Sedangkan kenyataan yang mereka lihat yang datang kembali bukan rekan-rekan mereka, tetapi justru pasukan Islam yang menyerang tiba-tiba. Lalu kemana rekan-rekan mereka? Pikir mereka. Tak tahunya sudah babak belur.

Pertempuran Babak Kedua
Kisah Heroik Saifuddin Al-Qutuz Hancurkan Pasukan Mongol di Ain Jalut

Terjadilah pertempuran babak kedua yang jauh lebih sengit. Mari kita simak penuturan langsung dari salah satu saksi sejarah peperangan ini, Taqiyuddin Al Maqrizi rahimahullah: "Tatkala pasukan sudah saling bertemu dan saling mendesak, sayap pasukan muslim bergerak cepat merobohkan posisi lawan. Di tengah pertempuran, Sultan Al-Qutuz melepaskan helmnya dan melemparkannya ke tanah seraya berseru:

وا اسلا ماه

"Oh demi Islam!"

Beliau bersama pasukannya terus memberi perlawanan hebat ke arah musuh. Lalu Allah berkenan memberikan kemenangan kepadanya. Katbuga Noyan beserta beberapa panglima Mongol dan pemimpin Arab yang berpihak kepadanya tewas dalam pertempuran.

Pada pertempuran paruh kedua ini juga diceritakan, bahwa Al-Qutuz sempat terkena anak panah. Riwayat lain menyebutkan kudanya yang terkena hingga beliau jatuh. Ternyata pemanahnya adalah seorang anak muda yang tadinya ikut dalam satuan perang Tartar, setelah tertangkap ia dibebaskan, tapi justru kembali memihak Mongol. Ia pun akhirnya dibunuh oleh beberapa pasukan Al-Qutuz.

Dalam pertempuran itu, Sultan Al-Qutuz berteriak dengan sangat keras menggelorakan semangat pasukannya, seraya berdoa:

وا إسلاماه ثلاث مرات. يا الله، انصر عبدك قطز على التتار

"Oh demi Islam, oh demi Islam oh demi Islam. Ya Allah! Tolonglah hamba-Mu Qutuz dalam menghadapi Tartar."

Hancurnya pasukan Tartar di Ain Jalut ternyata bukanlah akhir dari pertempuran ini. Karena kekuatan mereka yang besar di berbagai wilayah kemudian mulai berdatangan dan menyusun pasukan baru di daerah Baisan.

Sebenarnya jumlah pasukan musuh yang dihadapi kaum muslim di Baisan lebih besar dari yang ada di Ainun Jalut. Tapi mereka bisa mengalahkan musuh dengan lebih mudah. Hal ini selain karena pertolongan Allah sebab keikhlasan mereka dalam berjihad, juga karena runtuhnya mitos bahwa Tartar tak mungkin dikalahkan.

Bertahun-tahun kaum muslimin disusupi rasa takut kepada kekejaman Mongol yang dikatakan sebagai tentara yang tak mungkin bisa dikalahkan. Para ulama munafik yang telah menjual agmanya dengan dunia telah lama mengembuskan pemahaman bahwa Tartar sebenarnya adalah hukuman Allah yang harus diterima dengan ikhlas oleh kaum muslimin dan tak mungkin untuk dilawan.

Bahkan sebagian pihak ada yang meyakini bahwa mereka ini adalah bangsa perusak Ya'juj Ma'juj yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Pertempuran dahsyat ini terjadi pada hari Jumat tanggal 25/26 Ramadhan Tahun 658 Hijriyah, mulai di waktu pagi buta hingga sore harinya.

Berita kekalahan Tartar baru tersebar luas pada hari Ahad. Ini karena tak satupun musuh yang berhasil melarikan diri untuk mengabarkan kekalahan mereka kepada rekan-rekannya di Damaskus dan wilayah mereka lainnya.

Begitu berita kekalahan Tartar ini tersiar, para pejabat boneka dan simpatisan Mongol melarikan diri karena takut ditangkap rakyatnya. Tapi sebagian mereka berhasil ditangkap dan disita hartanya.

Sultan Mudzafar Saifuddin Al-Qutuz rahimahullah lalu mengirimkan surat kepada kaum muslimin di Damaskus dan wilayah Islam lainnya untuk menyampaikan khabar gembira kemenangan di Ainun Jalut.

Di antara petikan kalimat dalam surat tersebut adalah:

وعسكر المسلمين مستوطنة في مواطنها، جاذبة عقبانها في وكور ظباها، رابضة آسادها في غيل أقناها، ما تزلزل لمؤمن قدم إلا و قَدَمَ إيمانه راسخة، ولا ثبتت لأحد حجة إلا و كانت الجمعة ناسخة، ولا عقدت برجمة ناقوس إلاّ و حلّها الأذان، ولا نطق كتاب إلا وأخر سه القرآن.

"Pasukan kaum Muslimin telah berhasil merebut wilayah yang telah mereka kuasai. Singa-singa kaum muslimin telah berhasil masuk ke sarang mereka dan menderum di sana. Bencana yang telah menimpa muslimin ini telah mengkokohkan iman mereka. Anggapan bahwa tentara Tartar kuat tak terkalahkan telah terhapus saat kedua pasukan bertemu. Suara lonceng telah tergantikan dengan lantunan adzan, hukum buatan mereka tak berlaku lagi dan berganti hukum Al-Qur'an."

Semoga Allah merahmati para pahlawan Islam, Singa dan pedang Allah dari Mesir, Saifuddin Al-Qutuz rahimahullah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)