Keberkahan Sayuran Labu : Disukai Rasulullah SAW dan Para Nabi
loading...
A
A
A
Sayuran labu termasuk salah satu sayuran yang disebut dalam Al-Qur'an. Sayuran labu disukai para nabi termasuk disukai oleh Rasulullah Shallalhu 'Alaihi wa Sallam. Bahkan, jika kurma disebut sebagai buah sunnah Rasulullah saat puasa, maka labu termasuk sayuran sunnah Rasulullah dalam menu sehari-hari.
Ummul Mukminin Aisyah pun pernah diperintahkan Rasulullah ketika memasak untuk menambahkan Labu yang lebih banyak karena dapat memperkuat jantung. Rasulullah memang bukan yang pertama di antara nabi yang memakan Labu dan menjelaskan manfaat kesehatannya. Dalam kitab-kitab hadis disebutkan bahwa Rasulullah begitu menyukai sayuran labu .
Misalkan hadis dari Anas bin Malik yang dinukil dari kitab Shahih AL-Bukhari.
Dari Anas bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mendatangi seorang penjahit yang pernah menjadi budaknya. Beliau lalu diberi buah labu. Lalu beliau memakannya. Aku senantiasa menyukai labu semenjak aku melihat beliau memakannya.” [HR, Bukhari).
Juga dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, ia mendengar Anas bin Malik berkata, ”Seorang tukang jahit mengundang Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam untuk menghadiri jamuan makan yang ia buat. Aku pergi bersama Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam memenuhi undangan tersebut. Penjahit itu lalu menyodorkan roti gandum dan kuah yang di dalamnya ada labu dan daging yang telah dikeringkan. Aku melihat Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam memilih-milih buah labu di dalam bejana tersebut. Setelah hari itu aku senantiasa menyukai buah labu.” (HR. Bukhari).
Kemudian dari Anas bin Malik ia berkata, ”Aku pernah melihat Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mencari-cari labu di dalam shahfah (piring besar), hingga aku pun menyukainya.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
Artinya: Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (QS. Ash Shaaffaat : 146)
Jadi Labu memang terbukti salah satu sayuran favorit Nabi Muhammad Shallalahu 'Alaihi wa Sallam. Jika ada labu di piring, maka Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam akan mengambilnya dibandingkan dengan makanan lain.
Abu Thalut pernah meriwayatkan bahwa: “Saya pernah bertemu Anas bin Malik r.a sedang makan labu dan berkata: ”Sesungguhnya kamu berasal dari pohon yang paling aku sukai, karena Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam sangat menyukaimu.” Dalam Al-Ghailaniyyat disebutkan sebuah hadis dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a yang menceritakan: “Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam pernah berkata kepadaku: Wahai Aisyah, jika kamu memasak makanan, perbanyaklah jumlah labu, memang labu dapat menyembuhkan kesedihan.”
Sementara, selain disukai Rasulullah, labu juga disukai para nabi Allah. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, diceritakan bahwa ketika Nabi Yunus 'Alaihi Sallam diselamatkan dan dikeluarkan oleh Allah dari perut ikan Nun, beliau terdampar di daerah tandus dan kelaparan. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menanam pohon untuknya yang disebut ‘Yaqthiin’. Para mufassirain menafsirkannya sebagai pohon labu.
Kisah ini disebutkan dalam al-Qurah Surah ash-Shaaffaat ayat 142-146. Mengapa labu? Allah SWT menanam pohon labu untuk Nabi Yunus karena kandungan Labu menjadi tempat perlindungan dan obat. Daun labu kuning yang banyak dan lebar sebagai pelindung Nabi Yunus dari panasnya terik matahari di pantai terbuka tanpa pepohonan. Daun labu tidak disukai lalat dan menjadi pelindung dari lalat dan gangguannya. Buahnya bisa dimakan mentah tanpa harus dimasak.
Sifatnya yang merayap di tanah dengan mudah dikutip oleh Nabi Yunus. Hal ini juga mudah dikunyah dan dicerna dan dapat memuaskan dahaga. Tidak perlu diminum setelah makan. Buah labu juga bisa menenangkan pikiran.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Jika dia (Yunus) tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, niscaya dia akan dilemparkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela, kemudian Tuhannya memilih dia dan menjadikannya termasuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qalam : 49-50).
Begitulah, labu merupakan salah satu contoh makanan halalan toyyiban yang disebutkan dalam hadits. Rasulullah pun juga menyukainya dan memakannya. Disebutkan dalam literatur makanan bergizi, bahwa labu kuning merupakan sayuran yang mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Secangkir labu dapat memenuhi kebutuhan vitamin A lebih dari 100 persen dan vitamin C sebesar 20 persen.
Labu juga mengandung vitamin E, riboflavin, potasium, tembaga dan mangan 10 persen dan thiamin, B6, folat, asam pantotenat, niasin, besi, magnesium dan fosfor sebanyak lima persen. Labu kuning kaya akan nutrisi seperti kalium, antioksidan dan vitamin. Nutrisi dalam satu cangkir labu kuning rebus tanpa garam antara lain 49 kalori, 1,76 gram protein, 0,17 gram lemak, 12 gram karbohidrat, 2,7 gram serat dan 5,1 gram gula.
Wallahu A'lam
Ummul Mukminin Aisyah pun pernah diperintahkan Rasulullah ketika memasak untuk menambahkan Labu yang lebih banyak karena dapat memperkuat jantung. Rasulullah memang bukan yang pertama di antara nabi yang memakan Labu dan menjelaskan manfaat kesehatannya. Dalam kitab-kitab hadis disebutkan bahwa Rasulullah begitu menyukai sayuran labu .
Misalkan hadis dari Anas bin Malik yang dinukil dari kitab Shahih AL-Bukhari.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى مَوْلًى لَهُ خَيَّاطًا فَأُتِيَ بِدُبَّاءٍ فَجَعَلَ يَأْكُلُهُ فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّهُ مُنْذُ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُهُ
Dari Anas bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mendatangi seorang penjahit yang pernah menjadi budaknya. Beliau lalu diberi buah labu. Lalu beliau memakannya. Aku senantiasa menyukai labu semenjak aku melihat beliau memakannya.” [HR, Bukhari).
Juga dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, ia mendengar Anas bin Malik berkata, ”Seorang tukang jahit mengundang Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam untuk menghadiri jamuan makan yang ia buat. Aku pergi bersama Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam memenuhi undangan tersebut. Penjahit itu lalu menyodorkan roti gandum dan kuah yang di dalamnya ada labu dan daging yang telah dikeringkan. Aku melihat Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam memilih-milih buah labu di dalam bejana tersebut. Setelah hari itu aku senantiasa menyukai buah labu.” (HR. Bukhari).
Kemudian dari Anas bin Malik ia berkata, ”Aku pernah melihat Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mencari-cari labu di dalam shahfah (piring besar), hingga aku pun menyukainya.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ
Artinya: Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (QS. Ash Shaaffaat : 146)
Jadi Labu memang terbukti salah satu sayuran favorit Nabi Muhammad Shallalahu 'Alaihi wa Sallam. Jika ada labu di piring, maka Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam akan mengambilnya dibandingkan dengan makanan lain.
Abu Thalut pernah meriwayatkan bahwa: “Saya pernah bertemu Anas bin Malik r.a sedang makan labu dan berkata: ”Sesungguhnya kamu berasal dari pohon yang paling aku sukai, karena Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam sangat menyukaimu.” Dalam Al-Ghailaniyyat disebutkan sebuah hadis dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a yang menceritakan: “Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam pernah berkata kepadaku: Wahai Aisyah, jika kamu memasak makanan, perbanyaklah jumlah labu, memang labu dapat menyembuhkan kesedihan.”
Sementara, selain disukai Rasulullah, labu juga disukai para nabi Allah. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, diceritakan bahwa ketika Nabi Yunus 'Alaihi Sallam diselamatkan dan dikeluarkan oleh Allah dari perut ikan Nun, beliau terdampar di daerah tandus dan kelaparan. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menanam pohon untuknya yang disebut ‘Yaqthiin’. Para mufassirain menafsirkannya sebagai pohon labu.
Kisah ini disebutkan dalam al-Qurah Surah ash-Shaaffaat ayat 142-146. Mengapa labu? Allah SWT menanam pohon labu untuk Nabi Yunus karena kandungan Labu menjadi tempat perlindungan dan obat. Daun labu kuning yang banyak dan lebar sebagai pelindung Nabi Yunus dari panasnya terik matahari di pantai terbuka tanpa pepohonan. Daun labu tidak disukai lalat dan menjadi pelindung dari lalat dan gangguannya. Buahnya bisa dimakan mentah tanpa harus dimasak.
Sifatnya yang merayap di tanah dengan mudah dikutip oleh Nabi Yunus. Hal ini juga mudah dikunyah dan dicerna dan dapat memuaskan dahaga. Tidak perlu diminum setelah makan. Buah labu juga bisa menenangkan pikiran.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur’an yang artinya:
لَوۡلَاۤ اَنۡ تَدٰرَكَهٗ نِعۡمَةٌ مِّنۡ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالۡعَرَآءِ وَهُوَ مَذۡمُوۡمٌ
فَاجۡتَبٰهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ
فَاجۡتَبٰهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ
“Jika dia (Yunus) tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, niscaya dia akan dilemparkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela, kemudian Tuhannya memilih dia dan menjadikannya termasuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qalam : 49-50).
Begitulah, labu merupakan salah satu contoh makanan halalan toyyiban yang disebutkan dalam hadits. Rasulullah pun juga menyukainya dan memakannya. Disebutkan dalam literatur makanan bergizi, bahwa labu kuning merupakan sayuran yang mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Secangkir labu dapat memenuhi kebutuhan vitamin A lebih dari 100 persen dan vitamin C sebesar 20 persen.
Labu juga mengandung vitamin E, riboflavin, potasium, tembaga dan mangan 10 persen dan thiamin, B6, folat, asam pantotenat, niasin, besi, magnesium dan fosfor sebanyak lima persen. Labu kuning kaya akan nutrisi seperti kalium, antioksidan dan vitamin. Nutrisi dalam satu cangkir labu kuning rebus tanpa garam antara lain 49 kalori, 1,76 gram protein, 0,17 gram lemak, 12 gram karbohidrat, 2,7 gram serat dan 5,1 gram gula.
Wallahu A'lam
(wid)