Sejarah Perang Khandaq: 3.000 Muslim Pukul Mundur 10.000 Pasukan Kafir
loading...
A
A
A
Kaum muslimin sadar keadaan sangat gawat. Rasulullah pun mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Dan tentu saja mereka semua setuju untuk bertahan dan mengangkat senjata, tetapi apa yang harus mereka lakukan untuk bertahan itu?
Pada saat yang genting tersebut tampil pria jangkung dan berambut lebat. Dialah Salman al-Farisi.
Dari keketinggian ia melayangkan pandangannya meninjau sekitar Madinah. Kota itu dikelilingi gunung dan bukit-bukit batu layaknya benteng. Hanya di sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan terbentang panjang, hingga dengan mudah akan dapat diserbu musuh untuk memasuki benteng pertahanan.
Di negerinya, Persia, Salman telah mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang. Begitu pun tentang siasat dan liku-likunya. Maka tampillah ia mengajukan suatu usul kepada Rasulullah, yaitu suatu rencana yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini.
Rencana itu berupa penggalian khandaq atau parit perlindungan sepanjang daerah terbuka.
Begitu menyaksikan parit terbentang di hadapannya, pasukan kafir Quraisy merasa terpukul. Hingga tidak kurang sebulan lamanya kekuatan mereka bagai terpaku di kemah-kemah karena tidak berdaya menerobos kota.
Dan akhirnya pada suatu malam Allah Ta’ala mengirim angin topan yang menerbangkan kemah-kemah dan memorak-porandakan tentara mereka. Abu Sufyan pun menyerukan kepada anak buahnya agar kembali pulang ke kampung mereka dalam keadaan kecewa dan berputus asa serta menderita kekalahan pahit.
Pada saat yang genting tersebut tampil pria jangkung dan berambut lebat. Dialah Salman al-Farisi.
Dari keketinggian ia melayangkan pandangannya meninjau sekitar Madinah. Kota itu dikelilingi gunung dan bukit-bukit batu layaknya benteng. Hanya di sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan terbentang panjang, hingga dengan mudah akan dapat diserbu musuh untuk memasuki benteng pertahanan.
Di negerinya, Persia, Salman telah mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang. Begitu pun tentang siasat dan liku-likunya. Maka tampillah ia mengajukan suatu usul kepada Rasulullah, yaitu suatu rencana yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini.
Rencana itu berupa penggalian khandaq atau parit perlindungan sepanjang daerah terbuka.
Begitu menyaksikan parit terbentang di hadapannya, pasukan kafir Quraisy merasa terpukul. Hingga tidak kurang sebulan lamanya kekuatan mereka bagai terpaku di kemah-kemah karena tidak berdaya menerobos kota.
Dan akhirnya pada suatu malam Allah Ta’ala mengirim angin topan yang menerbangkan kemah-kemah dan memorak-porandakan tentara mereka. Abu Sufyan pun menyerukan kepada anak buahnya agar kembali pulang ke kampung mereka dalam keadaan kecewa dan berputus asa serta menderita kekalahan pahit.
(mhy)