Ajaran Sayed Imam Ali Shah tentang Waktu, Tempat, dan Orang

Kamis, 12 Januari 2023 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Kemudian, Darwis itu tampil ke depan dan berkata:

"Burung Merak zaman ini, ikutlah bersamaku menemui penyanyi itu."

Para pejabat istana saling bertatapan. Beberapa dari mereka berpikir bahwa darwis itu memainkan suatu permainan berbahaya, dan sekarang ia sedang berjudi dalam hal membuat penyanyi itu mau tampil. Kalau ia berhasil, tentu sang raja akan memberinya hadiah. Tetapi, mereka ngeri membayangkan bila kemungkinan sebaliknya yang terjadi.

Tanpa menjawab, sang raja bangkit dan menyuruh dibawakan sepotong pakaian kumal. Raja itu mengenakannya, lalu bergegas mengkuti si darwis.

Raja yang menyamar dan pemandunya itu pun sampai di rumah penyanyi itu. Ketika pintu diketuk, terdengar Daud berseru, "Hari ini aku tak ingin menyanyi. Jadi, pergilah dan jangan ganggu kedamaianku."

Mendengar itu, si darwis duduk bersila di tanah, dan mulai menyanyi. Ia mendendangkan lagu Daud yang paling disukai orang, dan ia menyanyikan keseluruhan lagu itu, dari awal hingga akhir.



Sang raja, yang tidak biasa menilai nyanyian, sangat terpesona oleh lagu itu, dan perhatiannya teralihkan pada kemerduan suara darwis itu. Ia tidak tahu bahwa darwis itu sengaja menyanyikan lagu tersebut secara keliru agar muncul keinginan penyanyi itu untuk membetulkannya.

"Lagi, lagi, nyanyikan lagu itu lagi," pinta raja itu, "sebab belum pernah aku mendengar nyanyian semerdu itu."

Namun, saat itu Daud mulai menyanyi. Sejak nada pertama darwis itu dan sang raja dibuat terkesima, perhatian mereka terpaku kepada rangkaian nada yang mengalun tanpa cela dari pita suara Si Burung Bulbul dari Sahil.

Ketika Daud selesai menyanyi, sang raja memberikan hadiah berlimpah kepadanya. Kepada darwis itu, sang raja berkata, "Manusia bijaksana! Aku mengagumi caramu memancing Burung Bulbul itu menyanyi, dan aku akan dengan senang hati mengangkatmu menjadi penasihat di istanaku."

Tetapi, darwis itu menjawab, "Yang Mulia, engkau bisa mendengarkan lagu yang engkau kehendaki hanya jika ada seorang penyanyi, jika engkau ada saat ini, dan jika ada seorang yang membentuk saluran agar lagu itu bisa dinyanyikan. Sebagaimana halnya dengan penyanyi terbaik dan raja, demikian pula dengan darwis dan para pengikutnya. Waktu, tempat, orang, dan kecakapan."



Menuntut Pembuktian
Idries Shah menjelaskan benturan antara para Sufi dan pelajar biasanya tampak jelas dalam teori bahwa pemikiran-pemikiran Sufi hanya bisa dipelajari dalam kesesuaian dengan prinsip-prinsip tertentu; termasuk di antaranya waktu, tempat, dan orang.

Para sarjana menuntut pembuktian terhadap klaim-klaim Sufi dalam istilah-istilah mereka sendiri. Banyak kisah Sufi yang menggambarkan, seperti halnya kisah ini, bahwa para Sufi hanya menuntut kesempatan yang sama untuk memenuhi berbagai syarat yang diminta oleh para akademisi ataupun ilmuwan.

Idries Shah mengatakan kisah ini berasal dari ajaran Sayed Imam Ali Shah, yahg wafat pada tahun 1860 dan dimakamkan di Gurdaspur, India.

Guru dari tarekat Naqshbandi yang terkenal ini sering kali terganggu oleh para calon pengikut dari segala bangsa dan kepercayaan karena adanya fenomena 'psi' yang ganjil yang terus-menerus dikatakan tentang dirinya. Ada orang mengatakan bahwa ia datang kepada mereka lewat mimpi, menyampaikan kabar penting, bahwa ia terlihat di beberapa tempat pada saat bersamaan; bahwa apa pun yang dikatakannya ternyata mempunyai kegunaan tertentu bagi kepentingan teman bicaranya. Tetapi ketika mereka bertatap muka dengannya, orang-orang itu tak mendapati sesuatu yang sifatnya supranatural atau ganjil pada dirinya.

(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)