Kumpulan Artikel: Kisah Ibnu Taimiyah

Hari itu, tanggal 20 Dzulqaidah 728 H, setelah menderita sakit selama dua puluh hari, beliau menghadap Rabbnya sesuai dengan cita-citanya: mati membela kebenaran dalam penjara.

Sebagai penganut aliran salaf, beliau hanya percaya pada syariat dan aqidah serta dalil-dalilnya yang ditunjukkan oleh nash-nash. Karena nash tersebut merupakan wahyu yang berasal dari Allah Taala

Dalam perjalanan hidupnya, Ibnu Taimiyah juga terjun ke masyarakat menegakkan amar maruf dan nahi munkar. la tak mengambil sikap uzlah melihat merajalelanya kemaksiatan dan kemungkaran.

Ayahnya Syihabuddin bin Taymiyyah. Seorang Syaikh, hakim, khatib, alim dan wara. Kakeknya Majduddin Abui Birkan Abdussalam bin Abdullah bin Taymiyyah Al-Harrani.