Kumpulan Artikel: Nasib Sial

Tausyiah

Selasa, 10 Desember 2024 - 05:15 WIB

Merasa Diri Bernasib Sial, Apa Hukumnya dalam Islam?

Sebagian kaum bangsa Arab menganggap sial dengan baarih atau burungnya terbang ke kiri dan menganggap mujur dengan saa-ih yakni burungnya terbang ke kanan dan ada lagi yang berpendapat lain.

Tausyiah

Rabu, 07 Agustus 2024 - 13:11 WIB

Adakah Kesialan dan Buang Sial Menurut Islam?

Dalam keyakinan masyarakat kita, masih ada yang percaya akan kesialan. Sampai harus melakukan tradisi buang sial. Lantas adakah kesialan dan buang sial itu dalam Islam?

Hikmah

Rabu, 31 Juli 2024 - 11:21 WIB

Benarkah Bulan Safar Identik dengan Kesialan?

Benarkah bulan Safar adalah bulan kesialan atau selalu diindetikan dengan kesialan? Bagaimana dalam pandangan Islam tentang kesialan-kesialan ini?

Hikmah

Jum'at, 24 November 2023 - 11:30 WIB

Mengapa Merasa Bernasib Sial Sangat Dilarang dalam Islam? Begini Penjelasannya

Dalam Islam tidak mengenal nasib buruk atau nasib sial, bahkan merasa diri bernasib sial bisa masuk katagori syirik. Di dalam islam hal itu dinamakan at thatayyur

Hikmah

Selasa, 14 Maret 2023 - 14:30 WIB

Islam Melarang Perasaan Sial, Begini Penjelasannya

Islam sangat melarang atau tidak mengenal nasib sial/perasaan sial, bahkan merasa diri bernasib sial bisa masuk katagori syirik. Di dalam Islam hal itu dinamakan at thatayyur.

وَاِذَاۤ اَنۡعَمۡنَا عَلَى الۡاِنۡسَانِ اَعۡرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖ‌ۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوۡ دُعَآءٍ عَرِيۡضٍ

Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa.

(QS. Fussilat Ayat 51)

Hadits Pilihan

Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Amalah apakah yang paling utama?
Beliau menjawab: Shalat pada waktunya.
Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi?
Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua.
Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi?
Beliau menjawab: Berjuang pada jalan Allah.
Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau.

(HR. Bukhari No. 5513)

Terpopuler