QS. Al-Qasas Ayat 11

وَقَالَتۡ لِاُخۡتِهٖ قُصِّيۡهِ‌ۖ فَبَصُرَتۡ بِهٖ عَنۡ جُنُبٍ وَّهُمۡ لَا يَشۡعُرُوۡنَۙ
Wa qoolat li ukhtihii qussiihi fabasurat bihii 'an junubinw wahum laa yash'uruun
Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya.
Juz ke-20
Tafsir
Dan setelah hatinya mulai tenang dia yakni ibunya Musa berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dan carilah berita tentang apa yang terjadi pada dia yakni Musa, dengan cara menelusuri jejak perjalanannya sejak mula dihanyutkan.” Maka dia melaksanakan perintah ibunya, dan akhirnya kelihatan olehnya Musa dari jauh, sedang mereka yakni Fir’aun dan tentaranya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan anak yang dipungut itu dari kejauhan.
Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.

Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.

Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.

Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.

Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Qasas
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.
7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.

Ilmuwan yang Lahir di...
Ilmuwan yang Lahir di Masa Daulah Mamalik: Dari Ibnu Khaldun sampai Ibnu Taimiyah

Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.

Ini Mengapa Surat Al-Maun...
Ini Mengapa Surat Al-Ma'un Melegenda di Kalangan Muhammadiyah

Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.