QS. Asy-Syu'ara' Ayat 52

وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰى مُوۡسٰٓى اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِىۡۤ اِنَّكُمۡ مُّتَّبَعُوۡنَ‏ 
Wa awhainaaa ilaa Muusaaa an asri bi'ibaadiii innakum muttaba'uun
Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, "Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar."
Juz ke-19
Tafsir
Walaupun Fir’aun telah kalah dalam pertarungan, tapi tetap saja dia angkuh dan sombong, dan bahkan terus menindas Bani Israil di Mesir. Nabi Musa terus berdakwah beberapa tahun lamanya. Sampai pada puncaknya, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk keluar dari tanah Mesir menuju ke negeri yang dijanjikan yaitu di baitul Maqdis. Dan Kami wahyukan serta Kami perintahkan kepada Musa, “Pergilah pada malam hari dengan membawa serta hamba-hamba-Ku, yaitu Bani Israil, keluar dari tanah Mesir, agar mereka lepas dari kezaliman raja Fir’aun, sebab pasti kamu akan dikejar. Jika kamu keluar pada malam hari, kamu akan sampai di tepi laut pada pagi harinya. Mereka yang mengejar di pagi hari tidak akan mampu mengejarmu, karena saat itu kamu sudah berada di laut." Mendengar Nabi Musa dan Bani Israil keluar dari Mesir, Fir’aun memerintahkan kaumnya untuk mengejar Nabi Musa dan Bani Israil.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mewahyukan kepada Musa supaya pergi bersama Bani Israil meninggalkan Mesir pada malam hari. Allah juga mengabarkan bahwa ketika Fir'aun mendengar berita ini, dia dan tentaranya pasti akan menyusul dan memaksa mereka untuk kembali menjadi budak-budak yang melayani keinginan dan kebutuhan mereka. Kepergian orang-orang Bani Israil akan memberi kerugian besar bagi mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Sejarah dan Asal Mula...
Sejarah dan Asal Mula Perayaan Idulfitri

Sejarah dan asal mula perayaan Idulfitri penting diketahui umat Muslim. Dan ternyata Idulfitri ini sangat berkaitan dengan Ramadan dan perang Badar. Begini penjelasannya:

Bulan Syawal, Julukan...
Bulan Syawal, Julukan dan Amalan yang Dianjurkan

Karena keistimewaan dan keutamaannya, bulan Syawal ternyata memiliki beragam nama dan julukan. Nama atau julukan apa saja? Serta amalan apa saja yang dianjurkan?

Hikmah Idulfitri : Kembali...
Hikmah Idulfitri : Kembali ke Fitrah dan Istiqamah Memegang Teguh Ajaran Islam

Umat Islam merayakan momen Idulfitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan dan saatnya kembali ke Fitrah. Apa sebenarnya makna Fitrah?

Hikmah Melewati Jalan...
Hikmah Melewati Jalan Berbeda setelah Melaksanakan Salat Ied

Salah satu amalan sunnah ketika salat Idulfitri yaitu berangkat dan pulang melewati jalan berbeda. Berikut hikmah disunnahkannya menempuh jalan berbeda saat salat Id.

7 Adab Merayakan Idulfitri,...
7 Adab Merayakan Idulfitri, dari Mandi Sunnah hingga Tunjukkan Kebahagiaan

Hari raya Idulfitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas)