QS. Asy-Syu'ara' Ayat 76

اَنۡـتُمۡ وَاٰبَآؤُكُمُ الۡاَقۡدَمُوۡنَ ​ۖ ‏
Antum wa aabaaa'ukumul aqdamuun
kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?
Juz ke-19
Tafsir
Kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?" Nabi Ibrahim lantas memperlihatkan sikapnya yang tegas dan bernada permusuhan, karena dalam hal keimanan dan ibadah tidak ada kompromi dengan siapa pun.
Dalam ayat ini, beliau menegaskan bahwa mereka atau para leluhurnya adalah manusia-manusia yang tidak mau mempergunakan pikiran. Sebab ternyata patung-patung yang dipuja itu tidak dapat mendengar, apalagi memahami apa yang diminta kepadanya. Lebih dari itu, patung-patung itu tidak bisa mendatangkan manfaat atau menolak bahaya. Fungsinya semata-mata barang ciptaan manusia belaka yang tidak seyogyanya dijadikan sebagai sesembahan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.