Jelang Berbuka, Nikmati Fashion Sore

Senin, 13 Juli 2015 - 17:04 WIB
Jelang Berbuka, Nikmati Fashion Sore
Jelang Berbuka, Nikmati Fashion Sore
A A A
Alunan musik Islami mengalun dan mengiringi lenggak-lenggok para model, yang kala itu membawakan koleksi busana muslim dalam rangkaian acara Tickles Spekta Ramadhan 1436 Hijriah.

Dengan langkah yang anggun nan gemulai, satu persatu menampilkan beragam koleksi desainer asal Yogyakarta.

Salah satunya desainer Joko Margono, pria yang kerap mengeluarkan koleksi busana casual maupun ready to wear yang menarik itu, kali ini tampil berbeda dengan koleksi busana muslim yang panjang dan serba tertutup.

Hal itu tidak lepas dari momen bulan Ramadan maupun Lebaran saat ini. Dan berbeda dengan desainer busana muslim kebanyakan yang lebih usung warna-warna cerah dan soft, Joko justru menampilkan koleksi dengan warna-warna gelap.

“Temanya bohemian, yang aku combine (kombinasikan) dengan warna-warna gelap di bagian atasannya. Siluet (busana yang diusung) lebar dan (ada kesan) melayang. Tampil anggun dengan kerudung turban (sebagai pelengkap hijab),” ujar Joko kepada wartawan, Senin (13/7/2015).

Tidak jauh berbeda dengan koleksi yang digeber sebelumnya, desainer-desainer yang tergabung dalam Moslem Fashion Designer of Jogja (MODA) tetap konsisten mengusung model busana muslim dan hijab yang simpel.

Dan banyak diwarnai warna-warna pastel yang kalem pada Lebaran kali ini. Ke-22 desainer ini menyebutnya dalam Pastel Goes Religious. Atau warna pastel untuk momen religius di bulan Ramadan dan Lebaran.

“Kalau dari warna pastel kembali ke alam, misal putih nggak banget tapi lebih natural seperti putih pasir, terus. Kenapa warna pastel, karena baju Lebaran dan Ramadan cenderung dipakai dari pagi sampai malam. Dengan aktivitas yang padat, butuh busana yang bisa akomodir itu,” jelas Lima Luthfi Majid, salah satu desainer MODA.

Perihal cutting-an busana, pria yang lebih menggeluti busana muslim pria ini mengatakan, lebih mengusung model cutting-an yang simpel, loose atau longgar, dengan sedikit detail maupun lace, dan lebih banyak bermain dalam kombinasi warna. Semacam busana gamis tapi lebih ke model abaya.

Untuk hijab cenderung lebih sederhana, tidak seperti model hijab sebelumnya yang banyak mengusung aneka bentuk dan bertumpuk, sehingga lebih capek dan ribet ketika memakainya. Namun, pada esensinya tetap menutup aurat dengan jilbab syar'i yang longgar dan besar.

Sementara itu, Event Project Agiel Kananta mengatakan, lewat acara tersebut dirinya ingin mengajak para fashion designer seperti MODA, Bella Sara, dan Joko Margono untuk turut menunjukkan beragam karyanya dalam kegiatan yang dikemas lewat fashion sore tersebut.

Di sisi lain, ide kreatif dengan konsep simple yang diadakan selama dua hari tersebut, juga mengajak serta Tickles Café maupun komunitas arisan Angels Community Jogja untuk bersama-sama melakukan aksi sosial bertajuk Sayang Tukang Becak. Selain itu juga digelar acara talkshow Hijab Style Up-date bersama Moda dan Muslimah Ambasador Yogya.

Sejumlah santunan berupa nasi boks dan paket sembako, baju batik, serta bantuan uang pun diberikan kepada 20 tukang becak yang biasa bertugas di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo. Kegiatan juga dimeriahkan dengan lomba Busana Muslim Aku dan Ayah/Ibu. Sebuah acara yang seru, dengan melihat kekompakan dan kreatifitas si anak dan Ayah/Ibu berjalan di runway dengan mengenakan busana muslim. Juga ada Hijab Photo Hunt yang bisa diikuti 30 fotografer.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2530 seconds (0.1#10.140)