Bola
A
A
A
Indah banget baca kisah (Zinedine) Zidane, kapten elegan Prancis, yang saya ga bisa lupakan aksinya saat piala dunia: pergi haji.
Hampir setiap lihat santri main bola, berdoa, "Ya Allah, mudah-mudahan santri-santri saya ada yang jadi jagoan sepak bola dunia masa depan ..."
Atau jadi manager, pelatih, dan bahkan pemilik klub sepakbola dunia sekalian. Dream, pray, action. Semuanya ya harus ada unsur ini.
Keren kan, kalau lihat pemain bola dunia, menjadi inspirasi dunia, dari sisi the beauty of Islam-nya, akhlaknya, Qur’annya ...
Bagaimana Franck Ribery, (Mezut) Ozil, (Nicolas) Anelka, yang sekadar berdoa menengadahkan tangan ke langit saja, sudah menjadi dakwah ...
Indah banget baca kisah Zidane, kapten elegan Perancis, yang saya ga bisa lupakan aksinya saat piala dunia: pergi haji.
Anelka memilih Uni Emirat Arab, sebagai tempat berkariernya, sebab sederhana, pengen anak-anaknya menjadi muslim. Subhaanallaah...
Di dream, udah. Di pray, saya ajak anak santri berdoa begitu. Dan action-nya juga kudu ada. Beberapa langkah sudah dirintis.
Jauh panggang dari api. Tapi kalau dream, pray, dan action-nya ada, Kun Fayakuun. Pemain Korea aja bisa, masa iya sih anak-anak kita engga?
Siapa hayo pemain Korea yang menjadi pahlawan di dunia sepak bola Inggris? Klubnya apa?
Malam, dini hari, jelang laga Piala Dunia 2030 sekian, yang bertempat di Inggris, sekelompok pemain bola memasuki lapangan...
Belasan ribu fansnya sudah ada di sana. Lampu tidak terang seperti biasa. Temaram. Tapi sinar rembulan begitu kuat...
Ada yang aneh. Apa yang aneh? Sebab mereka ga duduk di kursi, tapi sudah duduk berbaris, bershaf-shaf.
Rupanya mereka sudah dalam keadaan berwudhu, dan standby untuk shalat malam! Siapa imamnya? Imamnya jagoan mereka. Striker top dunia!
Nah, coba dream story ini terusin yaaa.... Versi masing-masing...
(Tulisan ini terdapat di dalam buku pentalogi yang berjudul #Dream) Sumber : www.pppa.or.id
Hampir setiap lihat santri main bola, berdoa, "Ya Allah, mudah-mudahan santri-santri saya ada yang jadi jagoan sepak bola dunia masa depan ..."
Atau jadi manager, pelatih, dan bahkan pemilik klub sepakbola dunia sekalian. Dream, pray, action. Semuanya ya harus ada unsur ini.
Keren kan, kalau lihat pemain bola dunia, menjadi inspirasi dunia, dari sisi the beauty of Islam-nya, akhlaknya, Qur’annya ...
Bagaimana Franck Ribery, (Mezut) Ozil, (Nicolas) Anelka, yang sekadar berdoa menengadahkan tangan ke langit saja, sudah menjadi dakwah ...
Indah banget baca kisah Zidane, kapten elegan Perancis, yang saya ga bisa lupakan aksinya saat piala dunia: pergi haji.
Anelka memilih Uni Emirat Arab, sebagai tempat berkariernya, sebab sederhana, pengen anak-anaknya menjadi muslim. Subhaanallaah...
Di dream, udah. Di pray, saya ajak anak santri berdoa begitu. Dan action-nya juga kudu ada. Beberapa langkah sudah dirintis.
Jauh panggang dari api. Tapi kalau dream, pray, dan action-nya ada, Kun Fayakuun. Pemain Korea aja bisa, masa iya sih anak-anak kita engga?
Siapa hayo pemain Korea yang menjadi pahlawan di dunia sepak bola Inggris? Klubnya apa?
Malam, dini hari, jelang laga Piala Dunia 2030 sekian, yang bertempat di Inggris, sekelompok pemain bola memasuki lapangan...
Belasan ribu fansnya sudah ada di sana. Lampu tidak terang seperti biasa. Temaram. Tapi sinar rembulan begitu kuat...
Ada yang aneh. Apa yang aneh? Sebab mereka ga duduk di kursi, tapi sudah duduk berbaris, bershaf-shaf.
Rupanya mereka sudah dalam keadaan berwudhu, dan standby untuk shalat malam! Siapa imamnya? Imamnya jagoan mereka. Striker top dunia!
Nah, coba dream story ini terusin yaaa.... Versi masing-masing...
(Tulisan ini terdapat di dalam buku pentalogi yang berjudul #Dream) Sumber : www.pppa.or.id
(bbk)