40 Sunnah Nabi di Bulan Ramadhan (Bagian 3)
A
A
A
Al-Habib Segaf bin Ali Alaydrus dalam kitabnya “Ithaful Ikhwan” menyebutkan ada 40 sunnah-sunnah di bulan Ramadhan. Berikut lanjutan rangkumannya:
11. Memberi Makanan Berbuka Bagi yang Berpuasa.
Sahabat Zaid bin Khalid al Juhani RA meriwayatkan sabda Nabi SAW: “Siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya.” (HR Turmudzi dan Nasai)Para sahabat pernah bertanya, tidak semua dari kita mampu memberikan makanan untuk orang yang berpuasa. Maka Nabi SAW bersabda: “Allah memberikan pahala ini bagi orang yang menyediakan makanan berbuka untuk orang yang berpuasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air atau sehisap susu.” (HR Ibnu Khuzaimah). [ Baca Juga: Baca Juga: 40 Sunnah di Bulan Ramadhan, Nomor 10 Jangan Abaikan! (Bagian 2]
13. Menghidupkan Malam Ramadhan dengan Ibadah
Disunahkan menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah, yaitu dengan shalat Tarawih dan Witir. Ini adalah ibadah yang sangat agung pahalanya dan termasuk salah satu dari syiar (symbol) dari syiar-syiar Ramadhan.
Rasulullah SAW selalu menganjurkan para sahabatnya untuk salat di malam Ramadhan. Beliau SAW bersabda: “Siapa yang salat (tarawih) di bulan Ramadhan karena dasar iman dan mengharapkan pahala maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku sunahkan bagi kalian salatnya (Tarawih). Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melaksanakan salatnya karena iman dan mengharapkan pahala maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ketika ibunya melahirkannya.” (HR An-Nasai)
14. Membaca Alquran
Disunnahkan untuk memperbanyak membaca Alquran di sepanjang Ramadhan yang mulia ini. Sebab, Ramadhan adalah bulan Aquran. Hendaknya ia dapat mengkhatakamkan Quran di dalam bulan ini beberapa kali sebagaimana yang dilakukan para salaf.
Imam Manshur bin Zadan RA adalah satu Tabiin yang ahli ibadah mengkhatamkan Quran dua kali lebih di waktu antara Maghrib dan Isya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dengan sanad shahih bahwa Imam Mujahid RA mengkhataman Quran di bulan Ramadhan di antara Maghrib dan Isya. Begitulah sebagaimana dituliskan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi.
15. Tadabbur Quran dan Tartil dalam Membacanya
Merenungi makna Alquran dan membacanya dengan tartil adalah sunnah Nabi. Maksud dari membaca Quran adalah untuk merenungi maknanya dan mengambil pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Allah SWT berfirman: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.“ (QS Shaad: 29)
Ibnu Abbas RA mengatakan: “Membaca satu surat dengan tartil lebih aku sukai daripada membaca seluruh Quran tanpa tartil.”
Imam Mujahid RA pernah ditanya mengenai dua orang lelaki. Yang pertama membaca surat Al-Baqarah dan “Ali Imran. Sedangkan yang satu hanya membaca Al-Baqarah saja. Waktu membacanya sama, rukuk keduanya sama, sujud keduanya sama, duduk keduanya sama. Maka beliau mengatakan, “Yang membaca Al Baqarah saja itu yang lebih utama.”
11. Memberi Makanan Berbuka Bagi yang Berpuasa.
Sahabat Zaid bin Khalid al Juhani RA meriwayatkan sabda Nabi SAW: “Siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya.” (HR Turmudzi dan Nasai)Para sahabat pernah bertanya, tidak semua dari kita mampu memberikan makanan untuk orang yang berpuasa. Maka Nabi SAW bersabda: “Allah memberikan pahala ini bagi orang yang menyediakan makanan berbuka untuk orang yang berpuasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air atau sehisap susu.” (HR Ibnu Khuzaimah). [ Baca Juga: Baca Juga: 40 Sunnah di Bulan Ramadhan, Nomor 10 Jangan Abaikan! (Bagian 2]
13. Menghidupkan Malam Ramadhan dengan Ibadah
Disunahkan menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah, yaitu dengan shalat Tarawih dan Witir. Ini adalah ibadah yang sangat agung pahalanya dan termasuk salah satu dari syiar (symbol) dari syiar-syiar Ramadhan.
Rasulullah SAW selalu menganjurkan para sahabatnya untuk salat di malam Ramadhan. Beliau SAW bersabda: “Siapa yang salat (tarawih) di bulan Ramadhan karena dasar iman dan mengharapkan pahala maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku sunahkan bagi kalian salatnya (Tarawih). Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melaksanakan salatnya karena iman dan mengharapkan pahala maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ketika ibunya melahirkannya.” (HR An-Nasai)
14. Membaca Alquran
Disunnahkan untuk memperbanyak membaca Alquran di sepanjang Ramadhan yang mulia ini. Sebab, Ramadhan adalah bulan Aquran. Hendaknya ia dapat mengkhatakamkan Quran di dalam bulan ini beberapa kali sebagaimana yang dilakukan para salaf.
Imam Manshur bin Zadan RA adalah satu Tabiin yang ahli ibadah mengkhatamkan Quran dua kali lebih di waktu antara Maghrib dan Isya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dengan sanad shahih bahwa Imam Mujahid RA mengkhataman Quran di bulan Ramadhan di antara Maghrib dan Isya. Begitulah sebagaimana dituliskan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi.
15. Tadabbur Quran dan Tartil dalam Membacanya
Merenungi makna Alquran dan membacanya dengan tartil adalah sunnah Nabi. Maksud dari membaca Quran adalah untuk merenungi maknanya dan mengambil pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Allah SWT berfirman: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.“ (QS Shaad: 29)
Ibnu Abbas RA mengatakan: “Membaca satu surat dengan tartil lebih aku sukai daripada membaca seluruh Quran tanpa tartil.”
Imam Mujahid RA pernah ditanya mengenai dua orang lelaki. Yang pertama membaca surat Al-Baqarah dan “Ali Imran. Sedangkan yang satu hanya membaca Al-Baqarah saja. Waktu membacanya sama, rukuk keduanya sama, sujud keduanya sama, duduk keduanya sama. Maka beliau mengatakan, “Yang membaca Al Baqarah saja itu yang lebih utama.”
(rhs)