Menjadi Inspirasi Kebaikan
A
A
A
Komaruddin Hidayat
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
BEGITU banyak jalan kebaikan dan sesungguhnya setiap orang bisa melakukannya kalau saja mau. Rasulullah bersabda, setiap dirimu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Memimpin yang paling efektif adalah dengan memberi keteladanan. Dengan kata lain, pemimpin hendaknya menjadi penggerak dan inspirator bagi anak buahnya untuk berbuat kebaikan dan kemajuan.
Fitrah manusia itu senantiasa ingin berbuat kebajikan. Oleh karenanya, berbuat kebajikan selalu mendatangkan banyak manfaat dan melegakan hati, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan, bisa menjadi stimulus dan inspirasi bagi orang lain.
Rasulullah bersabda, siapa yang menunjukkan jalan kebajikan, maka baginya pahala sebesar pahala orang yang melaksanakannya. Jadi, jangan segan-segan dan membuang kesempatan di manapun berada untuk berbuat kebajikan karena bisa jadi orang lain akan mengikutimu.
Begitu banyak ayat Alquran yang menegaskan agar kita tidak melewatkan waktu dan umur untuk mengisinya dengan hal-hal positif. Setiap saat kita dituntut membuat penilaian, keputusan, dan menyikapi apa yang kita jumpai di sekeliling. Artinya setiap saat sesungguhnya kita memiliki peluang untuk berpikir, berbicara, dan berbuat kebaikan.
Masing-masing memiliki modal waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari-semalam. Tak ada bedanya, apakah seseorang itu termasuk kaya atau miskin, sehat atau sakit, semuanya memiliki jatah waktu yang sama. Oleh karenanya, Alquran mengingatkan, jika seseorang tidak mengisi waktunya dengan iman dan amal saleh, maka sungguh merugi dia.
Entah dalam skala besar atau kecil, setiap komunitas akan melahirkan bentuk piramid, akan muncul sosok pemimpin, dan pengikut. Pada umumnya, mayoritas pengikut akan mengikuti apa kata dan tindakan pemimpinnya.
Lagi-lagi, cara memimpin yang baik adalah dengan memberi contoh baik. Seorang anak kecil pun akan meniru bahasa dan tradisi orang tuanya, termasuk makanannya. Begitu pun pada tingkat lebih besar, peran seorang pemimpin adalah sebagai role model bagi rakyat. Sebagai inspirator.
Kecenderungan masyarakat pada umumnya lebih senang meniru, mengikuti elite pemimpinnya ketimbang berpikir kreatif. Meniru itu lebih mudah. Sifat inilah kemudian dengan cerdas dimanfaatkan oleh dunia periklanan. Kaum industriawan-kapitalis secara gencar memengaruhi masyarakat yang jadi konsumennya dengan cara membuat iklan promosi menawan.
Alquran menganjurkan agar seorang mukmin, terutama ulamanya, menjadi inspirator kebajikan bagi yang lain. Inspirator kebajikan setidaknya selalu menjaga sikap dan pribadinya demi kebaikan dirinya dan lingkungannya.
Berbuat baik itu tidak pernah ada ruginya, pasti selalu mendatangkan manfaat bagi siapa saja. Dalam hal ini, Nabi pernah bersabda, siapa pun yang memberi contoh dan menunjukkan jalan kebaikan, maka baginya akan memperoleh pahala sebesar pahala orang yang menjalankannya.
Setiap zaman dan setiap lingkungan selalu memerlukan tokoh penggerak dan inspirator kebajikan. Ibarat menara lampu, tokoh semacam itu akan menerangi jalan-jalan kehidupan dan mengusir kegelapan. Dalam sejarah adalah para Nabi dan Rasul Tuhan yang selalu tegak berdiri menyalakan cahaya kebenaran dan kebajikan bagi umatnya agar terhindar dari jalan sesat.
Alhamdulillah, cahaya kenabian dan kerasulan itu masih terpelihara dan menyala sampai hari ini. Tak ada sosok raja dan politisi atau bahkan negarawan sekali pun yang mampu menandingi pengaruh para Rasul Tuhan dalam menegakkan kebenaran dan kebajikan.
Tugas kita adalah menjaga dan meneruskan cahaya serta energi kebajikan itu. Sesungguhnya setiap diri orang yang beriman adalah penerus dan pewaris para nabi. Yaitu pembawa pesan ilahi untuk mensyukuri anugerah umur dan kehidupan dengan memperbanyak amal kebajikan, menjaga persahabatan, dan menciptakan kesejahteraan agar dinikmati oleh sesama.
Anugerah Allah demikian melimpah di muka bumi ini. Kalaupun terjadi kelaparan dan kerusuhan, itu bukan pesan ilahi dan bukan ajaran para Rasul Tuhan. Karena semua Rasul Tuhan mengulang-ulang pesan yang sama, “Assalamualaikum,” semoga damai dan sejahteralah kalian semua wahai manusia.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
BEGITU banyak jalan kebaikan dan sesungguhnya setiap orang bisa melakukannya kalau saja mau. Rasulullah bersabda, setiap dirimu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Memimpin yang paling efektif adalah dengan memberi keteladanan. Dengan kata lain, pemimpin hendaknya menjadi penggerak dan inspirator bagi anak buahnya untuk berbuat kebaikan dan kemajuan.
Fitrah manusia itu senantiasa ingin berbuat kebajikan. Oleh karenanya, berbuat kebajikan selalu mendatangkan banyak manfaat dan melegakan hati, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan, bisa menjadi stimulus dan inspirasi bagi orang lain.
Rasulullah bersabda, siapa yang menunjukkan jalan kebajikan, maka baginya pahala sebesar pahala orang yang melaksanakannya. Jadi, jangan segan-segan dan membuang kesempatan di manapun berada untuk berbuat kebajikan karena bisa jadi orang lain akan mengikutimu.
Begitu banyak ayat Alquran yang menegaskan agar kita tidak melewatkan waktu dan umur untuk mengisinya dengan hal-hal positif. Setiap saat kita dituntut membuat penilaian, keputusan, dan menyikapi apa yang kita jumpai di sekeliling. Artinya setiap saat sesungguhnya kita memiliki peluang untuk berpikir, berbicara, dan berbuat kebaikan.
Masing-masing memiliki modal waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari-semalam. Tak ada bedanya, apakah seseorang itu termasuk kaya atau miskin, sehat atau sakit, semuanya memiliki jatah waktu yang sama. Oleh karenanya, Alquran mengingatkan, jika seseorang tidak mengisi waktunya dengan iman dan amal saleh, maka sungguh merugi dia.
Entah dalam skala besar atau kecil, setiap komunitas akan melahirkan bentuk piramid, akan muncul sosok pemimpin, dan pengikut. Pada umumnya, mayoritas pengikut akan mengikuti apa kata dan tindakan pemimpinnya.
Lagi-lagi, cara memimpin yang baik adalah dengan memberi contoh baik. Seorang anak kecil pun akan meniru bahasa dan tradisi orang tuanya, termasuk makanannya. Begitu pun pada tingkat lebih besar, peran seorang pemimpin adalah sebagai role model bagi rakyat. Sebagai inspirator.
Kecenderungan masyarakat pada umumnya lebih senang meniru, mengikuti elite pemimpinnya ketimbang berpikir kreatif. Meniru itu lebih mudah. Sifat inilah kemudian dengan cerdas dimanfaatkan oleh dunia periklanan. Kaum industriawan-kapitalis secara gencar memengaruhi masyarakat yang jadi konsumennya dengan cara membuat iklan promosi menawan.
Alquran menganjurkan agar seorang mukmin, terutama ulamanya, menjadi inspirator kebajikan bagi yang lain. Inspirator kebajikan setidaknya selalu menjaga sikap dan pribadinya demi kebaikan dirinya dan lingkungannya.
Berbuat baik itu tidak pernah ada ruginya, pasti selalu mendatangkan manfaat bagi siapa saja. Dalam hal ini, Nabi pernah bersabda, siapa pun yang memberi contoh dan menunjukkan jalan kebaikan, maka baginya akan memperoleh pahala sebesar pahala orang yang menjalankannya.
Setiap zaman dan setiap lingkungan selalu memerlukan tokoh penggerak dan inspirator kebajikan. Ibarat menara lampu, tokoh semacam itu akan menerangi jalan-jalan kehidupan dan mengusir kegelapan. Dalam sejarah adalah para Nabi dan Rasul Tuhan yang selalu tegak berdiri menyalakan cahaya kebenaran dan kebajikan bagi umatnya agar terhindar dari jalan sesat.
Alhamdulillah, cahaya kenabian dan kerasulan itu masih terpelihara dan menyala sampai hari ini. Tak ada sosok raja dan politisi atau bahkan negarawan sekali pun yang mampu menandingi pengaruh para Rasul Tuhan dalam menegakkan kebenaran dan kebajikan.
Tugas kita adalah menjaga dan meneruskan cahaya serta energi kebajikan itu. Sesungguhnya setiap diri orang yang beriman adalah penerus dan pewaris para nabi. Yaitu pembawa pesan ilahi untuk mensyukuri anugerah umur dan kehidupan dengan memperbanyak amal kebajikan, menjaga persahabatan, dan menciptakan kesejahteraan agar dinikmati oleh sesama.
Anugerah Allah demikian melimpah di muka bumi ini. Kalaupun terjadi kelaparan dan kerusuhan, itu bukan pesan ilahi dan bukan ajaran para Rasul Tuhan. Karena semua Rasul Tuhan mengulang-ulang pesan yang sama, “Assalamualaikum,” semoga damai dan sejahteralah kalian semua wahai manusia.
(poe)