Diam itu Ibadah, Tapi Sedikit yang Melakukannya

Selasa, 22 Mei 2018 - 16:53 WIB
Diam itu Ibadah, Tapi Sedikit yang Melakukannya
Diam itu Ibadah, Tapi Sedikit yang Melakukannya
A A A
Dalam Kitab Nashaihul 'Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa salat adalah tiang agama, tetapi diam itu lebih utama. Sedekah dapat memadamkan murka Allah, tetapi diam itu lebih utama, Puasa adalah perisai dari siksa neraka, tetapi diam itu lebih utama. Jihad itu puncaknya agama, tetapi diam itu lebih utama.”

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Ad-Dailami). Maksud diam di sini adalah diam dari sesuatu yang tidak bermanfaat, baik dalam urusan agama maupun dunia, dan diam dari membalas omongan orang yang mencemooh kita.

Diam yang seperti ini termasuk ibadah yang paling tinggi. Sebab kebanyakan kesalahan itu timbul dari lisan. Adapun jika seseorang diam karena dia sendirian tanpa adanya orang lain yang memotivasinya untuk diam, maka diamnya bukan ibadah.

Rasulullah SAW juga bersabda: “Diam itu adalah perasaan bagi orang alim dan selimut bagi orang bodoh.” (HR Abu Syaikh dari Muharriz)

“Diam itu adalah akhlak yang paling utama. Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang melakukannya. ” (HR. Dailami dari Ibnu ‘Umar)

Karena itu ada syair yang mengatakan, “Wahai orang yang banyak bicara tanpa guna, kekanglah mulutmu. Sungguh kamu terlalu banyak bicara ke sana dan ke mari. Sungguh kamu telah banyak berperan dalam keburukan. Mulai sekarang diamlah jika kamu ingin menjadi baik.

Rasulullah SAW bersabda: “Jihad yang paling utama adalah memerangi hawa nafsu karena Allah.” (HR. Ad-Dailami)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2591 seconds (0.1#10.140)