Inilah Pesan Rasulullah SAW Sebelum Memasuki Ramadan
A
A
A
Saat ini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan tak lama lagi kita akan menyambut datangnya bulan suci yang agung, yaitu Ramadan. Sejak awal Sya'ban, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menganjurkan ummatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan 'tamu mulia' bernama Ramadan dengan memperbanyak ibadah, terutama ibadah puasa sunnah.
Hal ini untuk persiapan mental sekaligus fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan itu. Pada saat-saat menanti Ramadan, para sahabat ibarat calon pengantin yang merindukan hari pernikahannya. Tak kaum muslimin yang bersedih hati, sebaliknya mereka bersuka cita dan bergembira, antusias menyambut Ramadan.
Merupakan tradisi di masa Rasulullah SAW, saat akhir Sya'ban para sahabat berkumpul di masjid untuk mendengar pesan Rasulullah untuk menyambut Ramadan. "Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Allah memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan salat khusus (tarawih) di malam hari...." demikian sabda Nabi.
Itulah kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ketika berada di penghujung bulan Sya'ban. Maka dengan sunnah Nabi itu, umat Islam dianjurkan mengucapkan tahniah, memohon maaf, dan meminta nasihat menjelang Ramadan.
Apabila jaraknya jauh, bisa ditempuh melalui telepon, kartu pos, atau dengan cara-cara lain yang memungkinkan pesan itu sampai ke tujuan. seperti misalkan mengirim mengirimkan kartu Ramadhan atau kiriman melalui sosial media.
Khutbah Rasulullah SAW Menjelang Ramadan
Dari Salman Al-Farisi RA berkata: Rasulullah SAW berkhutbah di Akhir bulan Sya'ban (Riwayat Ibnu Huzaimah):"Wahai manusia, sunguh telah datang kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan. Bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan salat (tarawih) di malamnya sebagai sunah.
“Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.
“Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga. Bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah”.
"Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.”
Para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka."
“Rasulullah menjawab: "Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu".
"Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka ."
"Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah SWT akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. "
"Perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka."
"Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (Haudh) dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga."
Hadis di atas adalah khutbah Rasulullah di hari terakhir bulan Sya'ban untuk menyambut Ramadhan. Hadis ini riwayatnya lemah, namun teriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadis-hadis shahih. Maka hakikatnya meskipun hadis ini dinilai lemah, namun ini merupakan perpaduan dari hadis-hadis shahih yang terpecah dan merangkum kesemuanya.
Hal ini untuk persiapan mental sekaligus fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan itu. Pada saat-saat menanti Ramadan, para sahabat ibarat calon pengantin yang merindukan hari pernikahannya. Tak kaum muslimin yang bersedih hati, sebaliknya mereka bersuka cita dan bergembira, antusias menyambut Ramadan.
Merupakan tradisi di masa Rasulullah SAW, saat akhir Sya'ban para sahabat berkumpul di masjid untuk mendengar pesan Rasulullah untuk menyambut Ramadan. "Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Allah memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan salat khusus (tarawih) di malam hari...." demikian sabda Nabi.
Itulah kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ketika berada di penghujung bulan Sya'ban. Maka dengan sunnah Nabi itu, umat Islam dianjurkan mengucapkan tahniah, memohon maaf, dan meminta nasihat menjelang Ramadan.
Apabila jaraknya jauh, bisa ditempuh melalui telepon, kartu pos, atau dengan cara-cara lain yang memungkinkan pesan itu sampai ke tujuan. seperti misalkan mengirim mengirimkan kartu Ramadhan atau kiriman melalui sosial media.
Khutbah Rasulullah SAW Menjelang Ramadan
Dari Salman Al-Farisi RA berkata: Rasulullah SAW berkhutbah di Akhir bulan Sya'ban (Riwayat Ibnu Huzaimah):"Wahai manusia, sunguh telah datang kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan. Bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan salat (tarawih) di malamnya sebagai sunah.
“Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.
“Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga. Bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah”.
"Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.”
Para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka."
“Rasulullah menjawab: "Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu".
"Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka ."
"Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah SWT akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. "
"Perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka."
"Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (Haudh) dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga."
Hadis di atas adalah khutbah Rasulullah di hari terakhir bulan Sya'ban untuk menyambut Ramadhan. Hadis ini riwayatnya lemah, namun teriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadis-hadis shahih. Maka hakikatnya meskipun hadis ini dinilai lemah, namun ini merupakan perpaduan dari hadis-hadis shahih yang terpecah dan merangkum kesemuanya.
(rhs)