Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar
A
A
A
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat didambakan semua umat muslim di dunia. Karena keutamaan malam itu, banyak di antara umat Islam melakukan i'tikaf (berdiam diri di masjid) demi mendapatkannya.
Nanti malam, Ramadhan akan memasuki malam ke-27 yang diyakini sebagian umat muslim sebagai turunnya Lailatul Qadar. Apa sebenarnya Lailatul Qadar itu dan bagaimana tanda atau ciri orang yang mendapatkanya?
Cendekiawan muslim yang juga mantan Menteri Agama Prof Muhammad Quraish Shihab memberi penjelasan mengenai Lailatul Qadar ini dalam buku populernya berjudul 'M Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui'.
Menurut Quraish Shihab, Lailatul Qadar adalah malam yang amat mulia. Manusia tidak dapat membayangkan betapa mulianya malam itu. Karena itu, Alqur'an mendahulukan ungkapan wa ma adrakal dan apakah yang menjadikan engkau siapa pun engkau mengetahui apakah Lailatul Qadar? yakni Engkau -siapa pun engkau- tidak mampu mengetahui dan menjangkau keseluruhan betapa hebat dan mulianya malam itu.
Kata-kata yang digunakan manusia tidak dapat melukiskannya dan nalarnya pun sukar menjangkaunya. Namun demikian, ini bukan berarti bahwa malam mulia itu dapat 'ditemui' atau menemui seseorang selain Rasulullah SAW. (Baca Juga: Cara Meraih Lailatul Qadar)
Sebab kalau demikian, mengapa Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mempersiapkan diri menyambutnya dengan memperbanyak i'tikaf dan ibadah, khususnya pada malam-malam ganjil setelah 20 hari Ramadhan.
Prof Quraish Shihab menjelaskan, memang boleh jadi ada yang mengaku atau salah paham sehingga menduga telah mendapatkan malam mulia itu. Banyak riwayat yang diperselisihkan ke-shahih-annya, menyangkut tanda-tanda kehadiran malam itu.
Kata Quraish Shihab, tanda yang paling jelas adalah sikap dan prilaku keseharian yang bersangkutan. Lailatul dilukiskan sebagai salam kedamaian sampai terbitnya fajar. Dan ini menjadikan hati seseorang yang mendapatkannya selalu damai dan tenteram sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin.
"Dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepda teguh dan sombong kepada tahu diri," jelas ulama yang merupakan zurriyah Nabi SAW itu.
Pada malam Lailatul Qadar para Malaikat turun. Dan ini menjadikan seseorang yang mendapatkannya selalu mengarah kepada kebaikan karena adanya bimbingan Malaikat. Itulah alamat yang dapat dijadikan bukti pertemuan dengan Lailatul Qadar. Demikian, Wallahu a'lam.
Nanti malam, Ramadhan akan memasuki malam ke-27 yang diyakini sebagian umat muslim sebagai turunnya Lailatul Qadar. Apa sebenarnya Lailatul Qadar itu dan bagaimana tanda atau ciri orang yang mendapatkanya?
Cendekiawan muslim yang juga mantan Menteri Agama Prof Muhammad Quraish Shihab memberi penjelasan mengenai Lailatul Qadar ini dalam buku populernya berjudul 'M Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui'.
Menurut Quraish Shihab, Lailatul Qadar adalah malam yang amat mulia. Manusia tidak dapat membayangkan betapa mulianya malam itu. Karena itu, Alqur'an mendahulukan ungkapan wa ma adrakal dan apakah yang menjadikan engkau siapa pun engkau mengetahui apakah Lailatul Qadar? yakni Engkau -siapa pun engkau- tidak mampu mengetahui dan menjangkau keseluruhan betapa hebat dan mulianya malam itu.
Kata-kata yang digunakan manusia tidak dapat melukiskannya dan nalarnya pun sukar menjangkaunya. Namun demikian, ini bukan berarti bahwa malam mulia itu dapat 'ditemui' atau menemui seseorang selain Rasulullah SAW. (Baca Juga: Cara Meraih Lailatul Qadar)
Sebab kalau demikian, mengapa Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mempersiapkan diri menyambutnya dengan memperbanyak i'tikaf dan ibadah, khususnya pada malam-malam ganjil setelah 20 hari Ramadhan.
Prof Quraish Shihab menjelaskan, memang boleh jadi ada yang mengaku atau salah paham sehingga menduga telah mendapatkan malam mulia itu. Banyak riwayat yang diperselisihkan ke-shahih-annya, menyangkut tanda-tanda kehadiran malam itu.
Kata Quraish Shihab, tanda yang paling jelas adalah sikap dan prilaku keseharian yang bersangkutan. Lailatul dilukiskan sebagai salam kedamaian sampai terbitnya fajar. Dan ini menjadikan hati seseorang yang mendapatkannya selalu damai dan tenteram sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin.
"Dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepda teguh dan sombong kepada tahu diri," jelas ulama yang merupakan zurriyah Nabi SAW itu.
Pada malam Lailatul Qadar para Malaikat turun. Dan ini menjadikan seseorang yang mendapatkannya selalu mengarah kepada kebaikan karena adanya bimbingan Malaikat. Itulah alamat yang dapat dijadikan bukti pertemuan dengan Lailatul Qadar. Demikian, Wallahu a'lam.
(rhs)