Rasulullah Jatuh Pingsan Mendengar Keadaan Neraka dan Penghuninya (1)

Rabu, 23 Oktober 2019 - 19:02 WIB
Rasulullah Jatuh Pingsan Mendengar Keadaan Neraka dan Penghuninya (1)
Rasulullah Jatuh Pingsan Mendengar Keadaan Neraka dan Penghuninya (1)
A A A
Mendengar kata neraka (An-Naar) pasti yang terbayang di pikiran kita adalah api yang sangat panas. Secara bahasa, An-Naar berarti api. Keadaan neraka adalah kebalikannya Surga yang penuh dengan kenikmatan.

Di surga tak ada derita dan kesusahan, maka sebaliknya neraka menjadi seburuk-buruk tempat dan penderitaan. Penyiksaan demi penyiksaan dialami penghuninya hingga tak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya neraka tersebut.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) sendiri pernah jatuh pingsan ketika mendengar penjelasan Jibril tentang neraka dan penghuninya. Berikut kisahnya seperti diulas Abu Laits As-Samarqandi dalam Kitab Tanbihul Ghafilin (peringatan bagi orang-orang lalai).

Dikisahkan, Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepada Malaikat Jibril: "Ya Jibril, jelaskan kepadaku sifat jahannam?"

Jibril menjawab: "Ya, ketika Allah Ta'ala menjadikan jahannam maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun hingga putih. Kemudian 1000 tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, baranya tidak pernah padam. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andai terbuka sebesar lubang jarum niscaya api itu akan membakar seluruh penduduk bumi karena panasnya.

Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andai satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan matilah penduduk bumi karena panas dan baranya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu gelang rantai yang disebut Allah dalam Alqur'an itu diletakkan di atas bukit niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh.

Demi Allah yang mengutusmu dengan hak, andai seorang di ujung barat tersiksa niscaya akan terbakarlah orang-orang yang berada di timur karena panasnya. Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah dan pakaiannya potongan api. Api neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagian tertentu dari kaum laki-laki dan perempuan."

Rasulullah SAW Jatuh Pingsan
Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi kepada Jibril: "Siapakah penduduk masing-masing pintu itu?"

Jibril menjawab: "Pintu terbawah (pertama) bernama Alhawiyah untuk orang-orang munafik, orang-orang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa AS serta keluarga Fir'aun. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim. Pintu ketiga tempat orang-orang shobi'in bernama Saqar. Pintu keempat tempat Iblis laknatullah dan pengikutnya dari kaum Majusi bernama Ladha. Pintu kelima orang Yahudi bernama Huthomah. Pintu keenam tempat orang-orang Nasrani bernama Sa'ie."

Kemudian Jibril diam sejenak segan untuk meneruskan penjelasaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga Nabi SAW pun bertanya: "Mengapa engkau tidak terangkan penduduk pintu ketujuh?"

Jibril pun menjawab: "Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari umatmu yang sampai matinya belum sempat bertaubat."

Mendengar itu, Nabi Muhammad SAW jatuh pingsan sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuan Jibril sehingga kembali sadar. Ketika sadar, Nabi Muhammad bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sedihku, apakah ada seorang dari umatku yang akan masuk neraka?" Jawab Jibril: "Ya, yaitu orang yang memiliki dosa besar dari umatmu."

Kemudian Nabi menangis, Jibril juga ikut menangis. Lalu Nabi Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk salat, kemudian masuk kembali dan tidak berbicara dengan orang dan apabila salat selalu menangis dan memohon kepada Allah.

Pada hari ketiga datanglah sahabat terbaik Abu Bakar RA ke rumah Beliau sembari mengucapkan: "Assalamu'alaikum yang Ahla baiti rahmah. Apakah bisa bertemu Rasulullah SAW?" Maka tidak ada yang menjawabnya, sehingga ia menepi untuk menangis.

Kemudian Umar Bin Khattab datang sembari mengucapkan: "Assalamu'alaikum Ya ahla baiti rahmah, apakah bisa bertemu Rasulullah SAW?" Dan ketika tidak mendapat jawaban dia pun menepi dan menangis.

Lalu datanglah Salman Al-Farisi dan berdiri di depan pintu sambil mengucapkan: "Assalamu'alaikum Ya ahla baiti rahmah, apakah bisa bertemu dengan Junjunganku Rasulullah?" Dan ketika tidak mendapat jawaban, dia menangis jatuh dan kemudian bangun sehingga sampai ke rumah Fatimah RA (putri Rasulullah SAW) dan depan pintunya mengucapkan: "Assalamu'alaikum hai puteri Rasulullah,"

Kebetulan saat itu Ali RA tidak berada di rumah, lalu bertanya: "Wahai puteri Rasulullah, sesungguhnya Rasulullah telah beberapa hari tidak keluar kecuali untuk salat saja dan tidak berkata apa-apa kepada orang dan juga tidak mengizinkan orang-orang bertemu dengannya."

Maka segeralah Fatimah RA memakai baju panjang dan pergi sehingga beliau sampai ke depan pintu rumah Rasulullah dan memberi salam: "Saya Fatimah, Ya Rasulullah." Ketika itu Rasulullah sedang bersujud sambil menangis. Kemudian, Rasulullah mengangkat kepalanya dan bertanya: 'Mengapakah kesayanganku?"

Setelah pintu dibuka maka Fatimah masuk ke dalam rumah Rasulullah. Ketika melihat Rasulullah menangis, Fatimah pun ikut menangis karena melihat Rasulullah pucat karena banyak menangis dan sedih. Kemudian Fatimah bertanya: "Ya Rasulullah, apakah yang menimpamu?"

Rasulullah SAW menjawab: "Jibril datang kepadaku dan menerangkan sifat-sifat neraka jahannam dan menerangkan bahwa bagian paling atas dari semua tingkatan itu untuk umatku yang berbuat dosa besar, maka itulah yang menyebabkan aku menangis dan berduka cita."

Fatimah bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimana mereka bisa masuk?" Jawab Rasulullah: "Digiring oleh Malaikat ke neraka, tanpa dihitamkan mukanya juga tidak biru mata mereka dan tidak ditutup pula mulut mereka. Bahkan tidak dibelenggu atau dirantai."

"Lalu bagaimana cara Malaikat menuntun mereka?" tanya Fatimah.

Rasulullah menjawab: "Adapun kaum lelaki ditarik jenggotnya, sedangkan kaum perempuan ditarik rambutnya. Maka banyak dari orang-orang tua dari umatku yang mengeluh ketika di seret ke neraka: 'Alangkah tua dan lemahku', demikian juga yang muda mengeluh: 'Wahai kemudaanku dan bagus rupaku. Sedangkan kaum perempuan mengeluh: 'Wahai alangkah maluku sehingga dibawa Malaikat Malik.'

Ketika dilihat Malaikat Malik, lalau bertanya: "Siapakah mereka itu, maka tidak pernah saya dapatkan orang yang akan disiksa seperti orang-orang ini, wajah mereka tidak hitam, matanya tidak biru, mulut mereka juga tidak tertutup dan tidak juga diikat bersama setannya, dan tidak dibelenggu atau dirantai leher mereka?

Para Malaikat Zabaniyah menjawab: "Demikianlah kami diperintahkan membawa orang-orang ini kepadamu sedemikian rupa."

Lalu ditanya oleh Malaikat Malik: "Siapakah wahai orang-orang yang celaka?"

Dalam riwayat lain disebutkan, ketika mereka digiring oleh Malaikat Malik selalu memanggil: "Wa Muhammad." Tetapi setelah melihat wajah Malaikat Malik, mereka lupa nama Rasulullah SAW karena seramnya Malaikat Malik. Na'udzubillahi min dzalik, semoga Allah melindungi kita dari siksa api neraka. (Bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3109 seconds (0.1#10.140)