Inilah Pahala Membantu Saudara Menikah

Selasa, 29 Oktober 2019 - 16:05 WIB
Inilah Pahala Membantu Saudara Menikah
Inilah Pahala Membantu Saudara Menikah
A A A
Dalam Kitab Al-Mukhtar Minal Anwar fii Shuhbatil Akhyar karya Imam Asy-Sya'rani disebutkan salah satu hak persaudaraan adalah membantu saudara yang ingin menikah.

Pengasuh dan Pengajar Ponpes Al-Fachriyah Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan mengajak umat muslim agar membantu saudara atau sahabat yang ingin menikah. Apa yang bisa kita bantu, maka bantu. Apabila ada saudara meminta untuk dicarikan jodoh, maka bantulah. Pahalanya sangat besar.

"Orang yang membantu saudaranya untuk menikah, lebih utama di sisi Allah daripada orang yang membantu untuk jihad di jalan Allah," kata Habib Ahmad ketika mengisi pengajian rouhah di Jakarta beberapa waktu lalu.

Membantu orang menikah adalah salah satu ibadah paling afdhal. Sebab, jika bukan karena pernikahan tidak akan ada mujahid dan tidak akan ada yang menyembah Allah.

Menikah sebenarnya mudah, tetapi satu hal yang perlu diketahui adalah jangan memaksakan diri ketika hendak menikah. Tidak memaksakan diri untuk membuat pesta yang besar atau pihak perempuan menuntut banyak hal sebelum pernikahan.

"Inilah yang membuat orang tidak segera menikah, yakni karena banyak sekali tuntutan," kata Habib Ahmad sembari mengingatkan salah satu hadits Nabi.

Rasulullah SAW pernah bersabda tentang perempuan: "Yang paling berkah dari perempuan adalah yang paling ringan maharnya."

Jika dari awal perempuan sudah menuntut mahar besar, maka jangan pilih perempuan seperti itu. Jika belum menikah saja sudah menuntut mahar besar, maka tidak akan berkah. Perhatikan sabda Rasulullah SAW, "Yang paling berkah adalah yang paling ringan maharnya."

Walaupun perempuan juga punya hak. Namun, Rasulullah SAW sudah mengatakan demikian. Rasulullah SAW ketika menikah pestanya adalah dengan senampan makanan dari gandum dan beliau hidangkan untuk para sahabat.

Tapi lihat, adakah rumah tangga yang lebih berkah dari rumah tangga Rasulullah SAW? Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidatuna Sofiyyah, pestanya di tengah jalan. Pulang dari peperangan Nabi SAW dari Khaibar, pagi-pagi setelah malam pengantin, Rasulullah SAW memberikan makanan kepada sahabatnya untuk dimakan.

"Sayyidatuna Sofiyyah didandanin di perjalanan. Tidak macam-macam, oleh karenanya menikah itu sebenarnya mudah," terang Habib yang juga murid Ulama besar Yaman, Habib Umar bin Hafidz .

Suatu kali ada seseorang datang kepada Rasulullah SAW meminta agar dinikahkan, tetapi dia tidak punya apapun. Kebetulan ada seorang perempuan pula yang tidak punya jodoh dan ingin dinikahkan oleh Rasulullah SAW.

Maka Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, "Apa yang kau punya sekarang?" lelaki itu menjawab, "Saya tidak punya apapun ya Rasulullah. Hanya baju ini."

Rasulullah SAW bersabda, "Kalau engkau jadikan baju yang engkau kenakan itu sebagai mahar, maka baju apa yang akan engkau pakai?" Nabi terdiam dan kemudian bertanya, "Apakah engkau punya hafalan Alquran?" Lelaki ini jawab, "Iya, aku punya hafalan Alquran."

Maka Rasulullah menikahkan dengan mahar hafalan Alqurannya tersebut. Itu maharnya, sederhana. Dengan cara itu saja orang bisa menikah. Hanya saja orang sekarang ini terlalu membuat susah karena adat istiadat. Membuat pesta besar, kemudian pulang dengan menanggung utang yang sangat besar.

Kalaupun tidak berutang, maka sayang sekali jika uang itu hanya untuk pesta. Padahal dengan uang itu mungkin kedua mempelai dapat membangun rumah untuk keluarga yang mereka bina. Mudah-mudahan Allah memberikan kita jodoh yang bagus. Allahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5935 seconds (0.1#10.140)