5 Fadhillah Mengingat Mati

Jum'at, 20 Desember 2019 - 15:01 WIB
5 Fadhillah Mengingat Mati
5 Fadhillah Mengingat Mati
A A A
Setiap orang pasti menemui kematian. Kematian disebut haadzim atau pemutus kelezatan dunia. Dalam Al-Qur'an , Allah Ta'ala mengingatkan orang-orang beriman agar wafat dalam keadaan Islam. Maka hendaklah bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.

Rasulullah SAW juga bersabda agar umatnya memperbanyak mengingat mati. "Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan". (HR. An-Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Pimpinan Pondok Pesantren As-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun menyampaikan beberapa fadhillah (keutamaan) mengingat mati. Beliau menukil beberapa hadis di antaranya:

Dari Ibnu 'Umar, ia berkata, "Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Yang paling baik akhlaknya." "Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?", ia kembali bertanya. Beliau bersabda, "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas." (HR. Ibnu Majah No. 4259).

Kita juga dapat mengambil pelajaran dari ayat,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al Mulk: 2).

Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa As-Sudi berkata mengenai ayat ini, yang dimaksud orang yang paling baik amalnya adalah yang paling banyak mengingat kematian dan yang yang paling baik persiapannya menjelang kematian. Ia pun amat khawatir menghadapinya.

5 Keutamaan Mengingat Mati

1. Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri, dengan mengingatnya saja seseorang telah mendapatkan ganjaran karena inilah yang diperintahkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW.

2. Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu' dalam salat. Nabi SAW bersabda, "Ingatlah kematian dalam salatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbagus salatnya. Salatlah seperti salat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan salat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya)." (HR. Ad Dailami )

3. Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah. Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya di dunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.

4. Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya. Nabi SAW bersabda, "Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat)." (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi)

5. Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zalim. Allah Ta'ala berfirman, "Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan." (QS. Al Muthoffifin: 4). Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zaolim dengan berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zalim seperti itu.

Semoga kita semua diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Allahu A'lam Bisshowab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5491 seconds (0.1#10.140)