Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat

Rabu, 19 Februari 2020 - 05:15 WIB
Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat
Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat
A A A
Yaumul Qiyamah ( Hari Kiamat ) adalah hari yang sangat dahsyat dan sulit dibayangkan oleh akal manusia. Peristiwa itu menjadi hari yang sulit karena tidak ada manusia yang bisa lari darinya.

Dahsyatnya hari Kiamat telah diceritakan oleh Al-Qur'an di antaranya Surah Al-Waqi'ah, Al-Qiyamah, Al-Qari'ah. Pada hari itu semua amal ditampakkan dan dihisab oleh Allah Ta'ala. Bagaimana keadaan umat Islam pada hari Kiamat? Berikut paparan Ustaz Hendi Rustandi dalam kajiannya di Masjid Ar-Rahman, Cikokol, Tangerang.

Ustaz Hendi menceritakan keadaan hari Kiamat yang bersumber dari Kitab "Tanbihul Ghafilin". Pada hari Kiamat ada orang yang akan menerima catatan amalnya, ada yang di tangan kanan, ada yang di tangan kiri lalu dihisab satu per satu, tidak ada yang tertukar.

Kemudian masuk ke Yaumil Mizan (timbangan amal), di situlah manusia akan diputuskan apakah celaka atau selamat. Jika timbangan keburukannya lebih banyak akan digiring Malaikat ke dalam neraka, sebaliknya jika timbangan kebaikannya lebih banyak maka ia akan digiring ke surga. (Baca Juga: 17 Dosa Besar yang Harus Diketahui oleh Umat Islam)

Setiap orang akan dikeluarkan dari dirinya 99 bundelan (lembaran). Setiap bundelan selebar pandangan mata memandang. Isi bundelan itu adalah catatan-catatan dosa. Kemudian 99 bundelan itu ditimbang di sebelah kiri untuk dibandingkan dengan amal kebaikan kita. Kemudian dikeluarkanlah 1 catatan kecil seujung jari. Catatan di kertas itu berisi kalimat Thoyyibah:

لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱلله ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

Kemudian ditaruhlah catatan itu di sebelah kanan, maka beratlah timbangan kebaikannya mengalahkan 99 bundelan dosa yang dilakukan seseorang. "Kalau kita ngukur kebaikan, amal saleh kita berat kayaknya kalau mau jadi ahli surga. Makanya orang yang mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah" sekali saja akan masuk surga," terang Ustaz Hendi.

Ustaz Hendi menjelaskan, ada orang yang selamanya di neraka, yaitu orang-orang kafir yang tidak pernah mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah". Adapun orang yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW terakhir dari neraka adalah orang yang pernah mengucap kalimat "Laa Ilaaha Illallaah" meski hanya sekali.

Syafa'at Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) tidak akan mau masuk surga sebelum umatnya masuk surga. Ketika Rasulullah SAW sampai di pintu neraka bertemu Malaikat Malik, Beliau berkata masihkah ada umatku di neraka?

Sampai akhirnya Malaikat Malik meminta izin kepada Allah untuk mencari umat Rasulullah SAW. Ketika dicek oleh Malaikat Malik ternyata ada 1 orang sedang disiksa oleh Allah dan kata Malaikat Malik "Hei Fulan, kamu bebas. Itu terjadi karena Syafa'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam."

Orang ini bingung sampai menghardik Malaikat Malik. "Jangan meledek saya, saya ini orang yang sudah divonis oleh Allah masuk neraka selama-lamanya, kok bisa bebas?"

"Malaikat menjawab, "Betul, hari ini engkau bebas harus keluar dari neraka." Siapa yang menjamin saya keluar dari neraka sementara amal saya tak ada, di dunia gak pernah melakukan kebaikan?" jawabnya.

"Wahai Fulan, ketahuilah hari ini engkau bebas dan yang menjaminmu adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam," kata Malaikat.

Kemudian orang itu tersadar. Dia akhirnya percaya bahwa Nabi Muhammad telah memberinya syafaat, meskipun dia tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nabinya.

Maka keluarlah orang itu dituntun oleh Malaikat Malik dan disambut oleh Rasulullah SAW. Orang inilah yang terakhir masuk surga. Setelah umat Rasulullah SAW masuk ke dalam surga, kemudian Beliau SAW masuk surga. Begitulah hebatnya syafaat Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Setelah umat Rasulullah SAW semua masuk surga baru diikuti umat-umat sebelumnya.

Allah Ta'ala berfirman:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap kehadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." (QS. Ibrahim : 48)

Manusia akan menghadap ke satu arah menuju Allah. Bagaimana keadaan umatku Hari Kiamat? Ini yang dipikirkan Rasulullah SAW , bukan keluarga, bukan sahabatnya, tapi umatnya. Malaikat Jibril berkata mereka semua akan berada di bumi yang putih yang belum ada orang berbuat dosa.

Setiap Malaikat berdoa: "Ya Rabb, kami tidak memohon kepadamu melainkan atas keselamatan diriku." Begitulah Malaikat berdoa atas kekacauan di Yaumil Qiyamah. Gunung-gunung saat itu seperti bulu yang berhamburan. Nanti pada Hari Kiamat, neraka akan digaungkan sekali sehingga para Malaikat berpegangan pada 'Arsy.

Neraka Jahannam berkata: "Demi kebesaran-Mu aku akan menyiksa orang yang telah memakan rezeki-Mu dan dia tidak mau menyembah kepada-Mu."

Ketika Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril, apakah yang dimaksud bulu dihambur-hamburkan? Itu sama seperti neraka digaungkan sekali. Tidak ada orang yang bisa selamat kecuali memiliki surat izin (amalan kalimat Thoyyibah).

Malaikat Jibril mengatakan, "Wahai Muhammad, terimalah berita gembira bahwa umatmu sudah memiliki surat izin di Yaumul Qiyamah dan akan selamat dari neraka Jahannam. Surat izin yang dimaksud adalah Kalimat Thayyibah. Orang yang pernah mengucapkan kalimat Thayyibah akan selamat.
لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱلله

Itulah kalimat orang yang telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.

Allah Ta'ala tidak akan pernah menyiksa dengan keras orang yang mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah". Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah 'Laa Ilaaha Illallaah', maka dia akan masuk surga." (HR. Abu Daud)

Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (7) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (8)

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah: 7-8) (Baca Juga: Inilah Amalan yang Pertama Kali Dihisab di Hari Kiamat)

Wallahu A'lam Bish-showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3117 seconds (0.1#10.140)